Bola Mukjizat Yang Retak 7



Oh, Tuhan berikan mukjizat-Mu!! Berikan kami uangg!! 
Rasanya ingin berteriak seperti itu kalau ingat biaya pernikahan yang mencapai ratusan juta rupiah, terutama buat adat. 

Jauh di dalam lubuk hati saya yang paling dalam (cieeehh), saya percaya Tuhan pasti menyediakan. Tapi mata ini, otak ini, dan melihat orang tua saya yang pusing tujuh keliling, membuat saya cukup gentar. Saya semakin ingin Tuhan menunjukkan mukjizat-Nya dengan melemparkan koper dari surga berisi penuh dengan uang seratus ribuan.


Yah, sayangnya Tuhan selalu kasih yang jauhhhh dari yang kita pikirkan. Jauh dari yang kita rencanakan. Terus, mukjizat apa lagi yang Tuhan tunjukan kali ini??

Bukan uang, bukan diskon, bukan pemberian yang wahhh... Tapi mukjizat yang ga bisa dibayar dengan apa pun.

Hari ini saat saya pusing dan ogah-ogahan bantuin Papa beresin undangan untuk pesta adat, adik saya berinisiatif mengajak kami semua berdoa. Papa langsung print budget dan anggaran yang sudah disusun untuk pesta adat. Kami masuk ke kamar Mama Papa dan duduk di atas tempat tidur melingkar. Kami meletakkan kertas anggaran di tengah-tengah kami dan kami saling bergandengan tangan.

Kami berdoa satu persatu dan menyatakan iman kami kalau Tuhan pasti sediakan segala sesuatu yang kami perlukan entah dengan cara apa pun itu. Adik perempuan saya berdoa, Papa berdoa, Mama berdoa, adik laki-laki saya berdoa, dan saya juga berdoa. Saat itu kami cuma bisa menangis menyatakan iman kami. Bukan lagi karena ketakutan, tapi karena iman yang Tuhan teguhkan dan nyatakan.

Selesai berdoa kami saling sharing dapet apa dan ternyata pesan yang Tuhan nyatakan lewat penglihatan, impresi, dan kata-kata saling confirm. Kami bersukacita dan saat itu saya merasakan sukacita besar. Sukacita yang tidak bisa dibayar dan diganti dengan harta seperti apa pun.

Saya ingat bagaimana dulu saya bersama kakak dan adik saya berdoa untuk pertobatan Papa Mama. Dulu kami pikir kalau Papa Mama pindah gereja dari HKBP ke GBI, mereka bisa lebih dekat dengan Tuhan dan lebih ngeroh, tapi Tuhan proses keluarga ini dengan cara yang terduga. Tuhan mengubah hati saya, mengubah hati adik-adik saya, kakak saya... Yang akhirnya menggerakkan perubahan dalam diri Papa dan Mama. Mereka perlahan berubah. Perlahan mereka lebih mengandalkan Tuhan. Hati mereka lebih lembut, penuh iman dan pengharapan.

Kali ini, saat kami menghadapi tantangan untuk pesta adat. Hati saya percaya, bahwa tantangan yang besar akan membawa kesaksian yang besar juga. Keluarga besar kami akan mendengar tentang kebesaran Tuhan lewat perkara ini. Hanya saja Tuhan ingatkan, KUATKAN DAN TEGUHKAN HATI. Kami percaya pada Tuhan. Kami percaya kepada-Nya yang tidak akan mempermalukan orang-orang yang berharap pada-Nya. Apa pun jadinya nanti, Tuhan pasti akan rancangkan hal yang indah bagi kami.

Tambahan lagi, setiap saya berdoa dengan Aki, kami mendoakan supaya bukan cuma kami yang belajar tentang Iman, Pengharapan, dan Kasih... Dan Tuhan benar-benar jawab doa kami. :D ... 


4 Comments