Kamu masih berpikir waktu menikah kamu bisa ditemani pasanganmu setiap saat, dimana saja dan kapan saja.
Karena kenyataannya, kamu akan punya kesibukan sendiri, begitu pun dia. Yang perlu kamu ingat saat menikah justru yang perlu kita ingat, sekalipun terpisah jarak (jauh, sedang, atau pun dekat), kamu dan pasanganmu adalah satu jiwa, satu hati, satu roh, dan satu daging di dalam Tuhan.
Pasanganmu bukan bodyguardmu yang harus menemani kita 24 jam. Dia bukan hp-mu atau dompetmu yang harus setiap saat ada di tasmu. Dengan melakukan atau pergi sendiri selagi kita bisa, kita menghormatinya dan mengasihinya dengan tulus.
So, kalau masih berpikir pasanganmu adalah malaikat penjagamu, pikirkan baik-baik apakah kamu benar-benar mau menikah??
Kamu masih berpikir bahwa dengan menikah, keuanganmu akan membaik.
Ada istilah kalau orang menikah punya rejekinya masing-masing. Benar sekaliiii, tapi tetap saja kata-kata ini tidak akan berlaku kalau kita sendiri tidak bisa mengatur keuangan kita sendiri.
Saya ingin meluruskan pemahaman kita para wanita, terutama adik-adik saya perempuan yang mungkin masih remaja. Pria itu memang sumber, tapi bukan berarti mereka bank atau mesin atm kita. Saat mereka menjadi seorang suami memang benar kewajiban mereka adalah menafkahi keluarga. Lalu tugas kita sebagai wanita?? Foya-foya dan leha-leha?? Minta pulsa dan minta beli ini itu yang belum tentu kita pakai?? No.. Tugas kita sebagai istri adalah mengatur keuangan agar BERAPAPUN gaji suami kita akan tetap cukup bagi seisi rumah. Beraaattt yoooo.... Makanya belajar dari masa single. Kalau punya uang mulai diatur. Yang punya calonn pasangan hidup misalnya suka boros, mulai diingatkan.
So, kalau masih mikir mau nikah biar punya atm berjalan... Hmmm... Silahkan dipikirkan ulang.
Kamu masih berpikir kalau dengan menikah, kamu akan mendapat perlakukan romantis setiap hari.
Yang ini beneran mimpi di siang bolong. Waduhhh... Kok gitu?? Kalau pasangan kamu emang asli dari sononya romantiss.. tisss.. tisss... Bisa jadi mereka bisa berlaku romantis setiap hari, tapi pada kenyataannya yang namanya pria kalau sudah fokus pada satu hal dia akan memikirkan ituuuu sajaaaa sampai di masuk ke kotak lain di pikirannya. Jadi, kalau dia sedang sibuk nonton bola... Hehehhehe... Jangan harap dia akan tiba-tiba mengirimimu mawar atau ucapan-ucapan romantis. Yang ada kamu akan melihat tingakahnya yang lucu waktu merayakan gol kemenangan (nyehehehhe...inget sesuatu).
Apalagi kalau dia sedang berbeban berat. Jangankan senyuman, yang ada kita mendapat ekspresi serius dan alis mengkerut. Kalau kita balas dengan kerutan lagi, sudah pasti dia akan semakin tampak aneh.
Jadi... Kalau kita masih membayangkan peristiwa di novel dan film-film romantis akan terjadi di pernikahan kita... pikirkan dulu rencana menikahnya.
Setiap kali memikirkan pernikahan, yang kamu pikirkan " Saya akan menerima.. Saya akan mendapat...Dia akan memperlakukan saya seperti..." bukannya " Saya akan memberi dia.. Saya akan melakukan ini untuk dia..."
Jangan menikah kalau kita masih memikirkan segala sesuatunya untuk diri kita sendiri, untuk gengsi kita, untuk kehormatan kita, hawa nafsu kita, keinginan kita dan kita..kita..kita... bukan dia. Pernikahan itu bicara tentang pengorbanan, melayani, merendahkan diri, dan KITA-- bukan saya atau dia.
So... Coba cek, kalau dalam bergaul kita sendiri masih berpikir "aku..aku...aku dan tentang aku..." Apakah kita sudah siap benar-benar menyerahkan hidup kita dan berkorban banyak untuk keluarga yang akan kita bangun kalau kita menikah?? Saya bukan hanya bicara harta, waktu, tenaga, tapi juga mimpimu, hobimu, bahkan pergaulanmu.
Eitss... ga seseram itu kokkk.. Asal kita bisa membagi waktu kita, semua pasti bisa teratasi, tapi balik lagi saya katakan... Semuanya berawal dari hati kita. Apakah hati kita masih hatinya anak-anak yang selalu berusaha memuaskan keinginan sendiri?? Atau kita seorang wanita dewasa yang siap menolong dan berkorban jika memang dibutuhkan orang-orang sekeliling kita??
Hayuuukkk...Hayukkk..latihan dari waktu single. Latihan mulai dari di rumah, bantu orang tua, bantu keluarga. Mulai di sekolah, teman-teman, gereja... Saat kamu sudah mengerti yang saya maksud tentang hati yang memikirkan KITA bukan SAYA... Saat menikah, pasti tidak akan berat-berat amat... Ya ga ya??? Saya pikir begitu... Maklum baru 2 bulan nikah, tapi yang saya rasakan seperti itu. Hahahhaha...
Semoga memberkati. GBU. ^.^
2 Comments