Pengen posting soal ini merasa agak memalukan, tapi tahu banget penjelasan soal hal ini akan sangat membantu para cewe-cewe. Terutama dalam mengatasi problem emosionalnya.
Sebenarnya saya sudah menyadarinya satu tahun ini. Perubahan-perubahan hormonal yang mempengaruhi emosi saya pada saat sebelum dan sesudah masa menstruasi.
Rata-rata perempuan akan berkata di masa-masa Pra Menstruasinya emosinya meledak-ledak dan menjadi mudah marah. Saya sepertinya salah satu dari antara perempuan-perempuan itu, tapi saya baru menyadarinya waktu saya sudah jalan bareng Aki.
Di masa single saya tidak terlalu peduli pada perlakuan buruk orang lain pada saya, waktu mulai jadian sama Aki, belajar berbagi hidup sama dia, saya mulai jadi penuntut dan di masa-masa itulah saya baru menyadari kalau ada saat-saat dimana emosi saya dipengaruhi hormonal saya.
Seperti saat masa PMS, saya jadi lebih mudah jengkel pada Aki dan mudah tersinggung. Mood saya buruk dan rasanya ingin Aki mengerti dan mendengarkan dengan baik. Tapi kami kan sama-sama sibuk, jadi ada saatnya Aki tidak bisa concern dengan keadaan saya. Puji Tuhan, Tuhan udah ajarin buat peka sama tubuh dari sebelum jadian dengan Aki. Kalau saya sudah merasa aneh dengan emosi saya yang mudah tersinggung, saya langsung melihat kalender dan menghitung siklus haid saya.
Rasanya lega setiap kali saya tahu emosi-emosi buruk saya timbul di masa-masa PMS. Mengetahui hal itu saya menjadi lebih tenang dan belajar mengontrol emosi saya. Bisa juga dengan mencari cara-cara supaya saya lebih rileks dan merasa senang. Tuhan juga ajarin buat mengontrol pikiran-pikiran buruk saya. Pada PMS itu biasanya rawan diserang pikiran-pikiran buruk, jadi mengetahui kalau saya sedang PMS membuat saya lebih bisa mengontrol pikiran saya. Itu kenapa saya sangat jarang ngomel-ngomel pada saat PMS. Hahahha...
Itu masa pra menstruasi. Berbeda lagi dengan masa pasca menstruasi. Masa-masa ini saya merasa lebih berbahaya terutama karena saya dan Aki belum menikah, hahhahahah... Di masa ini entah kenapa bawaannya seperti orang mabuk kepayang. Pengen ketemu terus. Pengen dimanja. Tapi balik lagi, Puji Tuhannya, Tuhan selalu remind kalau perasaan-perasaan itu dipengaruhi hormon. Ga murni 100% nyata. Ya, nyata sih.. Tapi kalau kita nurutin hormon bisa bahaya toh.
Pada saat saya berada di tengah-tengah masa pra menstruasi dan pasca menstruasi, saya merasa lebih tenang dan lebih banyak dikuasai pikiran. Emosi tidak terlalu seperti gelombang yang bikin naik turun tidak jelas. Rasanya lebih tenang dan bisa berpikir jernih, bahkan terkadang saya tersadar kalau saya ternyata sudah punya calon pasangan..hahahha..(kalau sibuk bisa lupa cuuyyy).
Bisa dibilang selama komitmen sama Aki, Tuhan banyak bukain hal ini. Soal mengontrol emosi saya dan menyadari hal-hal yang terjadi dengan tubuh saya yang bisa mempengaruhi keadaan psikologis saya. Mungkin ada teman-teman yang diajari ini juga sama Tuhan dan dibukain tentang hal yang sama, tapi seperti di awal saya katakan, saya merasa hal ini perlu saya ceritakan. Kita wanita memang harus peka dengan tubuh kita sendiri karena kita lebih kompleks daripada para pria. Yang bisa mengontrol emosi dan perasaan kita ya kita sendiri, bukan keadaan atau pun orang lain. Karena itu, kita perlu belajar mengenal tubuh kita juga yang sedikit banyak mempengaruhi kondisi psikologis kita juga.
Itu sedikit share dari saya.. Semog memberkati :)
3 Comments