Gimana Kalau Ga Jadi Merit??

Judul di atas pernah jadi pertanyaan saya pada Babe waktu saya mendoakan Aki. Lalu Tuhan mengingatkan saya tentang buku Joshua Harris - Boy Meets Girl.

It's Ok kalau akhirnya tidak jadi menikah, yang penting adalah apakah saya dan Aki tetap berjalan bersama Tuhan di awal sampai akhir hubungan itu. Memang pacaran untuk menemukan apakah dua orang ini benar-benar bisa bersatu dalam pernikahan atau tidak. Jangan memaksa menikah ketika kita tahu bahwa ada hal-hal yang kita ga bisa terima sama sekali hanya karena kita merasa yakin dia orangnya karena sudah berdoa dan puasa. Kadang hal yang menyakitkan harus kita hadapi supaya kita mengerti maksud Tuhan. Bukan berarti kita asal jadian juga yaaaa...

Waktu saya mendoakan Aki, Tuhan juga ga pernah tuh bilang " Ya, dia orangnya.".. Tuhan cuma tanya saya mau diproses sama Aki atau ga? Mau jadi penolong Aki buat Aki memenuhi panggilannya atau ga. Sampai sekarang kalau saya tanya Tuhan apakah emang benar Aki orangnya, Tuhan ga pernah jawab 'IYA'.. Saya cuma mendapat pertanyaan balik " menurut kamu?"...


Akhir-akhir ini saya semakin mengerti, Tuhan pengen saya merit bukan karena Tuhan yang bilang "Dialah orangnya!!"..Tuhan pengen saya mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab dengan keputusan itu. Memutuskan untuk mengasihi dan memutuskan untuk mengampuni. Dia tidak memanjakan saya dengan menjawab langsung "Ya, dia! Menikahlah dengan dia."..Tidak. Dia memberi saya kesempatan untuk memilih. Saat saya konflik dengan Aki, saat saya melihat kelemahan-kelemahan Aki, di situ Tuhan beri saya kesempatan untuk memikirkan ulang. Pilih mundur atau terus maju. Kadang-kadang Dia 'sindir'..." Kalau lagi ga enak mau mundur, kalau lagi senang maju aja. Hanya segitu komitmenmu sama dia?" DOEEEENGGGG!!!.Saat itu saya bukan lagi melihat kelemahan Aki, tapi kelemahan saya. Ternyata saya juga manusia sama seperti Aki (emang sebelumnya mikir apa?"

Dari semua proses yang Tuhan beri, saya mengerti satu hal..Tuhan pengen saya belajar di dalam sebuah proses. Saya memang punya mimpi sekali pacaran langsung menikah dan saat saya mendoakan Aki, Tuhan pengen saya letakkan mimpi saya itu di tangan-Nya. Mempertaruhkannya dengan penawaran yang Dia beri. Kemungkinan sakit yang amat sangat, kemungkinan untuk putus, kemungkinan untuk malu setelah berjuang akhirnya ga jadi... Tapi satu hal saat saya pandang wajah Tuhan, muka Tuhan tuh ngomong " Lasma, percayakah kau padaku?? Pada hatiku yang mengasihimu?"...Siapa yang ga meleleh???

Jadi, sebenarnya bukan tentang saya atau Aki. Hubungan saya dan Aki adalah tentang Dia. Ga jadi masalah apakah akhirnya akan benar-benar sampai ke pernikahan atau tidak, yang terpenting adalah nama Tuhan dipermuliakan.

Eh, gilaa yaaa...Saya jadian sama Aki aja udah banyak hal yang Tuhan bukainnnnn. Mulai dari sifat-sifat saya yang ternyata borok jijay bajay (udah mengampuni diri sendiir kooookk), diajarkan bagaimana menjadi wanita yang tenang dan bijak saat menghadapi pria, bagaimana menjadi penolong yang baik bagi pria, bagaimana mengasihi pria dan tidak merendahkan mereka, bagaimana menganggap pria sebagai saudara, sahabat dan partner, bagaimana menghormati mereka. Sejak pacaran saya juga jadi lebih bisa ngobrol sama Papa...Hahahhaha....Saya merasa benar-benar merasa bersyukur dengan hubungan ini. Sekalipun ga keliatan holy2 amat, tapi banyak yang Tuhan beri.

Kadang-kadang malah ga mikir Aki itu pacar..Dia lebih mirip sahabat kental walaupun kadang nyebelin. Sangat diberkati Babe percayain saya jadi penolong dia :">...

Kalau ga jadi merit?? Ya mungkin jaga jarak dulu, lalu pelayanan bareng lagi. Hehhehe...Yang pasti temenan sama Aki itu emang asik. Walaupun akhirnya ga boleh terlalu deket :D.

Ah, pasti jadilah ya, Be. Masa ga jadiii...Mau ditaruh mana mukaku ini... ya, kan Be?? Babe kan ga permaluin anak-anak-Nya *ngelesss...

4 Comments