Hi Gorgeous!!
Sudah mau akhir tahun dan saya gagal mengikuti 30 Days Challenge Blogger Perempuan. Hikss. Hahahhaha. Ya sudahlah yaaa. Memang ga fokus ngeblog juga.
Jadi, curhat kali ini saya mau cerita gimana perjalanan usaha atau bisnis saya sampai ke sini. Bukan berarti saya sudah menghasilkan pundi-pundi uang yang banyak, tapi saya sudah merasakan " Iyeee...Inilah usaha yang harus gua jalanin sampai mati." Alias bisnis yang " akhirnya ku menemukanmu"
Saya mulai belajar jualan itu waktu SD kelas 5. Menjual kartu nama buatan sendiri. Digambar dengan tangan di atas plastik bening pakai spidol waterproof. Anehnya laku-laku aja itu kartu nama. Nyerah jalanin usaha ini waktu ada temen jual kartu nama juga tapi yang hasil cetak dan pakai katalog.
kayak begini tapi lebih jadul ya |
Saya ga siap punya saingan. Namanya juga anak-anak.
Jualan aqua gelas ga lama juga saya jalankan. Saya lupa bagaimana akhirnya berhenti jualan. Saya mulai jualan lagi saat duduk di bangku kuliah. Awalnya saya jualan Oriflame. Waktu itu saya tahu Oriflame dari kakak saya tapi akhirnya terdaftar di bawah adik kelas saya. Saya tidak terlalu serius menjalankannya tapi lumayan bisa dapet hadiah gratisan dan pernah dapet bonus, padahal ga serius jalanin. Nyambil jualan Oriflame itu saya jualan baju korea KW secara pre order. Waktu itu lagi booming-boomingnya bisnis online lewat FB dan saya sudah lumayan banyak punya pelanggan.
Tapi akhirnya saya berhenti juga menjalankan usaha fashion itu karena harus serius menyelesaikan skripsi. Oriflame juga akhirnya saya tinggal. Hanya order beberapa kali setelah bekerja. Itu pun niat ga niat.
Setelah beberapa tahun fakum jual menjual produk. Saya mulai jualan lagi setelah melahirkan Gyan. Waktu itu mencoba menjual pakaian, tapi karena persaingan harganya lumayan "mengerikan", saya nyerah juga. Lalu suatu hari sahabat saya membuat penawaran di status FB untuk orang-orang yang mau punya penghasilan dari rumah, tanpa pikir panjang saya menghubungi dia dan ternyata yang dia tawarkan adalah Oriflame. Awalnya ga antusias. Males deh. Karena sudah pernah menjalankan dan sudah tahu sistemnya. Tapi entah kenapa hati tergerak untuk cari tahu lebih. Saya mulai berdoa dan berpikir apakah ini baik. Apakah ini bisa dijalankan. Akhirnya dengan iman akan mendapatkan "sesuatu" dari bisnis ini, saya memantapkan hati untuk serius menjalankan.
Waktu itu saya tidak punya mimpi muluk-muluk, saya hanya ingin punya penghasilan tambahan dari rumah tanpa meninggalkan bocah. Saya mendaftarkan diri pada saat sedang diskon biaya daftar, tapi dianggurkan sekitar 3 bulan. Setelah 3 bulan itu akhirnya memutuskan untuk menjalankannya dengan serius. Tidak disangka, ternyata kerja serius saya cukup menghasilkan.
Tapi, ternyata lagi-lagi Oriflame cuma tempat persinggahan dan pelatihan saya. Selama 3 tahun menjalankan Oriflame saya banyak belajar, tapi saya sendiri sudah berkomitmen, saat saya merasa tidak ada perkembangan di dalamnya, saya akan berhenti. Awalnya saya masih berusaha menyesuaikan diri dan "mempaskan" mimpi saya, pandangan saya pada bisnis ini, tapi lama-lama saya nyerah. Saya ga bisa. Oriflame benar-benar hanya tempat saya untuk belajar dan memperlengkapi diri.
Ditambah dengan setiap kali saya naik level, ada saja yang dialami bocah. Entah sakit, entah mengalami satu hal. Seolah hal itu jadi peneguhan, saya memutuskan untuk berhenti.
Berhenti menjalankan bisnis berarti kehilangan sedikit pemasukan. Selama beberapa bulan saya masih santai, tapi lama-lama gerah karena kebutuhan yang semakin banyak karena anak makin besar. Jungkir balik memikirkan apa yang bisa saya lakukan supaya bisa mendapat penghasilan dan sampai di satu titik Tuhan seperti mengorek masa lalu saya.
Tepat saat sedang mengalami pergumulan itu, leader saya di Oriflame minta tolong untuk membuat ilustrasi yang bisa menjelaskan tentang bisnis Oriflame. Dengan bayaran yang lumayan, saya bisa menghasilkan uang dari menggambar. Dari situ saya mulai mempertimbangkan untuk menjual jasa menggambar. Tapi saya masih tidak percaya diri.
Dalam kurun waktu itu, hati saya masih Tuhan obok-obok. Ingatan masa lalu dan kebodohan-kebodohan saya yang menyerah mengejar mimpi.
Cerita lengkapnya [CURHAT] SALAH JURUSAN
Dalam proses itu Tuhan bongkar paradigma dan pemikiran yang salah. Asumsi-asumsi ga berdasar dan rasa pahit yang ternyata saya ga tahu itu tersimpan lama mendem di dalam hati, tapi ternyata jadi batu sandungan buat saya pribadi. Setelah Tuhan pulihkan, saya baru dengan keyakinan penuh menjalankan bisnis saya yang sekarang, jasa lukis dan ilustrasi.
Apakah saya ahli? Tidak
Apakah saya yang terbaik? Tidak. Banyak seniman yang lebih baik dari saya, tapi ini bisnis pertama yang membuat saya bisa berpikir dan bermimpi lebih besar. Darah saya seolah berkata, " Saya dilahirkan untuk melakukan ini."
Tantangannya masih ada. Stressnya masih ada. Tapi saya tahu, saya di track yang benar.
Bersyukur dengan bisnis persinggahan yang Tuhan ijinkan. Sedikit banyak, setiap bisnis itu mengajarkan hal-hal yang perlu saya pelajari dalam berbisnis.
Misalnya,
Jangan takut pada persaingan karena bisnis kita punysa jodohnya sendiri,
Selalu melakukan yang terbaik siapa pun customer kita
Bersikap tenang dalam menghadapi setiap tantangan
Kepercayaan harus selalu dijaga
Juga hal-hal seperti membuat iklan, menjadi marketing, menjadi customer service, mengirim barang dengan aman dan rapih dll.
Setiap hal sepele yang Tuhan ijinkan bukanlah hal main-main karena bagian sepele itu adalah bagian yang akan membentuk anyaman berikutnya.
pic: rawpixel
google
Jangan lupa subscribe blog ini ya buat dapet info postingan terbaru atau follow IG saya di @lasma_manullang
2 Comments