Awal tahun ini ayat Amsal ini menusuk-nusuk punggung dan dada saya.
Amsal 1:8 Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu
Deñgarkanlah! Kata Amsal...
Kalau diingat-ingat seberapa banyak saya mendengarkan ayah dan ibu saya?
Ya, saya gadis kecil yang penurut dulu. Menjelang dewasa saat merasa mulai banyak tahu, saya mulai menunjukkan diri saya yang sebenarnya.
Saya penurut, tapi saya tidak mendengarkan... Saya penurut hanya karena takut dihukum. Saya penurut hanya karena sadar karena sudah banyak menyusahkan dengan penyakit saya. Dengan jadi penurut, saya setidaknya mengurangi masalah orang tua saya.
Tapi otak dan kepala saya keras. Hati saya batu. Saya tidak ingat kapan benar-benar jadi penurut karena rasa hormat dan tunduk yang tulus. Selalu ada teguran dari Tuhan lebih dulu.
Saya tidak pernah melakukan 1 hal pun untuk benar-benar menyenangkan hati mereka.... Oh, pernah.... saat saya baru lahir baru.... Saya melakukan apa pun melayani orang tua saya supaya mereka merasakan kasih Kristus. Supaya mereka menerima Kristus. Kemana perasaan itu ya?
Ya, tapi saya tidak benar-benar mendengarkan nasehat mereka juga...
Apa yang mereka pikirkan dan sampaikan tidak pernah bisa selaras dengan keinginan dan hati saya. Melelahkan, makanya saya lebih banyak menurut.
Di tahun 2016, titik terendah dalam hidup saya... saya banyak menyalahkan orang tua saya juga. Apa yang mereka lakukan pada saya dan apa yang tidak mereka lakukan. Tidak jarang saya melakukan banyak hal hanya karena tidak ingin seperti mereka... Padahal orang tua saya baik. Entah kenapa yang teringat hanya hal-hal buruk.
Di saat yang sama saya frustasi karena tidak bisa melakukan banyak hal buat mereka. Tidak bisa membanggakan malah cenderung masih menyusahkan. Waktu saya, tenaga saya, tidak lagi seperti dulu yang bisa saya berikan dengan bebas.
Bisa dibilang agak merasa terbuang.... Tentunya bukan mereka yang melakukan, tapi situasi-situasi yang ada membuat merasa demikian.
Mungkin ada bagusnya Tuhan membuat jarak ini...
Membuat saya lebih peka pada ayat di atas...
Kapan pernah benar-benar mendengarkan Papa dan Mama, Lasma?
Mereka memang bukan orang tua yang sempurna, begitu juga dirimu, anak yang tidak sempurna...
Ingatlah 10 perintah Allah tentang orang tua, Lasma...
Mendengarkan dengan hormat mungkin satu-satunya hal yang terbaik yang bisa dilakukan saat saya tidak bisa memberikan apa-apa untuk orang tua saya....
Melembutkan hati untuk orang tua saya, supaya saya tidak menyesal kemudian....
Tidak ada kata pensiun untuk orang tua dan anak bukan???
0 Comments