Prinsip-prinsip Cewe Yang Bikin Gimana Gitu (Part 1)



Cowo yang kudu bayar ini itu.



Suatu hari saya pernah berdiskusi dengan salah satu sahabat sepelayanan. Kami berdiskusi tentang ‘pacaran’. Diskusi soal pacaran kan seru yaa dan obrolan pun mengalir sampai apda soal bayar membayar, kalau lagi ‘ngedate’. Yang tidak saya sangka, teman saya ini punya prinsip cowo harus selalu ngebayarin…. Ng…

Ok, itu bukan prinsip lama karena teman-teman masa SMA saya pun punya prinsip yang sama. Dari dulu pun saya merasa aneh dengan prinsip ini. Cowo yang bayarin makan, beliin ini itu.

Ada lagi cerita dari sahabat terdekat saya tentang investasi properti. Sahabat saya ingin sekali membeli rumah dan dia menceritakannya pada temannya. Temannya mengatakan untuk apa sahabat saya ini membeli rumah. Nanti malah keenakan suaminya. Itu ‘kan tugas suami.

Jdeeenggg! Pernah dengar orang ngomong sama seperti ini, tapi waktu dengar tetap kaget juga.

Saya sebagai cewe agak malu melihat teman-teman saya yang seperti itu. Apalagi kalau teman-teman cowo saya sudah ngomong kalau cewe dimana-mana tukang ‘morotin’. Tidak jarang juga saya mengenal teman-teman yang pacaran hanya supaya bisa dibelikan ini itu.

Setiap saya merenungkan hal ini, saya jadi berpikir..Kalau begitu, wajar dong kaum pria sering memandang wanita dengan merendahkan kalau kebanyakan wanita punya prinsip kayak begini. Bahasa kasarnya, kita seperti bisa ‘dibeli’.

Lagian pemikiran seperti ini sama seperti pemikiran anak ABG. Saya ingat obrolan saya dengan A. Waktu itu dia masih kelas 2 SMP. Saya tanya ap adia ada keinginan pacaran. Dia bilang Ya. Lalu saya tanya lagi, memang pacaran buat apa sih? Saya kaget waktu dia bilang biar ada yang isiin pulsa dsb.

Waktu itu saya langsung bilang, pacaran itu masa-masa bangun hubungan menuju pernikahan. Kalau ga ada tujuan dan main-main aja, buat apa? Malahan fatal akibatnya. Dia mengerti tentang akibat yang saya maksud. Lalu saya tambahkan, saya ajak ia membayangkan bagaimana kalau ada cowo yang pacaran dengan dia cuma supaya bisa dibayarin ini dan itu. Jahat ga sih tuh cowo? Sama dong kalau kita bersikap seperti itu. Jangan lakukan apa yang kamu tidak suka orang lain lakukan padamu.

Saya juga pernah cerita ‘kan tentang cewe yang ga mau ikut menanggung biaya hidup keluarga cowonya, makanya ia memikirkan ulang untuk menikah. Dia ingin uangnya adalah uangnya sendiri karena itu adalah hasil kerjanya sendiri.

Secara umum memang cewe seperti itu ya…Waktu saya pikirin lagi…Cewe memang punya sisi egonya sendiri. Kita cewe menuntut pria mencari nafkah dan mengerti kita perempuan yang ngurus rumah lagi PMS atau sebagainya, tapi kita ga berusaha mengerti beban yang ditanggung cowo-cowo yang punya bebannya sendiri juga sebagai seorang pria.

Waktu awal jadian dengan Aki, saya lega dia bicara dengan terang-terangan kalau jalan/ngedate kita bayarnya 50:50. Saya agak sulit menerima cowo yang selalu ingin menopang saya secara finansial 100%. Bukannya ga enak, tapi saya takut jadi tidak murni. Sepertinya akan ada perasaan “ karena dia sudah bayarin ini itu, saya harus balas jasa dia”. Saya tidak mau punya perasaan seperti itu.

Sekarang kalau jalan, kadang Aki yang traktir, kadang saya yang traktir. Tergantung suapa yang lagi ada duit. Kadang juga BM (bayar masing-masing).

Kalau saya ada pinjaman dari Aki, sesegera mungkin saya bayar. Begitu juga sebaliknya dengan Aki. Kita tarik garis batasan, belum suami istri maka hutang harus tetap dibayar. Kita tidak pernah membicarakannya, tapi secara otomatis kita lakukan sih.

Prinsipnya sih, apa yang ingin orang lain lakukan pada kita, lakukan terlebih dulu pada orang lain. Kalau pengen partner mendukung kita secara finansial, dukung dia juga saat dia membutuhkan. Bukan ditinggal dan menanggung bebannya sendiri. Sementara saat kita ada masalah, kita katakan itu tanggung jawab dia juga. Big NO!




1 Comments