Dunia perblogingan sekarang ini ternyata berbeda dari beberapa tahun lalu. Beberapa tahun lalu saya menulis tanpa visualisasi itu biasa. Sekarang, visualisasi itu kudu dan harus. Apalagi kalau kita mengisi blog dengan berbagai review produk. Kayaknya kurang kece aja kita foto produk seadanya, bahkan mungkin kualitas gambar cenderung pecah.
Sebagai seorang blogger lama tapi jiwa amatir sekaligus orang yang menjalankan bisnis kosmetik, memberi contoh produk sangat-sangat perlu buat saya. Itu kenapa kualitas gambar itu sendiri juga sangat penting. Namanya saja menjual, ya yang dikasih liat harus bagus dooong.
Beberapa kali melakukan review dan membuat foto, saya bisa langsung gusar kalau hasil foto yang saya ambil tidak seperti yang saya harapkan. Itu kenapa memori kamera saya banyakan foto gagalnya. Maklum saya orang visul *tutup muka. Buat saya apa yang saya lihat harus indah-indah.
Beberapa kali melakukan review dan membuat foto, saya bisa langsung gusar kalau hasil foto yang saya ambil tidak seperti yang saya harapkan. Itu kenapa memori kamera saya banyakan foto gagalnya. Maklum saya orang visul *tutup muka. Buat saya apa yang saya lihat harus indah-indah.
Makanya, buat saya foto standar itu ga cukup. Foto seadanya itu ga bikin greget. Tapi apa mau dikata kapasitas pocket camera saya ga canggih-canggih amat. Adik saya yang sarjana DKV (Disain Komunikasi Visual) dulu sering protes hasil gambar-gambar saya di Instagram yang pecah dan dia menyarankan saya menambahkan pencahayaan supaya hasil gambar lebih bagus. Sayangnya, sumber pencahayaan saya cuma matahari yang masuk lewat jendela rumah.
Eh, tapi beberapa hari ini saya ingat lagi kalau saya pernah melihat produk studio mini yang iklannya bersileweran di FB. Saya pernah intip dan harganya lumayan yaaa. Tapi bisa bisa jadi infestasi yang bagus buat para beauty blogger atau para pemilik shop online.
Mupeng banget sama itu barang. Tapi, berhubung saya ga punya cukup dana buat beli, akhirnya saya punya ide untuk membuat studio mini sendiri. Modalnya cuma kardus susu bekas, kertas HVS, selotip, gunting... Udah
1. Kardus susu dipotong seperti pada gambar di bawah ini. Satu kardus bisa dapat 2 potongan karton. Buat 4 potongan ya.
2. Setiap potongan karton bagian dalamnya dilapisi kertas HVS. Kalau mau lebih kelihatan kece, bagian luarnya bisa dilapis dengan kertas kado. Bisa ditempel menggunakan selotip atau doubletip atau lem. Yang mana saja boleh yang penting benar-benar menempel.
Tampak depan |
Tampak belakang |
3. Ambil dua karton untuk disatukan. Bagian karton yang kecil dan terlipat ditempelkan pada bagian belakang karton lainnya. Rekatkan dengan selotip atau lem sehingga terlihat seperti pada gambar.
Dua karton jadi satu |
Tampak belakang |
4. Dua sisa karton lainnya ditempelkan pada 1 sisi karton hingga tampak seperti gambar di bawah ini.
4. Untuk membuat sisi kanan kiri dan tengah tetap berdiri tegak lurus dan menyatu kita bisa membuat kancing sendiri yang bisa dilepas pasang. Kenapa harus bisa dilepas pasang, supaya menghemat ruang. Jika studio mini ini tidak digunakan lagi tinggal dilipat saja dan di simpan di dalam lemari,
Lalu bagaimana cara membuat kancingnya?
Ambil 4 potongan karton yang kecil. Bisa pakai karton lainnya juga dipotong sepanjang ibu jari.
Potong jadi dua. Bagian 1 ujungnya dipotong menjadi lebih kecil lalu dilipat. Sedangkan bagian lainnya diberi lubang pada bagian tengahnya sesuai ukuran ujung kecil karton bagian 1.
Add caption |
Jika sudah jadi, mereka bisa disatukan menjadi seperti ini. Ujung karton bagian 1, dikancingkan ke lubang karton bagian 2.
Jika sudah jadi, tempelkan bagian 1 di karton sisi tengah dan bagian 2 di karton di sisi bagian kanan. Buat sepasang lagi untuk menyatukan bagian sisi kiri dan tengah.
Akan tampak seperti ini |
Cara mengaitkan kancing. Tinggal dilepaskan jika studio sudah tidak dipakai dan bisa langsung dilipat. |
Nah, jadi dehhhh!! Gampang kan??
Buat tes, saya memanfaatkan lampu darurat untuk menambahkan cahaya pada "sesi pemotretan". Berhubung saya memotret di dapur yang cahaya mataharinya kurang, lampu darurat cukup membantu untuk menambah cahaya. Posisi lampu juga jad lebih mudah diatur. Hehehe.
Cihuyyy |
Hasil pemotretan |
Setelah diedit |
Cahayanya hanya dari 1 sisi, jadi kurang kece |
Hasil editan. |
Gimana? Apakah ide ini cukup membantu?? Kalau misalnya kita butuh studio mini yang lebih besar karena produk yang kita mau review atau jual ukurannya lumayan, mungkin tas atau sepatu, kita bisa menggunakan kardus bekas mie instan atau air mineral. Aku saranin sih tiap sisinya dipotong biar bisa dilipat, tapi kalau itu ga masalah buat teman-teman, bisa langsung aja tempelin kertas HVS di sisi-sisi dalamnya.
Selamat mencobaa!!
Kalau teman-teman suka tips ini dan mungkin berguna buat teman lainnya, silahkan share saja. Share ya, bukan copy paste :D. Share ga perlu ijin lagi ;)
0 Comments