Seputar PDKT - Ga Jelas Pisan


Tadi baru  baca blognya Dhieta tentang LSD. Kayaknya soal PdKt ya.. Pas banget tadi waktu jalan pulang saya teringat bagaimana dulu waktu saya masih cewe-cewe polos tidak punya teman dekat pria dan tidak ada cowo yang benar-benar special dalam hidup saya selain Papa dan adik saya.

Saya langsung teringat Aki dan mikir, “ Ya, Tuhan.. Saya punya cowo dan saya akan menikah dengan dia. Padahal saya pikir saya akan hidup selibat dan melayani-Mu sendirian seumur hidup.” Hahhaha…Jujur, saya benar-benar kagum dengan posisi saya saat ini. Rencana Tuhan memang selalu diluar pikiran manusia.

Dulu saya sangat antipasti sama makhluk yang namanya pria. Saya pernah simpati pada beberapa pria, tapi saya tidak pernah berpikir ingin pacaran. Waktu saya berpikir ingin menikah, saya baru mulai membuka hati saya. Itu juga setelah Tuhan ubah paradigma saya tentang saudara seiman yang berjenis kelamin pria :p.


Ok, saya tidak akan membicarakan tentang hubungan saya dengan Aki, tapi tentang pandangan saya pada wanita-wanita Kristus akhir-akhir ini.

Hobi wanita Kristus yang sering saya lihat di jaman ini adalah MEMBACA BUKU TENTANG HUBUNGAN PRIA DAN WANITA. Ayoo ngaku yang sukaaa…Hehehhe..Saya salah satunya..Ga hobi juga sih. Yang pasti saya antusias kalau membicarakan tentang LSD. Dimana 2, 3 wanita berkumpul di situ ada nama seorang pria di sebut. Betul kan??!!

Wanita Kristus tidak suka dengan romantisme dunia, tapi mereka punya imajinasi dan romantisme mereka sendiri tentang pernikahan.  Apa maksudnya ya?? Akhir-akhir ini saya mengamati bagaimana cewe-cewe Kristen bersikap terhadap LSD. Puji Tuhan mereka membangun standar di dalam Kristus yang sudah pasti bisa menjaga hidup mereka. Tapi… Setelah saya amat-amati ternyata kadang-kadang kita ini suka kebablasan sebagai anak Tuhan. Secara tidak sadar kita membangun imajinasi di dalam diri kita setelah kita membaca buku LSD dan kesaksian anak-anak Tuhan yang telah menikah dan saya salah satu diantaranya…Hahhahaha… *malah bangga.

Bener apa yang dibilang Dhieta ( ralat, Dhieta ga pernah bilang kayak gini - saya sedang ngawang2 kayaknya waktu baca @.@) kalau kita wanitanya Tuhan harus menunjukkan kalau kita itu berharga..Tapi pada dasarnya menunjukkan sesuatu hanya berujung pada kesombongan. Jangan tunjukkan apa pun, cukup lakukan dari dalam diri kita. Kalau kita tahu dan mengerti bahwa kita adalah wanita-wanita berharga di dalam Tuhan secara otomatis sikap kita akan memperlihatkan keberhargaan itu dan otomatis pula orang akan menganggap demikian. Ok, itu masalah bahasalah ya.

Yang jadi masalah sebenarnya adalah wanita Kristus saking sadar dirinya berharga mereka jadi ga bersikap seperti seharusnya. Pria menyebutnya ‘jual mahal’ dengan alasan ini itu yang kita wanita anggap sangat Alkitabiah. Waktu saya menyadari hal ini saya langsung tertampar.

“ Tuhan. Kok kita wanita-Mu bukannya jadi berkat buat saudara pria malah jadi batu sandungan ya??”

Jujur, selama saya bangun hubungan sama Aki saya membagun imajinasi seorang pria di dalam Kristus. Pria di dalam Kristus harus seperti ini dan seperti itu (pusing sama kata HARUS).  Saya membaca kesaksian wanita-wanita yang sudah menikah dan bagaimana luar biasanya keluarga mereka yang dibangun diatas batu firman dan saya membayangkan suami saya akan seperti suami wanita-wanita itu. Tapi Tuhan tampar saya… “ Kenapa kamu kamu hanya melihat bagaimana suaminya?? Mengapa kamu tidak melihat respon istrinya?? Karena istrinya demikian, makanya pria tersebut jadi terlihat seperti pria idaman.”

Nah, looohhh…Kan…Intinya Tuhan mau ngomong kayak gini. Mau dikasih suami yang perfect and ngeroh kayak apa pun, pasti bakal ancur kalau nikah sama cewe yang bawel  dan ga bawa damai sejahtera di rumah. Intinya, menikah dan punya pasangan hidup bukan tentang kita pribadi tapi tentang US, kita.

Saya ingat bagaimana Tuhan ajarkan saya begini.. “ Lasma, jangan pikirkan apakah dia pria yang pantas untuk kamu saja, tapi pikirkan juga apakah kamu wanita yang pantas untuk menjadi penolongnya.”  Sayangnya kebanyakan cewe sekarang lebih memikirkan, apakah dia pantas untuk saya, tanpa kita cek diri kita apakah kita pantas untuk pria itu. Bener cewe Tuhan itu berharga, tapi apa sikap kita sudah sejalan dengan keberhargaan kita?? Nah, ini yang kebanyakan putrid-putrinya Babe lupakan.

Seorang putri Raja bukanlah orang yang jual mahal, tapi bisa menempatkan dirinya. Kapan menolak, kapan menerima, kapan bicara, kapan diam. Putri selalu jujur dengan perkataannya, dia memiliki hati yang murni dan bicara apa adanya, tapi dengan tulus tanpa ada maksud menyakiti orang lain. Dia tidak menolak orang lain, tapi tidak selalu mengatakan iya pada semua keinginan orang. Memiliki belas kasihan tetapi bukan kasih yang murahan. Siapa yang ga mau punya cewe kayak gini??

Ah, omongan saya ngalor ngidul neh. Intinya

Jika kamu tidak suka pria yang sedang mendekatimu, tolaklah tanpa memandang rendah dan tanpa menolak keberadaan orangnya. Jika kamu suka dengan seorang pria dan ia menunjukkan ketertarikan padamu, tunjukkan kamu tertarik juga dengan cara seorang putri, tanpa melupakan statusmu sebagai anak raja dengan menjaga sikap dan menjaga nama baik Bapamu.

Begitulah seharusnya seorang wanita kerajaan :D.

7 Comments