Review: The Shack: Mengenal Tuhan Dari Sudut Yang Berbeda


Lilinkecil.com




The Shack
Pengarang : William P. Young
Penerbit : Andi
Harga: Rp. 58.000, -

The #1 New York Bestseller

Buku ini sudah pernah di review Nonik, tapi saya sangat antusias untuk bisa membagikan apa yang saya dapat. :D jadi tak apalah ya

Buku ini tentang Masa Transisi Mack menemukan arti iman yang sejati. Masa lalunya yang pahit karena ayahnya yang pendeta tapi pemabuk, membuat iya memiliki pandangan tertentu tentang Tuhan.

Suatu hari hidupnya terguncang lagi. Putrinya, Missy, diculik dan dengan segala upaya ia bersama kepolisian mencari putrinya. Tapi yang mereka temukan hanya gaun Missy yang berlumuran darah. Missy dinyatakan tewas dan keluarga Mack mengadakan upacara pemakaman tanpa ada jasad Missy di dalam peti.Kejadian itu mengguncang Mack dan keluarganya.


Beberapa tahun kemudian mereka bisa melewati masa-masa itu walau sebenarnya hati mereka masih terluka dan sudah tidak sama. Sampai seseorang meletakkan pesan misterius di kotak surat rumah Mack. Pesan yang mengundang ia kembali ke gubuk di mana gaun Missy ditemukan. Gubuk yang membuat ia merasakan mual,muak, dan sesak karena harus merasakan Kesedihan Besar mengingat kematian Missy.

Awalnya Mack tidak mau ambil pusing tentang pesan itu, tapi nama penulis pesan itu mengusik hatinya. Dalam pesan itu tertulis -Papa-, panggilan sayanng istrinya kepada Tuhan. Ia pikir mungkinkah Tuhan ingin bertemu dengannya digubuk? Mungkin ya,tapi mungkin juga tidak. Hanya pekerjaan orang iseng, itu pikirnya.

Bagaimana selanjutnya? Akankah Mack memastikan Tuhan benar-benar ada di gubuk itu? Apakah ia akan bertemu Tuhan atau malah pembunuh Missy??
Baca saja dan cari tahu jawabannya.

Hikmat

Waktu saya membaca buku ini, saya sedang dalam masa kekuatiran. Beberapa minggu lagi saya harus menyiapkan banyak hal bersama calon pasangan. Pusing, stress dan tertekan. Beberapa kali saya menemukan diri saya bersikap sinis pada Tuhan. Sepertinya sulit untuk percaya semua akan baik. Apa yang di depan mata, itulah yang saya percaya.

Waktu saya membaca buku ini saya seperti diobrak abrik, tapi juga merasa dimerdekakan. Banyak pengenalan saya akan Tuhan diubahkan, seperti ;

1. Tuhan tidak pernah menciptakan Hierarki, Ia menciptakan hubungan.
Dulu saya pikir Allah Bapa lebih tinggi kedudukannya dari pada Yesus dan Roh Kudus, tapi buku ini menjelaskan kalau Tritunggal tidak demikian. Mereka satu. Satu Kasih yang bersekutu dan tidak bisa lepas satu sama lain. Saya tidak bisa menjelaskannya dengan logika. Untuk orang yang tidak percaya Tritunggal mungkin akan sulit dimengerti.

Hierarki dibuat manusia untuk bisa dapat mengambil kendali atas kehidupan hingga manusia bisa mengontrol situasi dan terhindar dari ketidak pastian. Itulah kenapa di Alkitab tidak ada penekanan pada tanggung jawab, tapi lebih pada kasih dan melayani.

Waktu saya membaca bagian ini saya jadi ingat bagaimana kehidupan saya terhadap otoritas-otoritas saya (orang tua, bos, pemimpin) yang lebih menempatkan mereka dalam hierarki kehidupan saya daripada sebuah hubungan. Hierarki menaruh beban pada seseorang, tapi hubungan menyembuhkan.

Aplikasi: saya mungkin sudah sedikit melakukannya ke teman sekerja, tapi saya belum benar-benar melakukannya dengan beberapa atasan serta pemimpin saya. Maksud saya membangun hubungan di tengah-tengah hierarki. Selama hidup di dunia kita tidak dapat menghindari hierarki, tapi kita bisa mengabaikan "hukum hierarki" - rasa segan, taat karena merasa harus bukan kasih Dengan membangun hubungan berdasarkan kesetaraan dan kesamaan kebutuhan akan kasih yang murni dan tulus hierarki tidak menjadi yang utama.

2. Tuhan tidak mau berada di urutan pertama dalam skala prioritas.
Bukan berarti Dia tidak mau diprioritaskan, tapi Dia mau menaungi dan terlibat penuh dalam setiap bagian hidup kita. Dia mau memenuhi setiap bagian terkecil hingga terbesar dari hidup kita dengan kasih dan kuasa-Nya.

Saya orang yang menetapkan skala prioritas untuk menghindari terjadinya sebuah masalah, pemahaman baru ini membuat saya menaruh Tuhan bukan lagi di nomor 1.

Aplikasi: Sekalipun selama ini sudah belajar melibatkan Tuhan dalam setiap bagian hidup saya, pengertian ini membawa saya ke pengertian yang lebih dalam tentang keterlibatan Tuhan dalam hidup saya dan rasanya melegakan. Saya merasa Tuhan bukan sekedar mengawasi dan mengamati saya, tapi Ia terlibat penuh dalam bagian hal-hal yang saya kerjakan.

3. Tuhan mengasihi orang tidak percaya sama besarnya dengan orang yang percaya.
Secara tidak sadar, saya pribadi memiliki sikap hati seperti ini; orang percaya memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak percaya. Saya merasa lebih berhak atas kasih Tuhan atas hidup saya daripada orang lain. Jemaat gereja lebih kudus daripada orang-orang yang tidak percaya. Walaupun Tuhan sudah mengatakannya, tapi buku ini menjelaskan dengan gamblang bahwa orang percaya tidak lebih dikasihi daripada orang tidak percaya. Kasih Tuhan pada orang tidak percaya tidak pernah berkurang dan tidak berubah.

Aplikasi: Waktu mengerti hati Tuhan ini ada kebebasan di hati. Rasanya saya lebih sanggup untuk mengampuni dan berhenti menghakimi. Bahkan rasanya bisa menerima setiap sikap buruk yang saya terima. Saya ingin terus hati Tuhan ada di hati saya, supaya saya bisa terus mengerti bagaimana Ia mengasihi setiap pribadi dengan kekhasan dan keunikannya masing-masing.

4. Kejujuran penuh pada Tuhan.
Tuhan senang kita menjadi orang saleh, tapi terlebih suka lagi kalau kita hidup tanpa topeng di hadapan-Nya. Tuhan ingin kita punya hubungan dengan-Nya tanpa topeng dan kepura-puraan. Hubungan yang bebas tanpa ada rasa segan untuk mengungkapkan isi hati. Hubungan ini melibatkan tentang kepercayaan, kepercayaan penuh bahwa Tuhan tidak akan menolak kita sekalipun kita mengungkapkan dengan terang-terangan sikap dan pemikiran kita di hadapan Tuhan. Bahkan sekalipun kita marah pada Tuhan, Ia ingin kita jujur apa adanya. Hubungan yang seperti itulah yang Tuhan inginkan. Kepercayaan penuh bahwa kita akan selalu dikasihi dan memang demikian. Sementara kita berkata jujur, Ia akan meruntuhkan setiap paradigma yang salah dan memberikan pengertian-pengertian baru yang memerdekakan. Akhirnya kita bisa menjadi pulih dan mengerti segala sesuatu yang Tuhan maksud. Kalau sudah begitu, kita akan lebih mudah menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita.

Aplikasi : Kadang-kadang, untuk bisa hidup benar di hadapan Tuhan, saya menahan beberapa emosi negatif saya dan menelannya bulat-bulat. Saya terbuka untuk hal-hal yang membuat saya sedih, tapi untuk hal-hal yang membuat saya marah sering kali saya mengabaikannya dan menekannya. Tanpa sadar perasaan-perasaan itu pelan-pelan menguasai saya dan merusak kerohanian dan jiwa saya. Saya jadi mudah tertekan dan mudah mengeluh.

Selama saya membaca buku ini saya mengingatkan diri sendiri untuk terus mengungkapkan isi hati saya pada Tuhan. Entahkah itu keluhan entahkah itu rasa syukur dan kegembiraan. Sudah lama saya tidak berkomunikasi dengan Tuhan sesering itu. Kesibukan dan kekuatiran mengalihkan pandangan saya. Puji Tuhan,dari buku ini saya diingatkan kembali betapa indahnya persekutuan dengan Tuhan di saat-saat sederhana dalam hidup kita.

5. Semakin kita melekat pada Tuhan, kita jadi lebih mudah bahagia karena hal-hal yang sederhana.
Ini benar sekali dan saya merasakannya. Hubungan yang erat dengan Tuhan membuat kita melihat hal-hal kecil menjadi luar biasa. Kita jadi mudah antusias dan gembira hanya karena hal kecil. Tidak ada hari tanpa kegembiraan sekalipun masalah belum selesai. Kegembiraan itu tidak dicari-cari atau dibuat, tapi Tuhan menunjukkan dan menyatakannya. Maksud saya, Tuhan bisa tiba-tiba menunjukkan sesuatu pada kita atau mengingatkan kita dan membuat kita tertawa. Bahkan tertawa akan kebodohan kita sendiri.

Aplikasi: kadang saya suka berasumsi akan suatu kejadian yang dapat merenggut sukacita dari hidup saya. Saya belajar untuk melihat sesuatu apa adanya. Jika hal itu menjengkelkan saya akan membawanya pada Tuhan dan biasanya Ia akan menunjukkan sisi lain dari masalah itu yang akan membuat saya malu sendiri, tertawa lagi dan bisa mengmpuni. :D

Masih banyak lagi hal-hal luar biasa yang Tuhan sampaikan dari buku ini. Buku ini bisa membuat kita haus akan kasih Tuhan. Haus hingga merasa benar-benar kering kerontang. Saya bahkan harus mengingatkan diri sendiri bahwa buku ini novel, bukan Alkitab. Sekalipun di buku ini memiliki kebenaran, saya tidak bisa memusatkan hikmat dan kebenaran pada buku ini. Firman Tuhan paling utama, novel ini membantu menerjemahkan kasih Tuhan yang memang tidak masuk akal.

Teman-teman kudu baca buku ini! Semoga review saya bisa memberkati. Amin.




6 Comments