Kalau kamu nikah cuma untuk menghalalkan hubungan badan alias ngesex, mending ga usah nikah. Beneran deh, pernikahan itu bukan sekedar untuk menghalalkan persetubuhan,pegangan tangan, dll.
Baru-baru ini saya membaca sebuah curhat dari salah satu klien Cermin Lelaki yang menceritakan kondisi keluarganya. Si Bapak ini bekerja yang mengharuskan dia pindah-pindah kota selama berbulan-bulan yang berarti pisah dari istri dan anak-anak. Setiap beberapa bulan pindah, beberapa bulan kemudian pindah lagi. Kondisi ini membuat si Bapak tidak bisa memenuhi kebutuhannya sebagai seorang pria. Iyalah ya, istri jauh gitu. Ga ada yang ngelonin.
Dengan alasan ini si Bapak nikah siri. Ia ingin menghindari zina tapi juga mau kebutuhannya tetap bisa terpenuhi. Setiap kali dia pindah kota, dia akan meninggalkan istri sirinya ini dengan uang pegangan. Di kota berikutnya dia akan menikah siri lagi dengan alasan yang sama. (Mulai dari sini saya mulai naik darah baca curhatannya).
Si Bapak cerita, sekalipun dia nikah siri sana sini, dia tetap memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala rumah tangga dengan membiayai kebutuhan istri sah. Istri sah tidak tahu kalau selama ini dia nikah siri. Dia juga tetap menganggap istri sahnya istri yang utama. Buat si bapak ini, yang dia anggap anak-anaknya adalah anak-anak dari istri sahnya sekalipun dia punya anak dari istri sirinya. (Makin emosi pas bacanya).
Si Bapak menganggap kalau apa yang dia lakukan tidak masalah karena dia tetap membiayai kebutuhan istri sah. Dia juga melakukan nikah siri untuk menghindari zina dan untuk nikah lagi ga perlu lapor istri sah kan. (Pengen meres otaknya).
Ok...sampe situ saja..apakah sudah ikutan emosi??
Di luar apakah cerita ini bikinan orang atau beneran, tetap saja saya emosi dan memang kenyataannya banyak sekali pernikahan yang dimulai dengan kesalahan berpikir. Keyakinan sesat yang akhirnya menghancurkan pernikahan itu sendiri.
Saya bukan muslim, tapi saya sudah bisa nilai bapak ini punya jalan berpikir yang salah. Dia melakukan perintah agama hanya untuk membenarkan pemuasan nafsunya. Dia ga mikirin hidup istri sirinya terutama anak-anaknya...anak sirinya ga dianggep anak...(Ga heran banyak generasi rusak karena punya bapak model gini.. sakit hati gw sebagai emak-emak).
Si Bapak ngerasa asal dia sudah melakukan bagiannya, harusnya semua baik-baik saja. Saat isu tentang kelakuannya mulai terhembus, dia malah berusaha supaya membuat istri sahnya percaya kalau semua isu itu bohong...
Maaf, tapi manusia sampah kayak gini memang beneran ada. Sudah ngerasa bener, ga mau disalahin, padahal dia ninggalin jejak kotoran berbau busuk yang melukai orang lain.
Bapak ini cuma salah satu contoh ekstrim ketidak matangan seseorang milih menikah hanya karena ga mau zinah. Contoh lain banyak kan... Ga cuma dari sisi bapak-bapak tapi juga istri. Suami yang cuma asal memenuhi kebutuhan jasmani tapi ga mau ambil bagian dalam pemeliharaan rumah dan mendidik anak. Istri yang sudah menikah tapi ga mau membatasi kebebasannya, masih mau hidup seperti seorang single. Yang penting udah nikah, udah sah. Tapi tidak diikuti tanggung jawab secara karakter.
Yang rugi siapa? Kalau cuma berdua sih ga masalah, tapi kalau punya anak? Banyak anak-anak tumbuh jadi orang dewasa yang rusak karena orang tua yang ga bertanggung jawab. Ga mampu jadi ortu itu masih bisa diperbaiki asal mau, tapi kalau udah ga mau berubah. Masih mau enaknya sendiri. Mau seenak jidadnya sendiri. Seenak selangkangannya sendiri.. Orang tua macam ini yang benar-benar merusak anak-anak.
Ada solusi lain menghindari zinah...Ga harus buru-buru nikah.
Sibukkan diri dengan melayani orang lain, keluarga, mengasihi sesama, banyak jadi volunteer, berkarya semaksimal mungkin, jauhi bokep, jauhi pacaran gaya "bebas". Nafsu yang ga bisa ditahan itu karena berani dicoba-coba pertama, eh ketagihan, makanya kelepasan.
Buat saya mendingan nikah muda (usia masih awal 20an ya maksud saya) tapi siap secara karakter daripada nikah cuma karena menghindari zinah. Karena memang pernikahan bukan sekedar perkara ranjang. Bakal ada tagihan bulanan, masalah keluarga besar, mendidik anak dll. Dikira kalau udah ngadepin itu semua bisa ngesex dengan gampang.
Please kalau mau nikah, pikirkan itu baik-baik. Jangan sampai dari pernikahan kita lahir generasi yang rusak karena orang tua yang ga siap dengan pernikahan.
*masih emosi
NB: Saya ga menentang polygami yang dijalankan saudara muslim, saya menentang tindakan abai pelaku polygami terhadap tanggung jawabnya pada istri dan anak-anaknya. Gimana pun sosok ayah itu penting banget buat seorang anak.
pic: https://pixabay.com/images/id-2705252/
Jangan lupa subscribe blog ini ya buat dapet info postingan terbaru atau follow IG saya di @lasma_manullang
2 Comments