Ketika Orang Tua Tiba-Tiba Tidak Jadi Setuju Dengan Pernikahanmu
Pernah terpikirkan dalam benak saya, jika tiba-tiba saja di tengah persiapan pernikahan saya, salah satu dari orang tua saya atau Aki mengatakan tidak setuju dengan hubungan kami. Pernaaahhh berpikir ke sana dan hal itu terjadi.
Tidak dalam arti seseungguhnya, tapi karena perbuatan iseng adik laki-laki saya.
Waktu itu saya sedang di kosan dan duduk-duduk dengan tenang. Setelah membaca beberapa komik yang sudah ribuan kali saya baca ulang, saya memutuskan untuk menanyakan kepastian orang tua saya apakah mereka jadi mau datang ke rumah Aki pada saat liburan atau tidak. Saya mengirimkan sms pada Mama dan Papa sekaligus. Tidak lama saya menunggu, balasan dari Mama langsung datang. Ini isinya.
Mama sudah tidak setuju lagi dengan hubungan kamu sama Gerry. Tanya saja sama Bapakmu.
Waktu saya baca sms itu rasanya otak saya langsung kosong melompong dan dada saya rasanya seperti ditekan dengan kuat. Tidak ada amarah dan tidak ada kesedihan sama sekali.
Saat itu yang saya pikirkan hanya, apa yang harus katakan pada Aki setelah kami sudah bayar ini itu dan melunasi ini itu. Pernikahan sudah di depan mata, tiba-tiba Mama saya tidak setuju. Saya tidak mau menikah tanpa restu sama sekali. Kalau seandainya Mama mengatakannya sebelum kami mengurus semua persiapan, saya akan lebih siap menerima penolakan itu, tapi kalau di saat seperti ini rasanya saya akan menghabiskan banyak hal sia-sia.
Saya bertanya-tanya sendiri, kenapa tiba-tiba beliau tidak setuju. Saya mengasumsikan beliau tidak setuju karena biaya pesta adat yang besar dan membuat orang tua saya tertekan sampai akhirnya mereka memutuskan untuk tidak setuju (Hhahaha...Saya merasa konyol sekali).
Saya memutar otak saya, saya bertanya pada Tuhan. Gimana ini Tuhan?? Yang terpikir, ya sudah.. Mau gimana. Sisa waktu yang ada kita gunakan untuk menanyakan kenapa Mama tidak setuju dan berusaha memberi beliau pengertian. Kalau akhirnya Mama tidak setuju, ya mau tidak mau kami harus melepas semua uang yang sudah kami keluarkan. (Ngeriiii.. >.<)
Baru sampai situ saja saya berpikir, masuk sms dari Mama. Isinya
Itu tadi Firman. Hp Mama dipake. Bohongnya dia.
Deg!! Rasanya seperti ada paku di lepas dari dada ini. Antara senang, sedih, dan marah campur aduk di hati saya. Di dalam kamar saya ngomel-ngomel sendiri, " Ga lucu! Ga lucu!" dengan air mata berurai. Saya langsung mengangkat telepon dan menelepon Mama. Ternyata yang mengangkat telepon adik saya. Sambil menangis dan tertawa sekaligus saya mengomel sepuasnya. Bercanda yang tidak lucuuuu dan kalau dia ada di depan saya, saya ingin sekali menjitak kepalanya.
Setelah bertanya sebentar tentang kuliah dan berapa lama dia pulang ke Cilegon, saya menutup telepon. Tertawa sendiri karena keisengan adik saya dan kepolosan saya yang gampang dibohongi -.-' ... Tapi jauh di dalam hati saya, saya sendiri bertanya-tanya.. Kalau seandainya ternyata Mama benar-benar tidak setuju, apa yang akan saya lakukan???
5 Comments