Hmm... Ehmmm... Tes 1, 2, 3...
Liat judul di atas, saya bukan mau kritik soal gereja yaa. Saya cuma mau menyampaikan isi hati tentang tulisan-tulisan teman-teman saya yang mengkritik gereja saat ini.
Antara gemes, sedih, marah dll... Bingung mau ngomong apa. Padahal saya sendiri lagi ga tertanam di gereja lokal mana pun hahhaha...
Tapi sebagai seseorang yang pernah makan rohani dari gereja, mengenal Tuhan di gereja, saya pengen banget menyampaikan uneg2 ini.
Beberapa teman2 saya di FB membicarakan tentang Mega Church, gereja besar dengan banyak jemaat. Hamba Tuhan yang populer. Kuasa Mukjizat yang sering ditampilkan. Injil tentang berkat-berkat Tuhan. Program2 dalam gereja.
Saya pribadi ga buta. Kadang-kadang pelayan Tuhan terlalu fokus pada asesoris daripada hal yang utama, Intim dengan Bapa. Saya pernah jadi pelayan di gereja, ngerti banget rasanya salah fokus, tahu banget rasanya saat program cuma jadi rutinitas atau kotbah penuh janji yang kadang terasa hanya pemanis.
Tapi sejak ga tertanam di gereja lokal... Saya tahu satu hal, apa yang pemimpin gereja dulu lakukan itu ga pernah sia2.
Sampai sekarang masih ngebekas dalam diri saya. Nilai-nilai yang mereka ajar lewat program gereja, kotbah-kotbah yang terdengar membosankan tapi menolong saya pada saat saya bergumul, mukjizat yang mengingatkan saya bahwa Allah sanggup menolong, janji-janji Tuhan yang terus saya pegang hingga saya bisa bertahan sampai hari ini.
Coba ya saya bongkar sedikit soal hal2 yang dibahas teman2 saya dari sudut pandang saya
1. MEGA CHURCH
Gereja besar dengan ribuan jemaat. Tiap minggu selalu membludak. Bisa antri kayak Pekan Raya Jakarta. Salah 1 hal yang saya syukuri di jaman sekarang ini salah 1nya Mega Church, di saat banyak orang malas gereja, lebih milih ke mall, ada gereja di mall. Jauh di dalam hati saya percaya banget ada 1, 2 orang yang lagi di mall tahu-tahu belok ikut ibadah dan makan roti Tuhan. Mungkin ga tahu2 dia berubah dan terpanggil saat dengar kotbah itu?? Mungkin!!
Mungkin dan sangat mungkin!!
Walau kenyataannya lebih banyak orang yang duduk, dengar, pulang tanpa melayani, bersekutu dengan saudara seiman.. Mungkin ga kotbah yang dia dengar tiap minggu walau cuma duduk, dengar, pulang mengubahkan dia?? Mungkinnnn!!! Sangat mungkinn!!
Jadi, apa Mega Church harus dihentikan?? Jangan!! Di luar sana banyak yang butuh mendengar kebenaran tapi masih takut untuk menjadi anggota keluarga. Orang2 seperti ini yang rohnya butuh dimenangkan lebih dulu. Ga mustahil tahu2 nanti dia datang memberi diri mau menejadi anggota keluarga gereja sepenuhnya.
2. Program Gereja
Saya salah satu orang yang ikut banyak program gereja. Pelayanan ini itu. Kayaknya jaman mahasiswa lebih banyak mikirin pelayanan daripada study.
Salah satu teman FB saya menceritakan pikirannya untuk gereja harusnya ga fokus sama program A, B, C, D yang bejibunn. Kalau dipikir sih bener. Tapiii... Untuk menanamkan sebuah nilai dan pengajaran, mau ga mau gereja harus teratur kan supaya sasarannya tepat. Ujung-ujungnya ya program. Tuhan ga pernah bikin program?? Mementor 12 murid untuk dikirim ke seluruh dunia mengabarkan injil itu kan program. Ada sasaran, ada hal yang dilakukan, Tuhan memperlihatkan bagaimana caranya, lalu melepas mereka untuk melakukan sendiri. Itu program. Dengan tujuan menjadikan semua bangsa murid Kristus.
Jadi, perlu ga program gereja?? Perluuuu. Memangnya dari mana saya bisa ngerti secara detail bagaimana caranya mengampuni dan mengasihi?? Memangnya dari mana saya bisa mengerti apa fungsi seorang istri?? Dari kotbah Minggu?? Ga cukupppp. Justru dari program2 yang pernah saya ikuti.
Tapi balik lagi harus diingat terus menerus, fokus utamanya adalah hubungan dengan Tuhan. Bukan banyaknya orang yang ikut program.
3. Hamba Tuhan yang Populer
Salah ga ya hamba Tuhan populer?? Ya galah. Makin besar jemaatnya, ya otomatis dia makin dia populer. Paulus, Petrus, bahkan Yesus sendiri, jadi populer dengan sendirinya kan??
Terus kenapa harus pake social media?? Kalau itu mendukung pelayanannya kenapa ga?? Makin banyak bisa memberkati orang, kenapa ga??
Gimana dengan Hamba Tuhan di gereja kecil, jemaat sedikit, jauh di pedalaman?? Itu kan udah masalah panggilan. Ada beberapa Hamba Tuhan yang memang memberi diri melayani di pedalaman.
Mana yang lebih baik?? Ga ada yang lebih baik!! Kita butuh dua2nya. Butuh mereka yang melayani di pedalaman dan mereka yang melayani di perkotaan. Masalah mana hatinya lebih tulus itu urusan Tuhan, bukan kita.
4. Praktek Kuasa Mukjizat
Buat yang udah lama ikut Tuhan, rata-rata udah ga terpesona sama kuasa mukjizat..
Saya jadi inget 1 hari Tuhan tampar saya. Saya ngerasa ga butuh mukjizat. Melihat orang mengalami mukjizat lebih merasa seperti melihat atraksi sulap. Jauh di dalam hati Tuhan kayak ngomong, "Kok, kamu ngomong gtu Las?"
Memangnya kamu ga percaya Tuhan bisa bikin hujan seketika?? Kamu ga percaya Tuhan bisa nyembuhin orang sakit?? Kamu ga percaya Tuhan bisa membebaskan orang dari kuasa gelap?
Toengg!! Saya sadar saat itu juga. Saya percaya di mulut saja, tapi ga percaya kalau mukjizat yang pernah Tuhan lakukan ribuan tahun lalu itu pun buat saya. Percaya sama Tuhan tapi ga percaya sama mukjizatnya sama saja seperti sebuah penghinaan.
Seperti teman yang bilang percaya pada saya tapi tidak percaya pada kemampuaan saya. Malah menganggapnya hanya permainan. Rasanya terhina ga sih??
Terus perlu ga sih praktek kuasa mukjizat diumbar2?? Kenapa ga?? Tuhan aja ada nyembuhin orang dan suruh dia cerita ke sanak saudaranya.
Untuk beberapa orang yang belum percaya Kristus, mukjizat adalah pintu, ketukan, supaya orang mau membuka hati mengenal Kristus. Untuk orang2 yang telah lama mengenal Kristus mukjizat adalah peneguhan, Ya Allah sanggup!!
5. Kotbah Tentang Berkat
Mungkin kritik ini yang paling menyesakkan saya saat orang banyak bicara tentang kotbah yang tentang berkat melulu. Walau sampai hari ini saya belum pernah ke gereja yang kotbahnya tentang berkat melulu.
Apa ya yang salah dengan kotbah tentang berkat?? Saya jujur adalah orang yang tertolong karen kotbah tentang berkat. Tentang janji Tuhan. Di titik rasa berkali-kali ingin mati, Tuhan tarik saya dari lumpur hisap karena kotbah tentang janji Tuhan, berkat Tuhan yang akan mencukupkan, Tuhan akan menolong, Tuhan yang setia. Kotbah tentang berkat itu menolong saya untuk punya pengharapan lagi di dalam Tuhan.
Saya ga kebayang kalau tiap dengar kotbah isinya
" Kamu harus begini, kamu harus begitu, jangan ini, jangan itu!!" tapi ga pernah diceritakan tentang janji Tuhan.
Padahal setiap perintah Tuhan mengandung janji. Perintah dan janji Tuhan itu kesatuan penuh.
"Iya, tapi janjiinnya tentang kaya, makmur, dll."
Kekayaan, kehormatan, itu termasuk janji Tuhan kok. Masa kita ga mau nerima janji Tuhan. Sombong amattttt (gw dulu, sok ga mau minta2 sama Tuhan)
"Tapi kalau fokusnya ke situ terus kan bahaya!"
Justruuuuu di situlah kita yang "engeh" ada yang salah dengan pengajaran di dalam gereja, kita harusnyaaaaa.... Menjadi teladan lebih dulu. Memberi pengertian yang benar (di komsel, persekutuan doa. Bukan untuk menunjukkan siapa benar siapa salah, tapi menunjukkan jalan yang lurus.
" Oh iya, Tuhan memang janjiin kekayaan, tapi tetep loh ada kuasa Tuhan ambil kendali atas hidup kita. Damai sejahtera di dalam Tuhan itu lebih nikmat bukan?? Baik di saat kaya atau pun miskin damai sejahtera itu tetap ada karena kita punya Tuhan."
Intinya apa ya...
Kalau ada hal yang kita ngerasa ada yang salah dengan gereja kita, berdoa, minta hikmat Tuhan, kalau Tuhan ijinkan, Tuhan akan pakai kamu buat bawa perubahan (jangan lupa bangkitkan keberanian untuk menyampaikan kebenaran) ...
Begitchuuu....
0 Comments