(3) Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.
(4) Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
(5) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
(6) dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,
(7) dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
2 Petrus 1 : 3-7
Pertama kali menerima ayat ini saya sempat terdiam dan ternganga. Saya menyadari satu hal, iman Kekristenan tidak sesimpel yang saya kira. Ternyata tidak mudah menyatakan iman kita, apa lagi dengan cara seradak seruduk.
Saya pernah menuliskan tentang iman saya pada Tuhan di salah satu postingan saya di tentang Cinta Yang Lebih Dalam kepada Tuhan. Di situ saya menuliskan tentang bagaimana saya merasakan Tuhan inginkan cinta yang dewasa dan bukan sekedar membara.
Dan apa yang saya rasakan itu tertulis di ayat ini. Ternyata masalah iman pun harus kita lakukan dengan bijak. Ini bukan cuma membedakan antara iman atau nekad, tapi juga bagaimana kita menyatakan iman kita. Kita tidak mungkin berkata pada orang-orang di luar sana untuk bertobat sebab Kerajaan Allah sudah dekat. Mereka tidak akan mau menerima kita dan mereka pun tidak akan mendengarkan kita. Untuk itu kita harus bijak dalam bertindak dan menunjukkan iman kita.
Saat kita menjadi bijak, kita tambahkan pengetahuan. Pengetahuan di sini bukan hanya tentang firman Tuhan, tetapi juga apa yang terjadi di luar sana. Orang yang tidak banyak tahu cenderung melakukan apa pun berdasarkan keyakinan dan kemauanna sendiri. Seperti orang yang berseru-seru tentang imannya, tetapi mereka sendiri tidak tahu apa yang mereka percaya. Atau oranng-orang yang mencaci maki kesalahan orang lain, padahal tidak tahu latar belakang masalahnya apa. Pengetahuan membantu kita untuk bertindak dengan hati-hati.
Seperti pengetahuan tentanng kesehatan yang menjaga kita untuk menahan diri dari makanan yang tidak sehat atau pengetahuan efek dari pekerjaan yang berlebihan, membantu kita menahan diri dari bekerja sampai overload. Ketika kita tahu, kita menjadi mengerti hal-hal yang perlu kita kontrol dan sejauh ini dalam hidup saya terbukti firman ini benar dan amin. Banyak pengetahuan yang membantu kehidupan saya bukan hanya secara rohani tetapi kesehatan, sosial, pekerjaan dan sebagainya. Saya jadi bisa mengontrol diri saya harus berjalan ke arah mana.
Setelah kita bisa mengontrol dan menguasai diri kita sudah pasti kita jadi tidak sulit untuk menjadi orang yang tekun (Baiklah, untuk yang ini masih banyak yang harus saya pelajari). Ya, saat kita bisa mengontrol diri kita sendiri, kita jadi mampu mendorong diri kita dari dalam untuk rutin melakukan hal-hal yang disiplin. Ketekunan merupakan hal yang mustahil apabila kita tidak memiliki penguasaan diri yang baik.
Weiitsss...Tekun saja tidak cukup teman-teman. Dalam ketekunan kita perlu menambahkan kesalehan. Di dunia ini banyak orang yang bekerja keras dan disiplin melakukan bagian mereka. Mereka sukses dan kaya raya, tapi saat ketekunan itu tidak ditambahkan dengan kesalehan...Hasil dari ketekunan tersebut tidak akan memuaskan diri kita sama sekali. Kesalehan alias ketaatan pada Tuhan kita yang dapat memuaskan hidup kita. Kerja keras membuat kita merasa berguna, tapi keberhargaan hanya kita dapat di dalam Tuhan. Kesalehan tidak cuma membawa kita mengerti apa yang jadi mau Tuhan, tetapi juga menjadikan kita teladan. Di mata orang lain kita berbeda.
Saleh sudah cukup?? Tidak. Tuhan tidak ingin kita menjadi orang Farisi. Ia ingin kita menambahkan kasih pada sesama saudara kita lewat kesalehan kita. Mungkin kita pelayanan dengan dahsyat. Mungkin kita pergi kemana-mana untuk melayani rumah Tuhan, tapi semuanya itu tidak cukup jika kita belum menunjukkan kasih kita kepada saudara seiman kita. Kesalehan kita tidak akan berarti apa-apa apa bila tindakan kita tidak dicurahkan pada orang lain. Benar tidak?? Toh sebenarnya kita menjadi saleh untuk bisa menjadi berkat buat orang lain bukan??
Dan kasih akan saudara-saudara harus ditingkatkan sampai kasih kepada semua orang. Mudah?? Tidak terlalu mudah, apa lagi kalau harus mengasihi tukang angkot yang suka mengoper di tengah jalan, atau tukang ojek yang nawar kemahalan, atau waiters yang jutek dan cuek...Yup, mengasihi sesama saudara seiman masih mudah, tetapi mengasihi orang yang tidak mengerti iman dan standar hidup kita akan menjadi hal yang sulit. Untuk itulah dibutuhkan semuanya, iman, kebijakan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan dan kasih kepada saudara seiman...Kalau kita tidak punya itu semua, hal yang sulit untuk kita bisa melayani orang-orang tidak mengenal Tuhan...Bahkan mungkin kita tidak punya hati untuk mereka.
Itu hanya sebagian dari perenunngan saya..Semoga bisa memberkati..
Iman, pengharapan, dan kasih...dan yang terpenting diantaranya adalah KASIH.
2 Comments