Pernah tidak mengalami sakit, misalnya, pusing, lemah, lesu, tapi saat diperiksakan ke dokter ternyata kita tidak apa-apa. Nah, dalam ilmu kedokteran dan psikologi, sakit yang seperti itu disebut psikosomatis. Psiko berarti pikiran dan soma berarti tubuh. Jika disatukan artinya menjadi penyakit yang timbul dari pikiran.
Bagaimana psikosomatis bisa terjadi?? Pertama yang perlu kita mengerti psikosomatis terjadi karena ada hubungan timbal balik antara pikiran dengan tubuh. Saat kita melakukan hal yang kita sukai, hormon-hormon yang menyenangkan akan dihasilkan dan membuat tubuh akan bereaksi positif dan sehat, sedangkan pada saat kita melakukan atau menghadapi hal-hal yang tidak kita sukai tubuh akan menghasilkan hormon-hormon yang mengakibatkan sistem tubuh menjadi tegang, waspada, dan tubuh kita terasa tidak nyaman.
Begitu pula sebaliknya, saat tubuh kita tidak sehat, kondisi mental kita akan terpengaruh, biar begitu kita bisa memberikan respon yang lebih positif agar kita tidak semakin stress. Jika kita stress karena penyakit, maka tubuh akan bereaksi lebih negatif lagi.
Kedua, psikosomatis timbul sebagai alarm bagi kita bahwa stress yang kita alami merupakan stress yang merusak. Saat kita menekan emosi negatif ke dalam alam bawah sadar kita, pada dasarnya kita menyimpan 'sampah'. Yang menjadi masalah emosi, hati, perasaan, dan pikiran yang-semuanya itu disatukan dalam kata jiwa, tidak memiliki media apa pun untuk menyatakan bahwa kita menyimpan 'sampah' yang dapat merusak diri kita secara mental dan bisa membuat kita mengalami gangguan perilaku. Nah, untuk memberikan alarm ke alam kesadaran kita bahwa kita sebenarnya 'terluka' secara emosional, tubuhlah yang bereaksi.
Sedikit info, psikosomatis sendiri terdiri dari berbagai macam sebab yang melatar belakangi .
David Cheek M.D., dan Leslie LeCron menulis dalam buku mereka, Clinical Hypotherapy (1968), terdapat 7 hal yang bisa mengakibatkan penyakit psikosomatis: -Internal Conflict : konflik diri yang melibatkan minimal 2 Part atau Ego State.
-Organ Language : bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam mengungkapkan perasaannya. Misalnya, “Ia bagaikan duri dalam daging yang membuat tubuh saya sakit sekali.” Bila pernyataan ini sering diulang maka pikiran bawah sadar akan membuat bagian tubuh tertentu menjadi sakit sesuai dengan semantik yang digunakan oleh klien.
-Motivation / Secondary Gain: keuntungan yang bisa didapat seseorang dengan sakit yang dideritanya, misalnya perhatian dari orangtua, suami, istri, atau lingkungannya, atau menghindar dari beban tanggung jawab tertentu.
-Past Experience : pengalaman di masa lalu yang bersifat traumatik yang mengkibatkan munculnya emosi negatif yang intens dalam diri seseorang.
-Identification : penyakit muncul karena klien mengidentifikasi dengan seseorang atau figur otoritas yang ia kagumi atau hormati. Klien akan mengalami sakit seperti yang dialami oleh figur otoritas itu.
-Self Punishment : pikiran bawah sadar membuat klien sakit karena klien punya perasaan bersalah akibat dari melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan nilai hidup yang klien pegang.
-Imprint : program pikiran yang masuk ke pikiran bawah sadar saat seseorang mengalami emosi yang intens. Salah satu contohnya adalah orangtua menanam program ke pikiran bawah sadar anak dengan berkata, “Jangan sampai kehujanan, nanti bisa flu, pilek, dan demam."
(Copas from : Adi W. Gunawan)
Jadi, pada saat kita mengalami sakit, ada perlunya kita mengecek kondisi psikologis kita. Tidak perlu datang ke psikolog, cukup dengan mereview keadaan lingkungan kerja, keluarga, atau pergaulan kita. Adakah situasi-situasi atau masalah yang sulit kita atasi dan menguras pikiran kita dan mungkin secara tidak sadar kita hanya menganggapnya sebagai hal yang wajar.
Pada saat kita sudah menyadari situasi-situasi tidak menyenangkan tersebut, ada baiknya kita mengambil waktu untuk merefleksikan yang menjadi keinginan dan harapan kita, rasa kecewa, juga amarah kita. Doa adalah cara terbaik yang bisa dilakukan, penyerahan total masalah yang tidak bisa atasi dan kendalikan memberikan reaksi positif bagi tubuh kita, menjadi rileks dan tenang. Pengharapan pada Tuhan juga mengurangi ketegangan pada tubuh kita, seperti bagian kepala, leher, dan pundak (pernah berpikir kalau sakit di bagian kepala, leher, dan pundak adalah sakit untuk orang yang terlalu banyak membawa 'beban'?)
Itulah sering kali kita mendapat nasehat untuk tidak menyimpan emosi-emosi negatif. KETERBUKAAN ADALAH AWAL DARI PEMULIHAN. Prinsip ini berlaku untuk siapa pun. Kita perlu belajar mengolah dan menggali emosi kita pribadi, yang jika kita bisa melakukannya dengan baik, kita bisa terhindar dari psikosomatis. Keuntungan lainnya, kita dapat menolong orang lain untuk melepaskan stress.
Yakobus 5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
0 Comments