TAK AKAN AKU LETAKKAN KAU DI SUDUT HATIKU


Akan kuletakkan kau di sudut terindah di hatiku..

Pernah denger kalimat ini ga? Hehhehe..Sering ya? Akhir-akhir ini saya sedang memikirkan hubungan saya dengan Aki dan bertanya sama Tuhan,

“ Tuhan, Aki itu udah jadi berhala saya ga ya? Bagaimana Lasma meletakkan dia di hati Lasma? Apakah ruangan buat dia sudah lebih luas daripada ruang buat Tuhan?”


Pertanyaan itu sebenarnya ga perlu Tuhan jawab juga karena saya tahu ada saat-saatnya Aki jadi kayak berhala. Saat apa tuh? Kalau dia bertindak tidak seperti yang saya inginkan, saya mulai ngambek atau kecewa, saat saya menggantungkan mood saya pada sikap dia. Puji Tuhannya, sejauh ini setiap kali gejala itu muncul, Tuhan selalu ‘tepok’ dan ingetin dan suruh saya lihat wajah DIa lagi.

Tapi saya mau cerita satu hal, Tuhan kasih saya gambaran seperti apa Ia ingin saya meletakkan Aki di hati saya.

Bayangkan hati kita adalah ruangan kecil dan di situ ada Tuhan yang BESAAARRRRR memenuhi ruangan harus duduk dan menunduk agar bisa muat berada di ruangan itu. Lalu dimana saya letakkan Aki di dalam ruangan itu?

Mengeluarkan Tuhan dari sana dan membiarkan Aki yang berada di tengah-tengah ruangan yang jadi terlihat luas dan kosong?

Atau hanya meminta Tuhan menggeser kakinya sedikit supaya ada tempat Aki bisa duduk di dalam ruangan?

Atau membiarkan Aki di pojok ruangan dan mungkin dia terkadang dia akan tergencet, saat Tuhan bergerak sedikit?

Bukan tiga-tiganya euy.

Yang Tuhan kasih lihat saya membuka pintu, tidak masuk karena ruangannya sudah penuh dengan keberadaan Tuhan, saya meletakkan Aki di telapak tangan Tuhan yang besar dan nyaman.

“ Tuhan, ini Aki. Lasma serahkan pada-Mu. Dia bukan miliku, tetapi milik-Mu. Biar dia bisa jadi yang terbaik buat Tuhan bukan buat Lasma karena Tuhan lebih mencintai dia daripada Lasma mencintai dia. Lasma ga sanggup mengasihi dia sepenuh hati, tapi Engkau mengasihi dia lebih dari siapa pun yang ia kenal.”

DOENG! Waktu dikasih lihat penglihatan itu dan berdoa seperti itu, saya seperti dapat hal baru dari Tuhan.

Dalam bangun hubungan menuju pernikahan, sering kali saya menemukan diri saya ngerasa ga sanggup menghadapi calon saya. Saya sudah ketakutan duluan, apakah saya bisa sabar, apakah saya bisa terus mengasihi dia tanpa syarat, apakah saya tidak akan menyakiti dia?

Ketakutan-ketakutan itu kadang membuat saya ingin mundur dan memilih untuk jadi single. Tapi waktu Tuhan kasih lihat gambaran itu, Tuhan kayak bilang..
“ Lasma, kamu ga akan bisa mengasihi orang lain dari diri kamu sendiri. Serahkan dia pada-Ku maka aku akan memberikan kekuatan padamu untuk kamu mengasihi dia sama seperti Aku mengasihimu.”

PLAK!PLAK!PLAK!

Rasanya kayak ketampar, sering kali saya lupa menyerahkan Aki pada Tuhan. Baik kesehatan dia, pembentukan dia, pekerjaan dia dan semuanya tentang dia. Secara tidak sadar saya malah menuntut dia harusnya begini, begitu dan banyak lagi yang sebenarnya setelah saya gali, itu hanya idealisme saya. Idealisme yang ternyata hanya ingin memuaskan hawa nafsu saya. Supaya dibilang calonnya hebat atau apalah yang terkesan ujung-ujungnya cuma untuk mengembang kempiskan cuping hidung saya (nyombong maksudnya).

Kalau sudah punya keinginan seperti itu tentu saja saya yang capai sendiri, saya yang uring-uringan sendiri. Roh izebelnya jadi menguasai dan itu ga baik. Ga baik buat diri sendiri dan orang lain tentunya.

Gambaran itu juga mengingatkan saya, saat-saat saya sangat mengasihi Aki itu bukan waktu Aki baik sama saya. Bukan waktu dia ‘keliatan bener’ di mata saya..Tapi waktu saya punya hubungan yang baik dengan Tuhan. Bukan waktu bilang sayang sama Aki, tapi waktu saya bilang ke Tuhan, “ Tuhan, Lasma sayang sama Aki.”

Saya juga ingat awal-awal bangun hubungan sama Aki, pernah bilang ini sama Tuhan.

“ Tuhan, doa Lasma cuma satu biar Aki jadi pria yang maksimal buat Engkau dengan Lasma atau pun tanpa Lasma.”

Akhir-akhir ini lupa dengan doa itu, tapi hari-hari ini diingetin lagi dan mau berdoa terus untuk itu. Tentu saja kalau sudah merit doanya akan berbeda lagiiii…:D

Jadi, kesimpulannya…Ya saya tidak akan bisa mengasihi siapa pun tanpa saya meletakkan mereka ke atas telapak tangan Tuhan. Kasih saya akan terbatas jika saya mengasihi dengan seluruh jiwa raga saya sendiri. Tapi kalau saya membiarkan hati saya dipenuhi oleh Tuhan dan meletakkan orang-orang yang saya kasihi di telapak tangannya, maka saya akan sanggup bersabar, sanggup menerima, sanggup mengampuni, sanggup mendengarkan, sanggup menolong, sanggup bayar harga dan banyak hal yang saya pikir saya tidak sanggup.

Loved to Love…:D.


11 Comments