Come and Hug bercerita tentang Yoon Na-Moo dan Gil Nak-Woo yang bertemu pertama kali saat mereka remaja. Mereka saling jatuh cinta sejak pertama kali bertemu. Sayangnya, pertemuan mereka malah menjadi awal kesengsaraan dan penderitaan.
Na-Moo cowo pendiam namun baik hati itu ternyata memiliki ayah yang seorang pembunuh berdarah dingin. Nak-Woo yang tidak sengaja masuk ke ruang bawah tanah Yoon Hee-Jae, ayah Na-Moo, menarik perhatian pria tua itu.
Na-Moo yang merasa khawatir melihat cara ayahnya melihat Nak-Woo punya firasat buruk. Tapi karena rasa sukanya pada Nak-Woo, Na-Moo tidak bisa menjauh dari gadis itu.
Ternyata, firasat buruk Na-Moo benar-benar terjadi. Hee-Jae membunuh orang tua Nak-Woo. Na-Moo yang mengetahui hal itu melaporkan ayahnya ke polisi dan sebelum Nak-Woo menjadi korban berikutnya, Na-Moo bergegas ke rumah keluarga Gil untuk menolong Nak-Woo.
Beberapa tahun kemudian sejak kejadian itu Na-Moo mengubah namanya menjadi Chae Do-Jin. Ia masuk dalam akademi kepolisian demi dapat membayar dosa-dosa ayahnya. Sedangkan Gil Nak-Woo, menjadi seorang artis dengan mengubah namanya menjadi Han Jae-Yi. Mereka berusaha menjalani hidup mereka masing-masing dengan cara yang normal. Tapi, tetap saja tidak bisa. Na-Moo masih terus merindukan Nak-Woo dan hanya bisa melihatnya lewat televisi dan iklan.
Setelah sekian lama kenangan buruk itu mereka kubur, mau tidak mau kenangan itu digali kembali saat seorang wartawan ambisius, Park Hee-Young, menerbitkan buku tentang Yoon Hee-Jae. Buku itu menimbulkan kemarahan keluarga korban pembunuhan. Mereka mulai menyerang keluarga Hee-Jae, termasuk Chae Do-Jin pada saat upacara pelantikannya sebagai lulusan terbaik.
Karena buku itu pula muncul para penggemar Yoon Hee-Jae yang bahkan membangun sebuah perkumpulan. Perkumpulan inilah yang akhirnya Hee-Jae manfaatkan dikemudian hari untuk mencapai tujuan utamanya, membangkitkan jiwa pembunuh dalam diri Chae Do-Jin. Iya, karena Chae Do-Jin adalah anaknya. Yoon Hee-Jae meyakini, Chae Do-Jinlah yang mewarisi darah dan ketangguhannya. Bukan anak sulungnya, Yoon Hyu-Moo.
Review:
Buat kamu yang suka drama penuh intrik dan pertanyaan, cocok banget deh nonton drama ini. Buat drama korea 32 episod, buat saya ini sudah termasuk sangat panjang hehehhe. Dari segi naskah, saya suka karena tidak biasa. Tidak seperti drama korea biasa yang biasanya ringan dan penuh fairy tale.
Dari awal sampai akhir drama ini benar-benar serius, jadi buat yang lebih suka drama ringan, saya beri peringatan saja hehehe. Sekalipun serius sekali, saya tetap suka mengikutinya sih walau ada di beberapa bagian saya merasa bosan sambil bertanya-tanya kok, begitu, kenapa ga begini saja??
Baca juga:
Drama ini lebih terasa dan terbawa saat menceritakan konflik antara Na-Moo dan Hyu-Moo, dimana Na-Moo berusaha sekeras mungkin untuk tidak menjadi seperti ayahnya sementara Hyu-Moo berusaha keras menjadi seperti ayahnya agar mendapatkan sebuah pengakuan. Tapi, pada akhirnya Na-Moo tetap menjadi kesayangan ayahnya dan Hyu-Moo dianggap pengecut. Untunglah endingnya baik, hehhehe..bocoran dikit yaaa.
Memang tetap ada beberapa titik kosong yang menurut saya, sepertinya harus diisi dengan adegan lain agar terlihat lebih mulus dan tidak dibuat-buat. Hanya saja saya tidak bisa begitu menjelaskan secara gamblang bagian mananya.
Dari para aktornya sendiri, saya mau beri tepuk tangan untuk Ryoo Han-Bi sebagai Nak-Woo remaja dan Kim Seo-Hyung sebagai wartawan Park Hee-Young (saya bener-bener sebel sama wartawan ini), mereka berdua buat saya benar-benar membuat tokoh yang mereka perankan benar-benar hidup, sementara yang lainnya buat saya bagus tapi tidak sampai WOW.
Drama ini pantas kok masuk dalam daftar tonton, tapi ya harus sabar nontonnya. Heehehe.
Dari saya sendiri saya beri skor 4 dari 5
Personal View:
Drama ini bikin saya agak mikir, anak dari penjahat apakah benar akan menjadi penjahat pada akhirnya?? Kalau dilihat dari cara mendidik Yoon Hee-Jae pada dua anaknya, cara dia mendidik justru sangat berbeda. Yoon Hee-Jae sangat mencintai Na-Moo dan membanggakannya sementara pada Hyu-Moo begitu keras dan merendahkan. Na-Moo tumbuh menjadi anak baik karena ayahnya memperlakukannya dengan baik, sedangkan Hyu-Moo tumbuh menjadi binal karena ayahnya merendahkannya. Di sinilah kesalahan Yoo Hee-Jae dalam membangun jiwa pembunuh dalam Na-Moo. Na-Moo punya bakat menjadi pembunuh berdarah dingin karena dia tidak takut apa pun, tapi dia tumbuh dengan perlakuan yang baik. Bibit pembunuh itu tidak berkembang sama sekali. Ditambah kemunculan Nak-Woon, bibit itu sepertinya akhirnya mati. Pada akhirnya melihatnya pun bagaimana karakter seseorang berkembang tergantung bagaimana ayahnya mendidik mereka. Bukankah begitu??
Sumber: AsianWiki
Chang Ki-Yong | Jin Ki-Joo | Heo Jun-Ho | Nam Da-Reum | Ryoo Han-Bi |
Chae Do-Jin | Han Jae-Yi | Yoon Hee-Jae | Chae Do-Jin (young) | Han Jae-Yi (young) |
Kim Kyung-Nam | Kim Sang-Woo | Seo Jung-Yeon | Choi Ri | Lee Ye-Won |
Yoon Hyun-Moo | Yoon Hyun-Moo (young) | Chae Ok-Hee | Chae So-Jin | Chae So-Jin (young) |
Lee Da-In | Kwon Hyuk-Soo | Yoon Jong-Hoon | Jung Yoo-An | Park Soo-Young |
Lee Yeon-Ji | Kim Jong-Hyun | Gil Moo-Won | Gil Moo-Won (young) | Pyo Taek |
Jung Da-Hye | Park Kyung-Choo | Park Joo-Mi | Kim Seo-Hyung | Yoon Ji-Hye |
Cheon Se-Kyung | Gil Sung-Sik | Ji Hye-Won | Park Hee-Young | Han Ji-Ho |
Song Young-Kyu | Jung In-Gi | Min Sung-Wook |
police university professor | Go Yi-Seok | Kang Nam-Gil |
Jangan lupa subscribe blog ini ya buat dapet info postingan terbaru atau follow IG saya di @lasma_manullang
36 Comments