Beberapa minggu ini saya sedang mengejar kasih mula-mula alias mabok akan Tuhan alias cinta kelepek-kelepek sama Tuhan, cinta matiiii sama Tuhan…
Memangnya ada apa dengan saya ya? Sebenarnya tidak ada apa-apa, tapi saya merasa kehidupan saya, terutama hubungan saya sama Tuhan bukan lagi didasarkan pada cinta akan Tuhan, tapi pada prinsip BENAR – SALAH.
Bukannya saya orang Kristen harus hidup dalam kebenaran?? Yup, memang saya harus hidup dalam kebenaran, saya harus hidup dalam garisnya Tuhan.. TAPIIII…saat hukum BENAR-SALAH jadi lebih di atas dari HUKUM YANG TERUTAMA (kasihilah Tuhan Allahmu dan kasihilah sesamamu manusia Matius 11:27 )…Believe me..Saya jadi ngejudge diri saya sendiri, saya jadi ngejudge orang lain dan saya jadi orang perfectionis yang berusaha jadi orang benar dengan kekuatan sendiri (True story..soalnya ngomongin diri sendiri). Saya ga hidup dalam kasih karunia tapi di bawah kutuk hukum Taurat.
Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu. Roma 4:14
Sadar ga sadar saya sudah hidup dalam kondisi seperti ini bertahun-tahun. --- Gilee..lama banget sadarnya. Memang saya agak lemot kalau soal diri sendiri. --- Saya akan merasa bersalah kalau saya tidak SATE, saya akan merasa berdosa kalau saya tidak datang pertemuan pelayan, saya akan merasa bersalah kalau saya tidak memberikan waktu saya buat teman-teman saya…Saya akan merasa bersalah kalau melakukan ini atau melakukan itu…Salah ga ya kalau merasa bersalah?? Ga salah sih, soalnya itu indikasi kalau hati nurani saya peka. Tapi yang jadi salah kalau setiap tindakan saya didasarin takut salah dan rasa bersalah….Orang mungkin akan berpikir kalau saya sedang melakukan tindakan kasih, padahal ngga. Tindakan saya itu untuk membenarkan diri saya, membuat diri saya menjadi orang benar “di mata orang lain”—tapi lucunya saya menganggap diri saya sedang melayani Tuhan..Serius, beneran ga sadar…Sampai akhirnya Tuhan buka mata saya kalau tindakan, pelayanan dan perkataan saya bukan lagi berdasarkan belas kasih, tapi prinsip BENAR – SALAH .
Sejak kapan ya saya terjebak dalam hal ini?? Sejak saya mengerti tentang pengajaran, standar hidup, dan nilai-nilai di gereja. Salah gereja dong?? Bukan. Justru gereja harus mengajarkan itu semua supaya saya bisa menjaga hidup sebagai tanda syukur saya sama Tuhan yang udah mau mati dan menebus dosa saya. Masalahnya SETAN itu pinterrr (nyalahin setan..hueheheh). Mereka bisa nyamar jadi malaikat terang dan berpura-pura seperti malaikat baik ( 2 Korintus 11: 14 ). Setiap firman dan kebenaran yang harus memerdekakan, bisa mereka putar malah menjadi belenggu yang mengikat dan menjadikan saya orang yang terikat dalam standar BENAR – SALAH (inget kalo Iblis puter-puter firman Tuhan supaya Hawa makan buah terlarang?)
Akibatnya, saya berusaha hidup benar dengan SATE tiap hari, pertemuan ibadah tiap minggu, pelayanan tiap weekend, TAPI dengan pikiran “SAYA HARUS HIDUP BENAR” bukan “ SAYA MAU BERSYUKUR SAMA TUHAN.”….
Apa yang saya lakukan bukan lagi berdasarkan keintiman sama Tuhan. Bukan lagi berdasarkan apa yang Tuhan katakan…Sekalipun saya selalu bilang pada teman-teman saya, kalau ada masalah apa tanya Tuhan, kalau ada pikiran apa tanya sama Tuhan. Tanya sama Tuhan aja pun itu karena prinsip “ya harusnya tanya Tuhan dulu, kalau ga tanya Tuhan salah..” bukan karena saya benar-benar ingin melibatkan Tuhan dalam setiap tindakan saya.
Jadi inget masa-masa itu, saya merasa tertipu dengan pikiran saya sendiri. Saya pikir selama ini saya bertindak benar, tapi ternyata saya ketipu…Tuhan ga pernah mikirin benar salah-nya, tapi bagaimana hati saya. Kalau pikiran dan hati saya searah dengan Kristus maka Prinsip Benar -- Salah ga perlu saya khawatirkan. Sayangnya Prinsip BENAR – SALAH jadi berhala dalam hidup saya. Saya mementingkan hukum daripada si sumber hukum itu sendiri.
Sekarang pikiran-pikiran itu masih menguasai saya, sampai beberapa kali hati saya bertanya “Kalau kamu mati hari ini, kamu masuk mana?” Saya terkejut dengan keraguan saya. Saya ragu saya akan benar-benar duduk di dekat Tuhan dan memerintah bersama Dia, lebih parahnya lagi saya ragu akan masuk surga . Saat saya menemukan iman saya goyah, Roh Kudus ingetin lagi, bukan karena apa yang saya lakukan, bukan karena apa yang saya pikirkan…Saya bisa bersama dengan Tuhan hanya karena satu hal..Iman saya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saya. Tidak kurang dan tidak lebih. Hanya itu. Saya tidak perlu berusaha menjadi orang benar karena saya sudah dibenarkan, tapi yang perlu saya lakukan adalah mempersembahkan hidup saya sebagai persembahan yang kudus dan berkenan. Mempersembahkan dengan ucapan syukur dan kasih kepada Tuhan bukan karena TAKUT DIHUKUM, TAKUT DINILAI, dan TAKUT SALAH. Padahal Tuhan bilang -- Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab iatidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. Yohanes 3: 18 -- Dan ternyata gua ga percaya.
Waktu saya dapet perhemaan ini, saya jadi ingat bagaimana saat-saat pertama Tuhan sentuh saya dan saya mengerti kenapa saat itu saya tergila-gila pada Dia. Saya bukan tergila-gila pada pengajaran-Nya, bukan pada standar-Nya…Saya tergila-gila pada pribadi-Nya yang terlebih dulu mengasihi saya dan karena saya mengasihi pribadi-Nya, saya pun mengasihi apa yang Dia katakana, apa yang Dia lakukan, dan apa yang Dia firmankan.
Akhirnya saya mengerti kalau mencintai Tuhan dengan kasih Agape itu memang butuh proses dan pastinya akan jadi cerita cinta yang panjang…Tapi cerita cinta saya dengan Tuhan akan menjadi cerita cinta paling manis dibandingkan cerita cinta saya lainnya…
I want to love You with my unperfect love….Coz that’s all I have today, Lord…
------------------------------------------------------------------------------------
Mataku makin terbuka waktu baca renungan INI. Apa yang ditulis di renungan itu adalah saya. Saya mengalami semua yang apa yang dituliskan penulis dan mata saya terbuka hidup dalam KEBENARAN adalah KASIH KARUNIA bukan karena usaha. Semua orang Kristen tau hal ini, saya juga tahu hal ini, tapi saya baru mengerti sekarang.
0 Comments