Hi Gorgeous!
Hari ini agak mendung, semoga ga hujan karena saya harus jemur cucian hehehe.
Ngomong-ngomong soal mendung, beberapa hari lalu mood swing saya kambuh. Rasa marah, sedih, muram, rasa ingin mati berputar-putar di kepala. Puncaknya kemarin, saat saya harus menghadapi si bocah yang super aktif. Frustasi karena tidak mau mengabaikan tapi respon meledak-ledak. Berusaha berpikir positif, berdoa, tapi ga berhasil.
Akhirnya memutuskan untuk mengabaikan (setelah memberi disiplin pada Gi dengan emosi yang meledak-ledak). Saya masih masak dan nyuapin Gi sampai makan malam. Untungnya ada suami, lagu ga masuk kerja, (yang padahal lagi ga enak badan) bantu mandiin bocah dan nemenin tidur (biasanya saya yang ngelonin).
Sepanjang waktu tidur itu saya bersembunyi di balik selimut. Ga mau merespon "smack down" Gi karna saya tahu respon saya akan seperti apa. Sampai dia kalem dan tertidur, baru saya membuka selimut yang menutup kepala saya.
Saya tidur dengan nyenyak. Tidak seperti malam sebelumnya yang jam tidurnya cukup tapi bangun dengan rasa lelah.
Pagi ini saya bangun dengan perasaan yang baik-baik saja. Tidak ada marah, sedih, muram, atau frustasi. Jujur saya heran. Waktu saya buang air kecil dan melihat flek di celana dalam saya, saya baru mengerti...
"Ok, kemaren gw PMS"
Kondisi saya ini berulang saya alami sejak melahirkan. Terburuk saat 2 tahun lalu. Saya tidak mengerti kalau kehamilan, PMS, dan pasca melahirkan bisa mempengaruhi kondisi otak perempuan.
Sebelum menikah dan melahirkan, saya tidak pernah mengalami hal seperti ini. Mungkin ada saat-saat emosi saya tidak stabil. Tapi itu pun hitungan jari.
Tapi sejak melahirkan ledakan emosi itu selalu ada tiap bulan. Jujur, saya sering ketakutan kalau harus mengalami hal yang sama.
Kalau saya engeh dan aware bahwa saya sedang PMS, biasanya saya akan lebih bisa mengontrolnya. Tapi kalau saya lupa seperti kemarin, saya seperti orang kehilangan diri sendiri. Rasanya ingin menarik tulang belakang saya atau memutus kepala sendiri agar berhenti berpikir. Karna yang timbul dalam pikiran saya adalah pikiran-pikiran jahat yang saya ga bisa ceritakan.
Awalnya saya pikir saya depresi, tapi saya merasa tidak begitu. Lalu saya cari tahu lagi penyakit dengan gejala yang sama ada border line, tapi saya tidak yakin itu penyakit yang saya rasakan. Secara sosial, walaupun lebih memilih di rumah, saya tidak anti bertemu orang baru.
Lalu saya menemukan penyakit premenstrual dysphoric disorder (PMDD) dalam artikel Kompas edisi 15 Desmber 2010 6 Tanda Mood Swing Perlu Diwaspadai
Gejalanya hanya emosional
Anda mengalami depresi yang parah
Anda mudah marah, gelisah, dan gampang menangis
Ada perasaan meluap-luap dan melebihi batas
Anda sulit berkonsentrasi
Durasi yang lebih lama dari PMS.
Baca lebih lengkap di artikel lewat link di atas.
Penjelasannya sangat-sangat pas dengan yang saya alami. Lalu saya googling lagi dan menemukan penjelasan lebih rinci.
Gejalanya hanya emosional
Anda mengalami depresi yang parah
Anda mudah marah, gelisah, dan gampang menangis
Ada perasaan meluap-luap dan melebihi batas
Anda sulit berkonsentrasi
Durasi yang lebih lama dari PMS.
Baca lebih lengkap di artikel lewat link di atas.
Penjelasannya sangat-sangat pas dengan yang saya alami. Lalu saya googling lagi dan menemukan penjelasan lebih rinci.
Biasanya dapat didiagnosis sendiri
PMDD menyebabkan perubahan suasana hati secara ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas dan merusak hubungan. Gejala termasuk kesedihan ekstrem, putus asa, mudah marah, atau amarah, ditambah gejala PMS umum seperti nyeri payudara dan perut kembung.
Orang mungkin mengalami:
Area nyeri: payudara, otot atau tulang panggul
Suasana hati: kesedihan, perubahan suasana hati, kegelisahan, keputusasaan, marah atau serangan panik
Tidur: insomnia atau mengantuk secara berlebihan
Perilaku: iritabilitas atau menangis
Juga umum: begah, berat badan naik, berkurangnya minat dalam kegiatan sehari-hari, depresi, disfungsi sosial atau okupasional karena gejala kesehatan, kehilangan konsentrasi, kelelahan, mengidam, merasa kewalahan, pemikiran kritis terhadap diri sendiri, peningkatan sensitivitas terhadap penolakan, perubahan nafsu makan, retensi air atau sakit kepala
Penjelasan di atas PERSIS seperti yang saya rasakan. Rasanya antara lega dan shock ternyata PMS bisa jadi masalah yang serius.
Ditambah dengan penjelasan PMDD ini tinggi hubungannya dengan insiden bunuh diri pada wanita. Makin shock dan keiris. Berapa banyak perempuan yang bunuh diri karena penyakit ini tapi mereka ga tahu?? Yang mereka tahu mereka ga berguna, putus asa, buruk karena tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik??
Itu kenapa akhirnya saya memutuskan sharing tentang masalah ini. Pasti bukan cuma saya yang mengalami kondisi yang sama. Jadi, kalau menemukan sista, bunda, mommy mengalami hal yang sama, merasa putus asa, ingin mati, amarah meluap sulit dikendalikan... Please.. Please.. Jangan turuti pikiran setan, jahat itu. Kamu cuma sedang tidak sehat. Sebisa mungkin hindari hal-hal yang memicu emosi meledak. Saya agak terbantu saat makan makanan manis.
Coba cek siklus menstruasi, apakah sedang PMS. Kalau tidak, cepat-cepat periksakan.
Saya sendiri mau mengamati lagi, selama menstruasi ini apakah saya masih mengalami mood yang sama atau tidak. Kalau tidak, berarti murni PMS dan harus rajin mengingatkan diri sendiri. Jika ternyata berlanjut, saya akan memeriksakan diri.
Puji Tuhan dari keterangan efek PMDD ini bisa dikurangi dengan pola makan, istirahat, dan olahraga.
Keep health sistaa.. GBU ❤️
Pic: Pixabay
Stocksnap
Pedrofigueras
Foundry
Jangan nyerah sama badan sendiri yaa. Berdoa dan berusaha tetap sehat demi keluarga dan orang-orang yang kita cintai. |
Pic: Pixabay
Stocksnap
Pedrofigueras
Foundry
Jangan lupa subscribe blog ini ya buat dapet info postingan terbaru atau follow IG saya di @lasma_manullang
12 Comments