Review buku Manage Your Day-To-Day |
Beli buku fisik originalnya di
Tahun 2021 akan menjadi tahun ke 3 Lasma Works berjalan. Antara saya ga nyangka bisa sampai sejauh ini dan juga berasa, "Oh ternyata baru 3 tahun" saking sudah banyak yang digambar, dilihat dari frekuensi saya menggambar sebelumnya (ada orang yang menggambar lebih sering dan lebih banyak).
Dalam perjalanannya, saya punya mimpi yang diam-diam dan malu-malu saya bangun di depan Tuhan dan saya sadar diri, gaya hidup saya yang saya jalankan selama ini ga akan bisa membawa saya ke sana. Ya gitulah, bangun sekenanya, tidur sekenanya, makan sekenya, olahraga sekenanya, lakukan tanggung jawab kalau mood aja dan lebih banyak maraton drakor atau scrolling twitter (sambil marah-marah sama pemerintah)
Ya, bagaimana mau maju ya kalau gaya hidup saya tiap hari (ga tiap hari, tapi sebagian besar) saya jalankan kayak di atas.
Tapi mimpi terbesar saya yang menggerakkan saya sangat kuat pada perubahan adalah gimana nanti si bocah mengingat saya. Bekal apa yang akan saya wariskan? Omongan doang atau benar-benar teladan?
Saya ga bisa bilang ke bocah "Kamu lakulan A, lakukan B," memberi nasehat tak terbatas kayak cell di excel tapi saya sendiri ga melakukannya. Bullsh** kan jadinya. Bahkan saya akan jijik sama diri sendiri.
Akhirnya, saya pikir, saya harus mendidik diri saya sendiri dulu supaya saya bisa mencapai mimpi malu-malu saya dan jadi teladan buat si bocah.
Sayangnya, hambatan pertama saya soal membagi prioritas, waktu dan tanggung jawab adalah cara berpikir saya yang tidak terstruktur. Berantakan. Melompat-lompat tanpa track yang jelas. Kenapa bisa kayak gitu? Karena tidak terlatih. Sejak kecil saya lebih banyak dikomando daripada melakukan sesuatu dengan kesadaran sendiri.
Karena itu, saya perlu tahu apa yang harus saya lakukan dengan waktu, tenaga dan ruang saya yang terbatas. Antara mengurus keluarga, mengurus rumah, pendidikan si bocah, usaha dan mengurus diri saya sendiri.
Saya suka membaca buku tapi tidak sesuka itu. Beberapa kali saya membeli ebook yang menarik dan dalam pencarian saya akam jawaban atas pertanyaan saya yang berat, akhirnya menemukan buku ini.
Manage Your Day to Day, dari judulnya saja sudah menunjukkan betapa saya membutuhkan buku ini. Tentu saja.. Saya tidak membelinya langsung. Saya mengintip previewnya dulu dan merasa lega, saya menemukan apa yang saya perlukan.
Buku ini ditulis oleh Brandon Sanderson dengan mengumpulkan cerita-cerita orang-orang yang sudah membuktikan keberhasilannya (kalau kita ukur dari harta, tahta). Bagaimana rutinitas mereka dan bagaimana cata mereka mengatasi kesulitan-kesulitan mereka di kehidupan sehari-hari. Terutama dalam hal mengatur prioritas dan waktu.
Fyi,Brandon SandersonJocelyn K. Glei adalah salah satu pemimpin 99U. Sebuah website/platform yang mengajarkan tentang cara mewujudkan ide-ide kreatif
Lihatlah kata pengantar ini. Bagaimana bisa dia menjelaskan tentang saya? Iya, itu persis seperti saya. Kebiasaan buruk yang menguras energi, waktu yang terbuang, aplikasi yang semakin banyak.
Saya kira saya doang yang seperti ini.
Jadi, akui saja kalau itu mungkin kamu juga. Tidak perlu malu mengakui kelemahan dan mengatakan mungkin kamu membutuhkan buku ini juga.
Tidak perlu penjelasan panjang kali lebar lagi ya. Kita cek daftar isinya saja. Coba lihat gambarnya.
Sebagian besar dari daftar isi itu adalah masalah yang saya hadapi setiap hari. Saat membaca setiap bab dan bagian, saya merasa lega karena kendala yang saya hadapi tidaklah unik. Bahkan orang-orang yang dianggap sukses menghadapi masalah yang mirip dan paling penting mengatasinya, bukan membiarkannya. Dari cerita-cerita mereka yang real, nyata setidaknya saya punya contoh bagaimana cara melakukannya, mengatur hal-hal sepele yang sebenarnya memakan waktu dan tenaga.
Saya membaca 1 bagian setiap malam sebelum tidur dan menandai beberapa hal yang penting. Saat mulai memahami beberapa hal, saya mulai melakukan perubahan dalam hidup.
Share ke socmed hal-hal yang menurut saya sangat menohok membantu saya untuk mengingatnya lebih lama.
Saya mulai mengatur waktu saya sebaik mungkin, mengurangi penggunaan socmed, menghapus aplikasi yang tidak perlu, menjauhkan diri dari kebiasaan nonton drakor maraton, memasukan jadwal olahraga dan berdisiplin dengan waktu istirahat (dengan tidak memikirkan pekerjaan).
Hari ini minggu ke 4 saya menjalankannya. Sekalipun masih ada beberapa yang berantakan, saya mulai merasa lebih sehat secara pengelolaan waktu. Beberapa rutinitas mulai terbangun, beberapa kebiasaan buruk mulai saya tinggalkan.
Apakah buku ini membuat saya menjadi lebih teratur? Tentu saja TIDAK. Keputusan, tindakan, dan komitmen saya untuk membuat perubahan yang menjadikan saya teratur.
TAPIIIIII, buku ini menolong saya untuk berpikir dengan cara yang lebih terstruktur. Saya menjadi lebih mengerti menyusun formula yang saya perlukan untuk hidup teratur dan produktif.
Kamu tidak akan menemukan tips menyusun jadwal atau membuat to do list. Dalam buku ini kita diajarjan mengevaluasi kebiasaan-kebiasaan buruk dan mengatasinya. Sisanya, tergantung pada kita mengatur bagaimana baiknya. Karena waktu, ruang, dan sumberdaya setiap orang berbeda-beda. Kita harus menemukan formula yang sesuai untuk kita sendiri (saya akan menulis soal ini di lain waktu).
Apakah buku ini layak untuk dibeli dan dibaca? YA. Buku yang terlalu sayang hanya untuk dibeli tanpa dibaca. Diluar dari penggunaan warna merah yang membuat mata agak silau (apalagi ebook), buku ini harus dimiliki semua orang yang ingin mengatur hari-harinya dengan baik.
Manage Your Day To Day
Brandon Sanderson
Jumlah hal. 254
Berapa skornyaaaa?
4.5/5
2 Comments