Happy B'day Papa!!


20 Oktober 2012, hari ultah Papa yang ke 55. Mama mengajak anak-anaknya membuat acara kejutan. Adik saya merencanakannya dan mengontak kakak dan adik saya yang paling kecil. Pokoknya seksi sibuknya deh dia.

Waktu adik saya mengungkapkan rencana ini saya sempat bergumul karena di sekolah sedang ada Open Day yang berarti saya harus datang ke sekolah. Sempat berpikir untuk bolos datang Open Day, tapi setelah dipertimbangkan tidak tepat juga. Tugas saya untuk membuat displayed board juga belum selesai sampai hari Jumat.

Akhirnya saya putuskan untuk tetap datang Open Day. Waktu Open Day saya kira akan selesai di jam 12, tapi ternyata masih ada tamu-tamu yang membutuhkan banyak informasi. Akhirnya mau tidak mau saya meminta ijin untuk pulang lebih dulu. Ga enak sih pulang di saat orang masih pada sibuk, tapi saya juga tidak mau terlambat ke acara ulang tahun Papa.


Anehnya, tepat saat mau keluar gerbang hujan turun deras. Weewww…Seperti dilarang pulang. Hahahha.. Untungnya saya bawa payung (padahal biasanya malas bawa payung). Setelah melewati perjalanan 5 benua dan 7 samudra…(halah), akhirnya saya sampai di Cilegon.

Saya menunggu dengan sabar di dekat restauran yang adik saya sebutkan dalam rencana. Agak sebal waktu saya telepon dia tidak angkat. Lebih sebal lagi waktu dia bilang saya datang kecepetan karena rencananya jam 5 sore.. Afaaaaaaaaaa!! Padahal saya sudah tiba di sana jam 3 teng sesuai yang dia minta dan Mama sudah bilang Ok. Ternyata saya malah dibilang kecepetan T.T…

Menelan rasa tidak terima saya berusaha tetap fokus pada rencana yang sudah dibuat. Saya tanyakan pada adik saya harus bagaimana dan bagaimana?

Tersusunlah rencana detailnya. Saya membeli kue tart dan membawanya ke restauran. Di sana saya menunggu sambil terus mengawasi kalau-kalau mobil Papa tahu-tahu sudah tiba. Dua setengah jam menunggu tidak datang juga sampai adik saya sms “ Kami sudah mau parkir”. Baca sms itu saya malah panik dan pergi ke toilet dan meninggalkan kue tart di meja dengan pikiran akan kembali mengambil kue tartnya (yakin banget kalau Papa tidak akan datang ke arah belakang restauran dimana saya duduk).

Waktu saya mau keluar toilet..

DOEEENGGGG!!

Papa malah mengajak ke saung yang kalau saya keluar dari toilet pasti kelihatan. Arghhh!!! Panik berat. Saya nyolong2 liat dari balik tembok. Saya menunggu di toilet ada sekitar 10 menit dan akhirnya adik saya datang dan menanyakan kuenya. Kami putuskan untuk meminta pegawai restauran membawa tartnya ke toilet supaya saya bisa menyalakan lilin.

Sekitar 10 menit lagi saya menunggu dan malah adik saya yang membawa. Loh!! Ternyata pegawai restoran malah membawanya ke meja dimana ada Papa saya.


“ Gatot! Gatot! (gagal total” keluh saya waktu itu. Tapi ya sudahlah, kalau Papa sudah melihat kuenya, toh Papa belum melihat saya.

Akhirnya lilin 55 kami nyalakan dan membawa kue tartnya keluar dari toilet sambil menyanyikan happy Birthday. Papa tampak bingung waktu saya membawa kue tartnya keluar. Hahahha..berhasil mengejutkan Beliau.

Nyalain lilin sendiri..Akkakaka
Waktu saya mau menaruh kue tart tepat di depan Papa, tau-tau salah satu lilin mati karena angin. Haelaaahh yaaa.. ada aja halangannya. Saya taruh di meja tartnya dan lilin yang satunya mati juga. Hueee.. Akhirnya Papa menyalakan lilinnya sendiri *pemandangan yang aneh bukan?

Nyanyi lahu ulang tahun, tiup lilin, make a wish dan buka kadoooo.. Saya tidak memberikan kado apa-apa karena lagi tongpes (kantong kempes). Sementara dua adik saya sudah menyiapkan hadiah. Adik perempuan saya menyiapkan hadiah dasi warna merah marun yang ternyata sudah lama diinginkan Papa. Adik saya yang paling bungsu memberikan lukisan karikatur Papa yang sedang menunjukkan gigi ompongnya. Miriiiippp sekali..Ahhaha..tidak sia-sia dia sekolah desain.

Tiup lilinnya..Tiup lilinnya
Setelah buka kado, kami mendoakan Papa dan saat itu rasanya bersyukurrrr sekali. Saya ingat bagaimana saya bergumul dan berdoa buat keluarga saya. Doa puasa, doa puasa. Rajin pulang dan ngobrol dengan Papa, Mama waktu makan dan melupakan kesenangan saya. Waktu itu yang terpikir hanya ingin menunjukkan kalau Tuhan itu baik, kalau saya sayang sama keluarga saya. Jaman baru pulang dari Champion Gathering itu (retreat) rasanya saya lebih dahsyat melayani keluarga saya daripada hari ini, tapi kemarin itu saya melihat Tuhan begitu baik.

Dulu saya bisa merasa tidak disayang, tidak diperhatikan. Hubungan orang tua anak tidak seintim sekarang. Dulu boro-boro peluk dan cium pipi. Curhat atau segala macam. Adik saya yang cowo juga lebih banyak ngedumel dan mengeluh tentang Papa, bahkan cenderung tidak hormat. Tapi di acara ulang tahun Papa saya mendengar adik saya berdoa buat Papa dan mengucapkan conves untuk Papa. Saya melihat dua pria Allah yang luar biasa. Papa bukan orang yang sempurna dan sebenarnya sebagai anak kami punya banyak alasan untuk kecewa, tapi Tuhan mengajarkan tentang pengampunan dan kasih tanpa syarat. Kasih Tuhan memberi kami kekuatan untuk mengasihi tidak dengan cara dunia, tapi dengan cara Tuhan. Kasih itu lebih meluap dan memenuhi keluarga kami. Ada kasih mesra di keluarga kami dan waktu melihat itu semua rasanya ga bisa diganti dengan apa pun.

Happy B'day Papa. Maap miring2
Kalau kami memilih kepahitan dan menolak Papa karena sakit hati kami, kami pasti tidak akan menemukan Papa yang sekarang. Yang berdoa setiap pagi, baca firman dan mengadakan mesbah doa. Papa sudah banyak berubah. Perubahan yang berasal dari masalah dan mengajarkan kami banyak hal.

Saya melihat ada Tuhan di hati Papa. Saya melihat Tuhan sedang mengajarkan dan memperlihatkan sesuatu pada Papa. It’s amazing.

Saya dan saudara-saudara saya berdoa bertahun-tahun supaya Papa dan Mama punya roh yang takut akan Tuhan dan di ulang tahun Papa, saya melihat keluarga saya akan berada bersama-sama Kristus di dalam Kerajaan Allah.

All I wanna say only Thank You, Lord. You are Amazing.

Happy B’day Papa!!





2 Comments