Tadi baru baca kisah cinta lain yang Tuhan tulis yang dituliskan Nonik dengan tokcer di SINI. Jadi inget masa-masa hubungan saya sama Aki diproses. Masa-masa yang berat dan penuh air mata, tapi di situ juga Tuhan sedang bakar saya. Supaya bisa jadi emas yang murni, jadi wanita yang tenang, jadi wanitanya Tuhan.
Saya kenal Aki waktu di semester 2 atau 3. Waktu itu saya masih anak sel di komsel Ka Cilla- Stevi. Pertama liat Aki, yang paling mencolok dari dia saat itu, dia suka komik. Di saat orang lagi pada haha hihi ngobrol , dia malah baca komik. Sebenarnya saya agak tidak sreg melihat orang yang asik sendiri di tengah-tengah orang pada lagi membangun hubungan dan kebersamaan. Tapi karena dia teman baru di komsel, ya saya tetap beramah tamah....Hahhahahah...(bermuka dua). Lagian dia punya hobi yang sama dengan saya, baca komik. Masih inget banget saya menulis nama dia di contact hp saya dengan "Gerry Komik Boy" .
Di awal perkenalan kami, saya ga ada simpati sama sekali. Cuma masalah komik itu yang membuat saya mudah mengingat dia. Sisanya saya ga terlalu inget pernah ngobrol, karena saya sendiri sedang tertarik dengan teman kampus. EAAAA...Yang saya tahu dan percaya saya ga akan jadian sama teman kampusa saya itu. Saya cuma melihat dia dari jauh. Emang bener kami ga jadian karena Babe bukain dengan lebar kenapa dia bukan orang yang tepat. Buruk-buruknya dijabarin dengan GAMBLANGGGG....Bersyukur banget Tuhan jagain saya.
Ini waktu rayain satu tahun jadian di Ragunan. Hahahhaha |
Sebenarnya saya sama Gerry fine-fine aja, ga ada dendam pribadi, tapi kebiasaan dia yang suka meledek membuat saya gerah. Semuanya berawal di satu perayaan Gereja kami. Waktu itu gereka kami memperkenalkan para lulusan kelas Pria Sejati. Setiap lulusan kelas Pria Sejati yang baru lulusa saat itu diminta untuk berdiri dan dengan bercanda saya berdiri. Dari situ mulailah dia meledek saya kalau ternyata saya adalah pria bla..bla...bla...Saya tahu dia itu cuma bercanda tapi entah kenapa lama kelamaan saya tidak suka dan merasa jengkel. (so sensitive)
Waktu berlalu (cieehhh...), saya patah hati gara-gara cowo kampus itu (nyari kambing hitam)..1 tahun ga mikirin cowo alias no boy no cry (eaaaa...laki-laki selalu disalahkan) Saya mulai simpati sama cowo lain. Kali ini lebih bisa masuk akal buat jadian, tapi entah kenapa tetap aja beriman ga akan jadian sama orang ini. Hahahhaha...Padahal udah liat visi sama, pelayanan sama, itungannya cakep, tapi Tuhan buka mata saya waktu dia marah sama sahabatnya di depan banyak orang . Not a God man...Lebih lagi Tuhan buka buruk-buruknya..makin broken heartlah saya dan sekaligus bersyukur Tuhan jaga saya dengan tidak jadian sama cowo itchu...Nyesel?? Ga, soalnya ga sempet dekat. Akhirnya saya ambil kesimpulan kalau perasaan-perasaan saya itu hanya emosi sesaat. Walaupun buat lupa memang butuh 1 tahun juga.
Herannya, selama saya suka sama tuh cowo, malah banyak kegiatan yang saya ikutin bareng Gerry. Paling ingat waktu Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang diadakan kampus. Saya dan Gerry satu kelompok dan dari situ saya jadi bisa lihat bagaimana cara dia memimpin dan 'giillaaa'nya dia. Eh, tapi di bawah kepemimpinan dia ternyata kelompok kita bisa jadi kelompok paling kompak (bangga). Walaupun satu kelompok, tetap saja masih ada jengkel dan saya agak menjaga jarak. Waktu jurit malam sempat dia ngajak ngomong serius (buat saya serius karena biasanya ledek-ledekan dan berantem), bicara tentang temannya, tentang ibunya, tentang banyak hal. Sampai saya ketakutan sendiri. Waktu ada teman cowo saya yang lain yang saya merasa nyaman, saya langsung ngekor teman saya itu untuk menghindari dia. Hahahhahaha...
Saya menceritakan kejadian itu pada sahabat saya dan dia katakan kalau kemungkinan Gerry ada ketertarikan. Mendengar asumsi teman saya itu saya ketakutan sendiri dan meminta dia untuk tidak pernah membahasnya lagi.
Ada kejadian lucu, saya pernah iseng-iseng tanya dua kali pada Tuhan, "Tuhan, PH saya siapa ya?" dan yang muncul nama dia terus. AKKAKAKAKAKAK...Waktu itu saya ketakutan dan menganggap Tuhan bercanda. Saya tidak gubris jawaban itu dan tidak mau mengingat-ingat lagi. Itu jauuuuhhh sebelum saya dekat dengan Gerry. Saya saja baru ingat lagi saat saya sudah bangun komitmen dengan Gerry.
Saya semakin tidak suka sama Gerry waktu dia menceritakan kisah cinta di masa lalunya pada sahabat-sahabat wanitanya. Dia bercerita karena teman saya menemukan surat yang terselip di buku yang ia pinjam dari Gerry. Waktu itu saya melihat dia dengan pemikiran yang sinis dan merendahkan "Dih, cowo kok kayak cewe sih. Cerita-cerita ga jelas. Dengan gampangnya masalah pribadi di ceritain."....See!! Betapa sombongnya saya dulu.
Waktu satu pelayanan untuk drama ibadah, lagi-lagi saya merendahkan dia. Selama latihan kami kebanyakan bercanda dan cerita tidak juga rampung-rampung diselesaikan. Saya sendiri sampai jengkel dan bingung apa yang lucu, apa yang ditertawakan? Saya menganggap dia sebagai orang yang tidak bisa serius...*Sombong lagi.
Satu waktu saya terpaksa harus sms dia, meminta dia switch peran dengan teman yang lain karena dia lebih cocok mendapatkan peran tersebut. Dari sms itu saya mulai berpikir dia tidak buruk-buruk amat sebagai teman dan saya berusaha menjadi teman yang baik. Hahahahha....
Di akhir tahun 2008, entah kenapa Mama memanas-manasi saya untuk mencari pacar. Cari orang batak. Begitu katanya. Dengan omongan Mama itu sadar tidak sadar saya agak terpengaruh dan mulai larak-lirik, apalagi kalau oranng batak. Anehnya setiap saya melihat ada kandidat yang Ok. Babe langsung runtuhin image dia di mata saya dengan sedikit perkara kecil. Misalnya, ada satu cowo, sekolah pendeta, ikut SPK, muka lumayan, Batak pulaaaa....sempet sms-an berapa kali, tapi waktu ketemu yang kedua kali di tempat teman, waktu itu kita membicarakan tentang restu orang tua..Dia bilang restu orang tua ga menentukan kita bahagia atau ga. JDEEENGGG!! Runtuhlah sudah image dia di mata saya. Kalau bisa diimajinasikan, saya memberi tanda silang untuk cowo ini. Karena buat saya restu dari orang tua itu sangat amat penting..ting..ting...
Cowo yang lain datang. Orang Batak, perawakan OK, tau firman Tuhan banyak, sepertinya berduit tebal. Sempat ketemuan, tapi waktu ketemuan itu dia sudah berani pegang pinggang saya (walaupun cuma mau geser)..BLACK LIST!! Dia juga senyum-senyum tidak jelas dan mengatakan kalau saya grogi...BLACK LIST!! Huehehhe...Saya cuma merasa dia tidak tahu cara memperlakukan wanita atau cara menghormati wanita dengan benar. Belum lagi di satu forum diskusi dia katakan 'kiss' is Ok buat tanda sayang. Saya ga bisa respek dengan pribadinya...sama sekali tidak.
Lalu Mama bilang kalau saya akan dijodohkan dengan pariban saya. Waktu itu saya mikir, ya udah liat dulu. Coba dulu liat orangnya, walaupun sebenarnya dari kecil sudah temenan. Kemana-mana berdua gandengan tangan. Kalau saya tidak ada, dia cari-cari saya dan panggil-panggil nama saya "Rida!! Ridaa!!" --- Menurut tante dan Enyak saya. Waktu liat foto masih kecil yang dipamerkan bibi saya, saya cuma bisa nyengir..Maluuu bangett..Mana ada itu orang ada di ruangan juga =.='.
Sayangnya, image dia juga runtuh di mata saya. Waktu itu saya main ke rumah dia dan dengan mata kepala saya sendiri saya melihat dia merokok, cerita ke bibi saya soal dia ngedugem. Lagi-lagi saya BLACK LIST!! Dia Ok, dia keren...Tapi maaf, saya alergi asap rokok.
Nah, setelah itu saya sudah malas mau pilih-pilih.
NGedate yang pertama setelah Brake buat bayar nazar..Akakakak |
Masih di akhir tahun 2008, saya mengikuti kelas Wanita Bijak. Di situ saya ditampar habis-habisan dan diingatkan tentang kesombongan-kesombongan saya, trauma saya terhadap pria. Pelecehan-pelecehan secara fisik yang terjadi sejak kecil dan membuat saya trauma dekat-dekat dengan pria, Tuhan ingatkan lagi dan Tuhan ingin saya sekali lagi melepaskan pengampunan, sekalipun saya sudah pernah melakukannya. Di situ juga Tuhan ingatkan saya tentang sikap hati saya sama Gerry. Betapa saya sangat sombong. Saya masih ingat di camp Wanita Bijak itu saya janji sama Tuhan untuk bersikap baik pada semua teman pria saya, termasuk Gerry. Berfungsi jadi penolong yang baik bagi saudara-saudara seiman saya yang pria, supaya mereka bisa menjadi pria-pria-nya Allah.
Pulang dari WB, saya berusaha tidak membalas ejek-ejekan Gerry. Sampai Fafa teman saya mengingatkan dia dengan tegas kalau saya tidak mau ledek-ledekan lagi dengan dia. Hahahha, waktu itu saya senang sekali.
Kedekatan saya dan Gerry dimulai pada saat kami chat conference dengan teman-teman komsel. Waktu itu dia tidak punya id YM saya dan dari conference itu dia akhirnya add YM saya. Sejak itu kita sering YM ramai-ramai, tapi kami juga sering YM berdua saja. Awalnya males banget, tapi Tuhan ingetin supaya saya bersikap baik dan ramah pada dia. Saya pun mebalas dengan baik setiap YM-nya. Saya mau berbaikan. Tidak disangka obrolan kami nyambung..Malah dibilang sangat nyambunggg...Saya mulai melihat sisi lain dari diri dia.
Waktu Natalan, dia sempat datang ke rumah bersama teman-teman komsel. Di situ kami tidak banyak ngobrol, seperti orang yang tidak pernah mengobrol banyak. Walau saya sendiri sudah merasa aneh, kenapa dia mau main ke Cilegon. Yah, saya berpikir rasional saja. Dia datang ke Cilegon karena teman-teman komselnya kebanyakan orang Cilegon.
.Buat saya saat itu dia teman yang menyenangkan. Bisa dibilang saya belum pernah senyambung itu dengan seseorang. Cara berpikir yang sama, minat yang sama. Kalau dia perempuan, saya pasti bisa berteman sangat baik dengan dia.
Masa-masa chat jarak jauh itu berakhir saat saya pulang ke Jakarta. Kami bertemu lagi di ibadah. Tidak seperti waktu di chat, kami bersikap biasa. Malah saya lebih merasa seperti orang tidak saling kenal. Teman-teman tidak menyangka kalau kami sering chatting hahhaha...Dia malah sering digoda anak-anak komselnya dan dijodoh-jodohkan dengan partner PKS-nya.
Foto pertama berdua di Seminar Jantung Sinar Mas |
Waktu itu saya mulai memperhitungkan Gerry tapi saya juga berusaha tetap menjaga hati saya. Saya terus mengatakan pada diri saya sendiri kalau dia saudara dan teman.Tidak lebih. Tapi, yang jadi kebodohan saya, saya menceritakan pada kakak saya kalau saya sedang dekat dengan seseorang. Saya tidak katakan kalau saya suka, tapi saya hanya 'dekat'. Entah bagaimana dia membocorkannya pada Gerry kalau saya SUKA pada dia dan kakak saya katakan kalau Gerry juga suka pada saya. OMG!!
Damai sejahtera saya langsung hilang. Saya marah karena memberi tahukan curhatan Gerry pada saya, tapi saya tidak tahu kalau kakak saya juga membocorkan cerita saya pada Gerry. Sejak itu saya chat dengan Gerry dengan perasaan yang tidak enak. Saya tidak suka berpura-pura tidak tahu. Dia menceritakan tentang cewe yang dia doakan dan saya berpura-pura bodoh. Bahkan saya meyakinkan diri saya sendiri kalau itu orang lain.
Saya pun mulai berdoa, minta Tuhan siapkan hati saya, minta tenangkan hati saya, bertanya benarkah dia? Kalau benar dia, tolong perlihat buruk-buruknya dia. Tuhan benar-benar perlihatkan buruk-buruknya dia yang benar-benar jauh dari cowo impian saya. Dia benar-benar bukan tipe saya sama sekali.
Saya dan Gerry semakin dekat waktu dia minta tolong bantu menolong anak lesnya yang agak lamban belajar. Dari situ kami sering makan bareng sepulangnya dari ngelesin. Jadi kami lebih banyak mengobrol dan saling cerita satu sama lain. Tentang kondisi keluarganya, tentang masa lalunya...saya cuma bisa menjadi pendengar yang baik.
Kedekatan saya dengan Gerry tidak saya ceritakan pada sahabat-sahabat saya. Saya tidak mau membicarakannya pada mereka karena saya takut menyirami yang tidak perlu disirami. Kami belajar untuk tidak membicarakan orang yang kami kagumi supaya tidak menabur perasaan kami. Dulu kami sering membicarakan orang-orang yang kami lirik dan akibatnya hati kami tersiram subur dan terluka.
Saya hanya membicarakannya pada kakak pemimpin saya yang sudah menikah. Saya ceritakan semuanya pada dia. Bodohnya, saya banyak tidak dengar-dengaran. Seperti jaga jarak, tapi tetap komunikasi. Saya sendiri bingung bagaimana jaga jaraknya. Hahahah...Pokoknya waktu itu saya salah tidak dengar-dengaran karena tidak taat.
Kakak pembina saya juga menyarankan saya untuk puasa, cerita pada orang tua, dan terus selidiki maunya Tuhan gimana. Saya mengikuti apa kata kakak pembina dengan berpuasa dan berdoa. Terus melihat jelek-jeleknya dia. Yang membuat saya bersusah hati, entah kenapa setiap kali berdoa Tuhan hanya bertanya " Kamu mau diproses sama dia atau ga? Kalau mau, hari ini juga Tuhan kirim malaikat buat buka jalan." Saya inget banget Tuhan ngomong itu dengan jelas....Masalahnya saat itu saya belum yakin. Saya ga mau ditanya kayak begitu. Saya mau Tuhan bilang "Ya" atau "Ga"..Dia atau bukan?? Tapi Tuhan ga bilang dia, sampai sekarang juga Tuhan ga bilang ya atau ga.
Waktu itu Tuhan cuma beri iman kalau saya mau diproses dengan dia, Tuhan akan buka jalan, termasuk orang tua saya. Padahal orang tua saya sangat melarang saya untuk dekat dengan dia karena dia orang Manado dan lagipula ada pariban yang menunggu. Saya sering menangis bukan karena Papa & Mama ga suka sama Gerry, tapi karena mereka ingin menjodohkan saya dengan orang yang dari pandangan saya, dia tidak mencintai Tuhan, dia tidak akan mengerti iman saya seperti apa. Tapi orang tua saya tidak mengerti akan hal itu. Akhirnya saya bilang iya karena saya pegang janji Tuhan tentang orang tua saya.
Sejak itu kita makin deket dan makin deket sebagai teman. Sampai saya hampir memutuskan untuk jaga jarak karena dia tidak ngomong-ngomong tapi menurut saya pribadi kami sudah terlalu dekat, akhirnya Aki ngomong. Gimana proses 'penembakannya' ada di SINI.
Selama 1 bulan mikirin jawab apa...Pusing bangeeettt....Sampai akhirnya dapet peneguhan dari kakak pembina. Saya harus jujur sama Gerry kalau saya juga mendoakan dia, tapi kita ga bisa jalan tanpa ada restu dari orang tua dan sebelum saya lulus (yang ini harus diceritain lagi soal lulus2an). Tanggl 101109, tepat di hari pahlawan saya jawab seperti yang dikatakan kakak pembina dan memang keinginan saya juga. Waktu itu saya sudah berserah sama Babe kalau Gerry akhirnya mundur, saya sudah siap. Saya sudah beryukur bisa kenal dia dan belajar banyak hal dari dia. Dia teman dan saudara yang baik serta menyenangkan. Tapi ga saya sangka, ternyata dia mau. Saya senang sekali dan kami membuat komitmen di atas komitmen.
Selama menunggu itu kami menjadi sahabat yang lebih dari sahabat. Dia jadi sahabat yang khusus, tapi saya tidak mau mengambil hak saya sebelum kami dapet pengakuan dari orang tua. Ya, saya menahan diri untuk menuntut, menahan diri dari cemburu, dan menahan diri untuk berusaha mengubah dia. Maksud saya, saya memberi dia perhatian sama seperti pada sahabat-sahabat saya yang lain.
Masa-masa itu saya terus berserah sama Tuhan kalau-kalau Gerry berubah pikiran, atau orang tua akhirnya tidak merestui. Tuhan sendiri ingetin kalau akan ada banyak masalah yang akan kami atasi, tapi Tuhan juga ingatkan kalau Tuhan ga pernah tinggalin kami. Kalau Tuhanlah yang akan menjaga dan campur tangan dalam hubungan kami. Tuhan janjiin kalau hubungan kami akan jadi hubungan yang unik dan jadi berkat buat banyak orang. Saya pegang janji itu, sampai saat ini saya pegang janji itu.
NGedate di GI, niat banget gua liat dancing fountain. Aki bilang reaksi gua stabil banget, padahal gua seneng banget liatnya |
Tapi Tuhan memang tidak menjanjikan segala sesuatu jadi mudah. Waktu saya dan Gerry memutuskan untuk menghadap ke orang tua untuk membicarakan keseriusan kami, orang tua saya marah. =.=..Inilah salah satu kebodohan kami..Huehehe..Akhirnya saya sendiri yang berhadapan dengan Papa dan Mama, serta Tulang (paman) saya..Saya kesal dan marah saat mereka bicara pada saya. Apalagi Mama tidak pernah marah seperti itu pada saya sebelumnya. Saya marah bukan karena mereka melarang, tapi karena mereka mematok orang Manado seperti ini atau seperti itu. Bukan karena membela Aki, tapi cara berpikir seperti itu menurut saya kekanakan. Yang tidak saya sangka, ternyata orang tua saya sudah mengakui kalau saya pacaran dengan Gerry. Hahahha..yang jadi permasalahan mereka adalah kalau saya berencana menikah dengan Gerry dan bukan pacarannya. Hahahha. Kalau nikah kalau bisa dengan orang batak dan saya mendengarnya lebih seperti "harus dengan orang batak".
Saya ingat sekali di masa-masa itu saya sangat marah pada orang tua saya yang berpikir 'dangkal'..Tapi saat-saat itu juga Tuhan tampar saya. Saya sombong. Saya tidak hormat pada orang tua, saya tidak tunduk dan taat pada mereka. Malu banget..Maluuuu bangett...Saya menganggap diri saya lebih benar, padahal orang tua mengatakan itu semua karena kasih mereka pada saya. Dari teguran itu pelan-pelan saya mendengarkan apa kata orang tua saya., mendengarkan apa yang menjadi keinginan mereka.
Sekarang udah jarang ngedate di luar. Harus nabung buat kawin. Akakkakakak |
Begitu tahu orang tua sudah mengakui hubungan kami, langsung pasang pengumuman di FB..banyak yang kesal karena tidak bilang-bilang (maaf ya teman2) dan bodohnya saya lupa janji saya pada Tuhan yang satu lagi (soal lulus-lulus, jadi akhirnya BAYAR NAZAR juga).
Sudah jadian kami pasang batas soal touching. Tidak boleh pegangan tangan, tidak boleh peluk, dan tidak boleh kiss. Yang baru-baru ini kami revisi, pegangan tangan gpp, tapi peluk dan kiss GA BOLEH karena ternyata saya orang yang bahasa kasihnya physical touch banget =.=...Ngerasa disayang kalau udah dipeluk segala macem, sama orang yang saya sayang juga begitu. Mainya fisik, cubit, mukul, hahaha saking gemesnya (maksudnya ke sahabat-sahabat perempuan saya, adik & kakak saya). Saya sendiri memberi batasan, kalau Gerry bertamu atau ngapel, ga boleh di kamar. Kalau dia mau tidur, bantal yang dibawa keluar, bukan dia yang masuk kamar. Makanya sekarang kalau cari kosan harus ada ruang tamu yang nyaman.
Yang pasti kalau sekarang bilang ke Babe, kalau akhirnya kami ga jadi merit (selalu ada kemungkinan toh?), saya ga nyesel kenal dan bisa deket sama Aki. Banyak hal yang saya belajar dari dia dan Tuhan proses bersama dia. Banyak sisi-sisi baik dan juga jelek dari diri saya yang baru saya tahu setelah saya bersama dia. Yang pasti Gerry aka Aki adalah gift dari Babe yang akan selalu saya syukuri. Saya ga nyesel waktu jawab mau diproses bareng Aki. Tuhan bener-bener kasih banyak hal, kasih liat kalau di tangan Dia ga ada yang ga mungkin...Kalau bersama Dia pengampunan dan kasih itu selalu ada dan sanggup memiliki itu saat saya menjalani hubungan ini bersama Dia...Dia tunjukkin juga kalau saya memang tidak perlu takut apa pun...Dia yang menjaga, dia yang menopang..Apa yang saya anggap salah dan buruk ternyata Dia putar balik menjadi baik...Lewat hubungan ini saya melihat kalau Firman Tuhan itu Ya dan AMIN...
Eh, udah panjang aja. Bersambung dulu ah...Mau nulis soal teman saya...Hahaha
7 Comments