Add caption |
Mau kasih cerita
mukjizat lain lagi. Kali ini retakan bola mukjizatnya semakin melebar. Hehhehe.
Jadi, hari Minggu
kemarin saya dan Aki pergi ke Wedding Expo di daerah PRJ. Tadinya sudah
ogah-ogahan pergi, tapi waktu teman komsel bilang di pameran bisa dapet harga
jauh lebih murah, kita putuskan untuk berangkat.
Sebenarnya
pameran itu diadakan selama tiga hari, tapi kami baru datang di hari terakhir.
Tiket harga 10.000 buat tiga hari. Murahhhh bangeeettt… (maniak barang murah
meriah).
Tadinya kita mau
cari catering nasi kotak dan bridal, tapi pas liat kateringnya ternyata lebih
fokus ke paket untuk prasmanan (kita mau sediain nasi kotak yang sedap saja
untuk pemberkatan), kita jadi lebih fokus ke bridal dan apa saja yang bisa di-
DP saat itu juga.
Yang pertama
ketemu dan cocok kita liat jas buat Aki. Kita ga mau sewa karena jas masih bisa
dipakai lagi. Mendingan gaun pengantin yang ga mungkin dipakai ke acara apa pun
yang akan kita sewa. Di vendor jas pertama ini tawarannya menggiurkan sekali.
Dengan harga 4 juta bisa dapat 2 stell jas sepatu. Aki udah mau Ok saja
tadinya, tapi saya ajak melihat-lihat lagi. Saya tidak suka memutuskan tanpa
melihat pertimbangan lain yang mungkin lebih menguntungkan (kebanyakan mikir).
Selesai melihat
jas Aki ajak liat-liat bridal karena kita pikir paling penting bridal dulu.
Saya lebih pusing mikirin catering karena saya ingin tamu-tamu bisa makan enak.
Hahahha… tapi nurut saja sama Aki dan
mulai cari-cari bridal. Mampir di satu bridal yang lumayan sudah punya nama,
penawaran awal bikin saya pengen langsung cabut dan meninggalkan booth mereka.
Tahu-tahu si Cici menawarkan paket yang lebih hemat tapi lumayan lengkap. Aki
sudah Ok aja waktu liat tuh paket yang lumayan bikin ngiler. Tapi saya tidak
damai sejahtera karena di brosur tertulis “harga
sewaktu-waktu bisa berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya”. Saya tidak suka
itu kalimat dan memutuskan untuk melihat-lihat bridal lain. Lihat ini itu, tidak
ada yang sreg. Pusiiingg!! Bahkan kayaknya Aki lebih pusing karena cewenya
kebanyakan mikir dan nimbang. Ga tahu maunya apa. Padahal mau saya Cuma 1 MURAH
MERIAH. Hahahhaha…
Kita
keliling-keliling lagi berharap melihat gaun pengantin yang tidak kemben,
tapi.. ya Tuhaaann. Susahnya minta ampun. Semuanya kemben. Sampai kesal sama
pembuat trend gaun pengantin kemben. Hohoho. Sebenarnya gampang saja sih,
tinggal pakai bolero. Tapi kalau pakai bolero itu kan pasti nambah lagi duitnya
(otak hemat dan pelitnya nyala).
Masih belum
ketemu juga, kita masih keliling sambil terima-terima brosur. Eh, tuing tuing…
liat brosur cicin kawin harga 5 jt dan modelnya suka. Padahal siangnya baru
ngobrol dengan teman yang akan menikah bulan depan, kata dia budget buat cincin
pernikahan min 10 jt. Saya dan Aki mau pingsan waktu dengar itu, mungkin kami
juga sudah mau melempar piring dan mangkok kami ke langit-langit saking
kagetnya. Tapi tentu saja dengan kemampuan teater kami, kami tetap pasang wajah
tenang dan manggut-manggut sok ngerti.
Pas liat brosur
itu saya seperti dapat retakan kecil di bola mukjizat saya. Kami berdua
langsung tanya-tanya kalau emas kuning tanpa batu dengan model sama harganya
berapa. Hitung-hitung, harganya masih Ok. Saya dan Aki berembuk lagi dan memutuskan
untuk menyimpan info itu dulu. Kami harus kembali fokus mencari bridal.
Lagi- lagi
keliling dan kami melewati vendor jas dengan merk terkenal. Iseng-iseng kami
tanyakan dan kaget dengan harganya yang miring. Belum lagi bonus ini dan itu.
Ga sebanyak vendor yang pertama, tapi mengingat kualitasnya memang terjamin dan
ada model yang Aki suka, akhirnya kita deal. Itulah deal pertama kami. Keluar
sekian rupiah yang membuat kami lega, tapi juga miris. Huehehhe
Cari…Cari… Nemu
satu bridal yang memajang baju pengantin tidak kemben. Kita langsung mampir dan
tanya harga. Harganya murah euyyy, tapi sayangnya mereka tidak membawa contoh
gaun. Cuma yang ada di patung. Akhirnya saya agak ragu untuk deal…(banyak
maunya banget)
Keliling lagi,
terima brosur lagi, buka-buka contoh foto yang dipajang yang tidak membuat saya
ngiler sama sekali. Akhirnya ogah-ogahan saya masuk ke salah satu booth vendor
yang kayaknya muahaaaaaaaallll. Kalau nanya ga ada salahnya toh?? Ketemu sama
Cici-nya dan dijelaskan ini itu, rasanya mau lari lagi liat harganya. Di tiap
vendor kita selalu menjelaskan hanya ingin bridal dan tidak perlu ada ini itu
dan beberapa perintilan yang kami tidak perlukan ada di acara. Entah si Cici
ini kasian atau Tuhan kasih mantara pada hatinya, ia menawarkan paket lain yang
harganya mirip dengan vendor pertama yang kami datangi.
Memang yang
ditawarkan tidak terlalu banyak. Dari contoh hasil foto dan make up saya suka.
Gaun-gaun barunya juga bagus, ya walau paket yang saya ambil untuk gaun second
bukan model terbaru. Paling penting lagi tidak ada kalimat “harga sewaktu-waktu bisa berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya”. Akhirnya
kami deal dengan vendor ini sambil terus menanyakan pada Aki yakin atau tidak.
Dari nanya serius sampai ga serius. Karena Aki bilang Ok berkali-kali, kami
deal dan bayar DP. Lega yang kedua dan
miris-miris lagi.
Selesai deal
dengan bridal kami langsung kembali ke tempat cincin dan menanyakan lagi cincin
yang tadi kami tanyakan. Mereka memberikan harga yang seperti di brosur dan
langsung ditanya mau dibuat dalam waktu berapa lama? Dua minggu?? DOEEENGGGG!!
Rasanya seperti ada gong yang dipukul dekat kepala saya. Saya merasa kami
terlalu terburu-buru memesan cincin. Saya sempat berpikir seharusnya tidak
langsung pesan. Akhirnya kami minta dibuat dalam waktu sebulan…Hahahhaha…=.=’
Ada merasa agak bodoh.
Jas, bridal, dan
cincin sudah kami DP. Merasa lega sudah melaksanakan beberapa persiapan yang
sudah harus kami lakukan. Anehnya semua terasa mudah. Dalam beberapa jam sudah
memilih beberapa vendor. Kami memikirkan bagaimana caranya ‘mengencangkan ikat
pinggang’ supaya bisa melunasi semua cicilan. Menurut perhitungan kami semua
cicilan bisa dilunasi sampai hari H. Tapi kami berharap semua bisa lunas
sebelum harinya tiba. Ada rasa bingung, semangat, lega, tapi juga waswas.
Yang membuat saya
lebih takut lagi, bagaimana kalau akhirnya tidak jadi?? Semuanya yang sudah
kita booking akan sia-sia. Ah, penakutnya saya ini.
Tuhan Cuma jawab
kecemasan saya ini, “ Ya, itulah salah satu resiko menikah.” Eaaa…Gampang
banget jawabnya. Tapi di situ saya mengerti kalau saya tidak bisa terus berada
di pilihan-pilihan yang nyaman dan aman. Waktu saya membooking sebenarnya di
situ iman saya diuji. Berani deal atau tidak. Kalau saya mengikuti pikiran dan
ketakutan saya tentang batal dan tertunda, mau sampai kapan kami akan menunda
persiapan. Semakin sering persiapan ditunda (apalagi dengan dasar ketakutan
bukan iman) ya kami tidak akan jadi-jadi menikah.
Pagi tadi saya
juga mulai cemas lagi memikirkan apakah vendor-vendor yang kami pilih adalah
vendor-vendor terbaik. Agak parno karena di forum weddingku sering diceritakan
kalau banyak sekali vendor yang ceritanya selangit dan contohnya bagus-bagus
tapi ternyata kerjanya jelek.
Lagi-lagi di situ
Tuhan tegor saya, “ Jangan sesali apa yang sudah kamu putuskan, tapi belajar
dari kesalahan dan cari jalan keluar. Percayakan semuanya pada Tuhan.”
Doengg...lagi.
Saya kebanyakan kuatir ya, tapi itu dia yang saya tulis di LEBIH BAIK KUATIR,
saat kuatir Tuhan banyak ajarin hal-hal baik.
Dan beberapa
menit yang lalu saat saya cari-cari review tentang vendor yang kami pilih. Saya
melihat retakan lain di bola mukjizat. Vendor-vendor itu punya review yang
baik, banyak dipakai artis, bahkan bisa dibilang rasanya kok ga mungkin bisa
dapat dengan harga segitu.
Belum lagi
mendengar cerita teman yang sama-sama ke pameran. Mereka menceritakan vendor
mereka dan kami saling membandingkan. Saya tertegun dan sadar kalau Tuhan kasih
mukjizat lain yang tidak saya duga.
Ah, ya walau di
hati ini ada kekuatiran akan ada masalah ini atau itu atau tidak sesuai dengan
yang saya harapkan, setidaknya hari ini saya mau bersyukur dengan apa yang saya
lihat hari ini. Sebelum DP ini itu saya dan Aki merasa penuh kekuatiran apakah
kami bisa menikah tahun depan dengan uang sekian, yang kami pikirkan waktu itu
adalah melakukan yang terbaik dulu dan biar Tuhan melakukan bagian Tuhan.. Tapi
saat mendapatkan vendor-vendor ini, kami melihat bukti bahwa kami adalah salah
satu pasangan yang akan menikmati mukjizat Tuhan juga.
Entah Tuhan akan
berikan retakan seperti apa lagi. Retakan-retakan kecil yang akan selalu saya
nantikan J.
5 Comments