Tiga tahun jadi IRT bikin saya ngerti kenapa banyak IRT cukup rendah diri, ngerasa ga berharga, ga bahagia dengan hidupnya.
Bukan karna kurang bersyukur, bukan karna kurang iman. Tapi karena kadang para IRT ini kehilangan jati diri.
Punya mimpi banyak akhirnya dikubur atau ditunda demi memgabdikan diri buat keluarga. Sudah mengabdi begitu ga jarang pilihannya ga dapet dukungan dari orang terdekat. Udah ga dapet dukungan, karena pekerjaannya tiap hari hanya pekerjaan "biasa", mereka juga jarang dapet apresiasi.
Kadang IRT merasa kurang baik, kurang berusaha, kurang pintar, kurang cantik dan kurang lainnya. Badai di dalam dirinya bahkan dirinya sendiri pun belum tentu bisa menenangkan. Mau cari siapa? Suami yang pulang kantor dengan wajah lelah? Teman baik, tapi tidak mau masalah rumah tangga sampai keluar.
Seperti spageti, memang begitulah isi kepala IRT. Belum kalau ditambah masalah keuangan, ribut dengan keluarga pasangan, atau kondisi kesehatan yang kurang baik.
Ibu-ibu sering merasa seperti sendirian di tengah badai. Tadinya saya pikir itu ga wajar, waktu baca blog beberapa teman baru mengerti. Semuanya wajar.
Otak dan hati wanita memang sering terserang badai. Masalah sepele pun bisa membuat mereka menangis tersedu kalau lagi ga beres.
Saya bukan mau kasih saran atau nasihat, cuma mau kasih dukungan. Tetap semangat Mama, Bunda, Mami, Umi, Ibu. Mungkin kita lelah dengan setiap masalah yang kita pikul. Sudah seperti merangkak bahkan mungkin merayap. Mama, Bunda, Mami, Umi, Ibu ga sendirian. Kita merasakan yang sama. Kalau hari ini pengorbanan kita seperti tidak pernah cukup, roh kita seperti sudah kurus tiada berdaya, Tuhan Pencipta Langit dan Bumi yang akan memperhitungkannya. Apa yang kita korbankan tidak akan pernah sia-sia.
Bersukacitalah dan bergembiralah ^^.
3 Comments