Hari ini baca forum obrolan di weddingku.com lagi dan masih tetap menghela napas karena tercenung… Inikah dunia nyata???
Kalau ngeliat pemikiran orang dunia yang di luar komunitas dan gereja, suka pengen nangis dan miris. Saya anak perempuan yang aman berada di dalam rumah dan melihat keluar dari jendela… anak-anak perempuan lain sedang saling menyakiti atau menyakiti diri sendiri.. Mereka bertempur habis-habisan untuk melindungi diri dan mengenyangkan perut.. Padahal di rumah saya banyak makanan. Ah, ya Bapa saya sudah mengundang mereka masuk.. Tapi mereka pikir Bapa saya ada maunya. Mereka takut diperbudak setelah mereka makan dengan kenyang di rumah saya. Mereka menolak kenyamanan yang Bapa saya berikan dan lebih memilih hidup di luar, hidup dalam segala kejahatan. Entah mereka pelakunya, entah mereka korbannya…
Selama baca obrolan para istri dan calon penganten itu, saya diingatkan waktu kelas Pra Nikah bulan lalu. Di kelas itu dibahas tentang pernikahan yang kudus. Di pernikahan kudus tidak ada pihak ke tiga, tidak ada perceraian… Semua berfungsi sebagaimana mestinya…
Tapi pada kenyataannya banyak orang yang ga tahan dengan kehidupan pernikahannya. Mau bertahan tapi ternyata pasangan pengen cerai. Kita ga mau cerai dan pasangan kekeh pengen cerai karena ada orang lain yang lebih di sayang…
Kita yang ingin mempertahankan pernikahan harus bagaimana?? Sedangkan kadang mau kekeuh ga cerai, tau-tau surat cerai udah keluar dan dinyatakan cerai (kasus kayak gini ternyata sering terjadi)…
Kata-kata Kak Timothy langsung nempel kayak powerglue di kepala saya… “ Ingat sumpah pernikahanmu bukan Cuma sama pasanganmu tapi juga dengan Allah.”…
Kata-kata itu kedengaran mengerikan ya.. Tapi buat aku terdengar seperti suara pintu kebuka lebar dan nunjukkin siapa Allah. Allah ga main-main dengan pernikahan dan mengetahui kalau sumpah pernikahan itu bukan Cuma antara saya, tapi sumpah terhadap Tuhan terdengar luar biasa dan menguatkan serta meneguhkan… Pernikahan jadi ga keliatan mengerikan :D.
Kadang-kadang terbersit di kepala saya.. “ Tuhan saya bisa setia ga ya kalau udah merit? Tuhan, kalau pasangan saya nyeleweng saya bisa ngampunin ga ya?? Kalau kami bertengkar hebat dan sampai ga tahan bangettt pengen pisah… Kita harus gimana??”
Pertanyaan itu sering saya tanyakan dan selalu saya jawab dengan … “ Ga boleh.. Tuhan benci perceraian!”… Tapi ternyata itu ga cukup. Waktu Kak Timothy keluarin kalimat tadi… Sumpah antara tiga pihak… Berasa ada peneguhan dan pegangan seandainya suatu saat saya goyah. Kebenaran ini membuat saya akan mampu buat bertahan...
Pernikahan bukan hanya antara dua pihak ini… Tapi bertiga. Saya, Allah, & Pasangan… Seandainya saya tidak setia… Allah masih setia dengan pernikahan ini. Seandainya pasangan saya tidak setia, Allah masih setia dengan pernikahan ini. Karena ada yang masih setia dengan pernikahan ini, maka seperti apa pun pernikahan bermasalah.. Ada Allah yang selalu sanggup memulihkan.. Yang penting kita juga ga menyerah.
Kalau udah cerai pasangan ga mau balik2?? Ingat sumpah pernikahan… Walaupun ngarepnya pasangan balik…
Susah banget ya jadi orang Kristen.. Bisa dibilang kayak orang ga waras. Tapi kayak yang dibilang
Dhieta
Menaikkan level kesulitan. Menaikkan level ketidak mungkinan. Menaikkan level mujizat.
dan
Echa,
Ga berani mengambil resiko hanya akan membatasi Tuhan untuk bekerja.
Kita ga akan melihat mukjizat kalau ga ada kesusahan. Ga ada kemuliaan tanpa penderitaan. Bukankah Tuhan suka yang ajaib-ajaib dan unik-unik?? :D
NB: Ci Lia juga pernah bahas tentang Wedding Vow yang nginspirasi banget.
0 Comments