Suatu hari gw sama adik gw berpikir untuk serius mencari uang lewat skill yang kami punya. Dia freelancer sambil menjaga ibu kami yang sempat struk. Gw ibu rumah tangga yang nyambil nerima pesanan lukisan pensil.
Kami menyadari ortu kami makin tua dan suatu saat membutuhkan dukungan finansial. Walaupun bapak kami masih aktif bekerja, suatu saat pasti tetap perlu pensiun.
Kakak kami punya bisnis yang lumayan menghasilkan yg kadang dkung keuangan ortu tapi kami sadar ga boleh bergantung pada kk kami saja.
Minimal kami perlu punya penghasilan jg yg bisa membackup keuangan ortu suatu saat nanti.
Tapi ternyata membangun usaha ga semudah itu. Kadang energi sudah habis duluan dengan kegiatan sehari-hari.
Klau fokus menggambar, gw bs lupa waktu dan ninggalin banyak kerjaan rumah. 😅 Jadinya ngerasa bersalah. Perasaan yg sm setiap saya menerima pesanan lukisan pensil.
Tapi cita2 ini ga mau dikubur. Jadi, walaupun kemajuannya seperti merayap, gw mengusahakan cita-cita ini tetap jadi.
Kalau Tuhan berkenan, pintu lebar akan dibukakan pada waktuNya.
0 Comments