Perubahan Rutinitas Setelah Menikah
Setelah menikah, sudah pasti banyak perubahan yang kita alami. Betul apa betul?? Seperti rutinitas, tanggung jawab, bahkan karakter dan kondisi emosional kita.
Awal-awal bulan pernikahan saya dan Aki, saya tidak terlalu merasa kesulitan untuk soal rutinitas dan tanggung jawab. Karena dulu ngekos dan setelah menikah juga ngekos, tidak ada yang berubah banyak selain saya kudu masak untuk dua orang dan tidak kebablasan lembur.
Nah, yang lumayan terasa tentu saja perubahan karakter. Pulang kerja saya biasanya bisa teler. Tidak jarang Aki malah sudah duluan ada dibkosan karena saya terjebak macet. Kalau sudah begitu, mood saya bisa langsung drop. Antara merasa lelah, rasa bersalah, dan ingin diperhatikan.
Kalau sudah tidak tertahankan itu beban yang ada dibahu, ya saya bisa nangis bombay tidak jelas. Aki akhirnya cuma peluk dan usap-usap punggung saya sampai saya puas menangis. Puji Tuhannya bahasa kasih saya memang sentuhan, jadi Aki memang tidak perlu bicara banyak untuk membuat saya lega.
Tapi, masalah tertekan itu memang tidak bisa berlarut-larut. Saya berpikir kalau saya terus bekerja, suatu saat tekanan ini tidak akan saya bisa atasi dan bisa menjalar ke pertengkaran dengan Aki. Kenapa? Karena pada saya tertekan saya akan banyak menuntut. Bahkan rasa bersalah bisa berubah menjadi menyalahkan orang lain karena tidak bisa mengatasi masalahnya.
Akhirnya saya putuskan berhenti dan mencoba mencari pekerjaan lain yang tidak menguras tenaga, emosi, dan pikiran (apalagi habis wakti di jalan). Tapi, ya begitu, Babe keburu mermbentuk Gi di perut saya dan anehnya sampai hari ini tidak ada panggilam tes atau wawancara kerja dari lowongan-lowongan yang saya apply. Sepertinya memang harus berhenti totalll.
Setelah berhenti total, terbentuklah rutinitas baru. Sebenarnya tidak benar-benar rutinitas. Apalagi waktu sudah tinggal di kontrakkan. Kadang bisa tergantung kondisi fisik saya saat terbangun. Hahahaha...kalau sedang fit luar biasa, bisa beresin semua-semuanya. Tapi kalau sudah sedang merasa tidak enak badan, bisa hanya mengerjakan beberapa hal yang tidak terlalu berat.
Yang pasti rutinitas yang paling saya suka menunggu Aki pulang. Akakakak... Saya dan Aki jarang komunikasi selama jam kerja. Saya berusaha tidak mengganggu, tapi ada sesekali mengirimkan gambar-gambar cute. Apalagi kalau sedang rindu berat.
Load kerja Aki hampir setiap hari banyak dan biasanya kalau di depan pintu wajahnya sudah terlihat lelah. Pertanyaan yang akan saya tanyakan setiap hari, " Lapar tak? Mau makan?" .. Kalau Aki mau, langsung saya siapkan. Kalau, belum saya akan tunggu. Kalau saya lapar sekali, mau tidak mau makan duluan. (Sejak merit kalau makan sendirian, makan jadi sedikitt alias ga nafsu.. :( ..)
Setelah makan, saya akan biarkan Aki 'me time' sepuasnya. Entah browsing youtube, main game, atau browsing. Kalau dia main game atau browsing, saya akan sibuk baca atau browsing juga (setelah itu tukar-tukaran informasi...halahhhh).. Tapi paling seru ya browsing youtube sambil ketawa-ketawa tidak jelas. Dari youtube bisa nonton video dari OVJ, NigaHiga, How Act Like Indonesian, lagu tembang kenangan, liat video anjing (bisa piara anjing seperti mimpi di siang bolong), atau nonton info pengetahuan yang kita sedang tertarik. Itu nonton bisa sambil ketawa-ketawa dan tahu-tahu Aki bisa tarik tangan saya, minta punggungnya digarukin. Akakakak...
Lucunya, kebiasaan Aki minta digaruk ini bisa membuat saya mengantuk. Setiap saya menggaruk Aki, pasti saya langsung menguap. Agak aneh memang hehehe...
Sebelum menikah, saya pernah baca kalau pelukan dan sentuhan bisa meningkatkan sistem imun tubuh dan mengurangi stres. Waktu tahu itu, saya berjanji pada diri sendiri untuk sering-sering memeluk Aki kalau kami sudan menikah. Ya, komitmen ini tidak sulit dijalankan karena bahasa kasih saya sentuhan. Dalam kesempatan apa pun, saya sebisa mungkin menyentuh Aki. Entah mengusap punggung, wajah, atau memberika pelukan gemas.
Sejak ada kebiasaan ini, saya jadi terbawa juga pada sahabat-sahabat dan keluarga saya. Pelukan, menyentuh, dan kecupan sayang (pada orang yang tepat) terasa menyenangkan. Tidak terasa kaku lagi. Kalau dulu, saya merasa tidak terlalu bebas melakukannya. Setiap melakukannya merasa berlimpah kasih sayang. Hahahaha...
Sekarang, kebiasaan itu masih berlanjut dan saya berusaha mengingatkan diri sendiri untuk melakukannya pada Aki. Bahkan kalau nanti Gi sudah lahir, saya tidak boleh berhenti melakukannya. Gi buah hati saya, tapi Aki adalah belahan jiwa saya. Gi suatu saat akan membangun keluarga sendiri, tapi saya dan Aki akan bersama sampai maut memisahkan. Karena itu, rutinitas kecil ini jangan sampai saya lupakan, rutinitas kecil untuk menunjukkan kalau dia teramat berarti buat saya (Amin ya Tuhannn).
amsaLFoje via Blogaway
1 Comments