My Love Story Part 2



Saya masih ingat, di saat saya baru komitmen sama Aki. Di malam hari saat semua penghuni Kosan Alpukat XII no. 22 sudah tertidur lelap, saya berpikir dan berbincang-bincang dengan Babe. Saat itu Dia ingatkan saya tentang banyaknya tantangan yang akan saya hadapi selama saya dan Aki bangun hubungan. Waktu itu udah takuuuttt banget karena saya salah satu orang yang sangat menghindari konflik. Tapi di saat itu juga Tuhan janjiin berikan saya kekuatan dan kalau saya bisa melewatinya dengan benar dan tidak lari, saya akan belajar bertumbuh bersama Aki tentang karakter yang lebih dewasa.

Apa yang Babe ungkapin itu benar terjadi. Saya dan Aki termasuk pasangan yang jaraaaaaaaaaaaaaaaangggggggggg banget konflik. Dalam 2 tahun bisa dihitung dengan jari dan hanya 1 tangan. Hahahhaha..Saya sendiri bertanya-tanya kenapa kami begitu. Yang pasti karakter kami memang tidak saling menuntut. Saya sebenarnya penuntut, tapi selalu saja rasa menuntut itu tertelan oleh rasa malu, segan, paling penting pandangan Tuhan jika saya menuntut Aki.


Konflik yang pertama kali saya dan Aki hadapi waktu kartu ATM Aki terboklir. Bukannya bantu mikir, malah saya tertawakan. Waktu kita ngobrol Cuma by SMS, tau-tau Aki marah dan membalas dengan kata-kata yang buat saya tidak enak. Antara kaget, menyesal, dan sedih. I was stupid. Tapi akhirnya Aki minta maaf juga dengan sms-nya yang emosional itu. Saya sendiri bertobat =.=…Sadar kalau saya tidak peka dan tidak simpatik dengan kondisi Aki. Tapi akhirnya masalah itu beres hari itu juga. Saya jadi tahu sikap Aki yang kalau sudah marah bisa meledak (sampai sekarang ga pernah liat dia marah lagi kecuali sama anak muridnya yang memang susah dibilangin).

Konflik kedua, waktu saya dan Aki pulang dari pelayanan PESRAN di Cengkareng. Saya pulang dengan teman-teman PESRAN yang lain sedangkan Aki naik motor sendirian. Motor Aki bermasalah, jadi harus pulang lebih dulu. Saya pikir Aki juga hanya akan istirahat di rumah, tau-tau ternyata malamnya Aki kumpul dengan sahabat-sahabatnya. Entah kenapa saat itu saya marah sekali. Saya merasa Aki nganggurin saya (=.= pemikiran yang bodoh). Karena kesal saya pergi ke Citraland sendirian, bales sms dia dengan ketus dan sebal. Hahahha..Maaf ya, Aki. Entah kenapa saat itu saya begitu sensitif. Saya berlaku kekanakan dan seperti perempuan labil jaman SMA.

Awalnya Aki tidak menyadari amarah saya, sampai akhirnya karena sms saya sangat tidak enak dibaca, dia bertanya kalau saya sedang kesal. Saya katakana kalau saya memang sedang kesal. Saya katakan apa yang menjadi pikiran saya. He said sorry. Di situ masalahnya beres.

Konflik ketiga, waktu saya sedang dalam masa burn out karena pekerjaan dan pelayanan. Satu hari, saya sedang jaga pameran sekolahan di Taman Anggrek. Saya harus jaga dari jam 3 sore sampai jam 10 malam. Saat itu saya merasa sangat lelah karena sudah bekerja dari sejak pagi hari. Seperti biasa, saya juga sering online lewat handphone dan saya melihat status Aki yang sedang jalan dengan teman-temannya. Entah kenapa, saya merasa tersinggung dan sakit hati (aneh kaaannn??). Di hari yang sama, partner PKS (Pemimpin Kelompok Sel) mengatakan kalau dia tidak bisa kembali ke Jakarta di bulan itu sedangkan saya sudah tidak sanggup lagi melayani karena waktu dan tenaga yang sudah terkuras sejak bekerja. Mood saya saat itu buruk sekali. Saya marah lagi pada Aki, tapi tidak ingat pastinya mengatakan apa pada dia. Yang pasti saat itu Aki menanggapi dengan sabar.

Yang keempat terjadi pada saat Aki ulang tahun. Saya tidak menyangka bisa marah seperti itu =.=. Kalau mau tau kronologis ceritanya bisa lihat di SINI YOOOO...

Masalah kedua dan ketiga itu ternyata belum benar-benar beres. Sebelum natalan tahun lalu, lagi-lagi saya marah pada Aki. Saya luapkan isi hati saya, bahkan saya sampai berkata kalau lebih baik dia memikirkan kembali apakah benar-benar ingin menikah dengan saya atau tidak dengan watak saya yang seperti ini. Aki kecewa sekali waktu saya mengeluarkan kata-kata itu dan saya sendiri menyesal. Saya seperti wanita bodoh yang tidak bisa tenang. 

Tuhan tegor saya, selama ini saya membangun mimpi-mimpi yang tidak realistis tentang kehidupan saya sendiri. Saya menuntut Aki menjadi pria yang seperti ada di buku-buku rohani, yang ada di kesaksian-kesaksian orang. Cowo-cowo itu begitu tampak sempurnaaaa….Sampai satu hari Tuhan buka mata saya. Saya sedang melakukan sama seperti yang cewe-cewe dunia lakukan, berharap punya hidup seperti di negeri dongeng. Bukan berarti kita ga akan punya hidup yang berbahagia, tapi Tuhan ajarin saya tentang melihat siapa diri saya. Siapa Aki, itulah saya…Yang berarti kalau Tuhan kasih Aki (yang bukan pendeta di atas mimbar, yang tidak membuat mukjizat, menyembuhkan orang, atau kelihatan keren secara rohani) ya, seperti itu pulalah saya. Saya tidak keren secara rohani. Sate saya masih bolong-bolong. Saya bukan X-PKS yang hebat (menurut saya). Intinya, saya bukan pelayan Tuhan yang mau habis-habisan buat Gereja.

Saya punya watak keras. Yang saya pikirkan, saya lebih memilih banyak melayani di luar gereja daripada di dalam gereja. Bukan karena kepahitan, tapi di luar sana saya bisa lebih banyak memberi. Gereja punya banyak pekerja, tapi di luar sana sedikit (maksud saya pelayanan langsung ke personal). Bayangkan kalau saya punya PH yang tipe-nya hamba Tuhan yang melayani di Gereja hampir setiap hari. Pasti saya dan dia akan kelenger untuk saling menyesuaikan. Ini yang disebut sepadan. Visi aja sudah beda.

Belum lagi segi kerohanian. Saya termasuk cewe yang memakai logika dengan porsi lebih besar di banding cewe kebanyakan, kalau saya ketemu PH yang tiap masalah apa ngomonginnya firman. Semua hal disambungkan dengan firman sampai ini ga boleh, itu ga boleh, tipe anak Tuhan yang saklek dan luruuuusss…Pasti saya stress.

Bukan berarti tipe seperti di atas salah, tapi saya memang tidak sepadan dengan orang-orang yang seperti itu. Bahasa kasarnya, ga panteslah. Saya tidak akan bisa menjadi penolong bagi orang yang memiliki kerohanian yang seperti itu. Bahkan untuk hal seperti ini Tuhan perhatikan.

Tuhan jadi ajarin untuk saya membuka mata dan mengerti, bahwa saya tidak sempurna, begitu pula Aki. Tuhanlah yang akan menyempurnakan saya dan Aki. Ya, bener juga. Saya jadi tahu watak buruk saya yang tidak pernah saya tahu. Aki juga jadi lebih tahu sisi penuntut saya yang jarang sekali saya perlihatkan pada orang lain.

Yang pasti bersyukur banget Tuhan ijinin konflik terjadi, walaupun jarang-jarang (jangan sering-sering juga). Jadi mengerti Tuhan mau saya belajar tentang ketenangan. Saat situasi ga enak, kondisi kecapean, banyak masalah…Tuhan pengen saya tetap tenang dan mengatasi masalah dengan tanya-tanya Tuhan. Waktu beresin masalah dengan Aki juga bukan untuk meluapkan amarah dan mengumbar emosi, tapi membahas masalah tersebut, menganalisa dan menyelesaikannya.

Setiap kali selesai beresin masalah, jadi makin sayang sama ini orang (baca:Aki). Diluar dugaan ternyata lebih sabar dia daripada saya…=.=…Padahal saya pikir saya orang yang sabar. ..Hueee…God bless us so much!!


Kejadian 2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadandengan dia."


1 Korintus 13: 4-7 Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

4 Comments