Minggu yang lalu saya membuat kesalahan dalam pekerjaan saya yang membuat saya panas dingin. Ga bisa diomongin di sini, sih. Yang pasti saya pikir saya membuat kesalahan yang fatal.
Selama seminggu dan liburan saya merasa murung sekalipun saya masih bisa tertawa haha hihi. Membuat kesalahan dalam pekerjaan buat saya sangat memalukan dan saya mencapnya sebagai KEGAGALAN. Lebih dari itu, saya takut mengecewakan atasan saya dan membuat beliau repot.
Selama liburan, setiap kali saya mengingat masalah itu, saya hanya bisa mengaduh dan berkata “ Aku pasrah Tuhan. Aku berserah. Tidak apa-apa kalau aku harus dihukum.”…Saya terus berkata seperti itu. Berkali-kali Roh Kudus menguatkan kalau kesalahan saya itu wajar, tapi tetap saya tidak terhibur (kebangetan ga sih??)…
Setiap hari saya memikirkan masalah tersebut dan selalu merasa gusar. Saya menceritakannya pada orang-orang terdekat saya, tapi tidak mau menunjukkan kegusaran saya berulang-ulang…Takut menyebarkan hawa negatif :p…
Saya memutuskan berdiam diri dan pasrah…Bukan berserah lagi.. Sampai hari Minggu, waktu saya pulang dari Cilegon ke Jakarta. Roh Kudus bertanya pada saya, “ Kamu percaya mukjizat ga?”..Waktu itu saya tertegun…Saya berpikir terlalu logika sampai saya membatasi segala situasi yang bisa Tuhan ubah. Yang di otak saya, kalau saya salah saya pasti dimarahi atau dihukum, tapi Roh Kudus mengingatkan kalau Tuhan punya kuasa untuk mengubah segala situasi. Melembutkan hati atasan saya, atau ada barang yang bisa menggantikan barang yang saya rusak, atau kalau Tuhan mau, barang yang saya rusak tiba-tiba menjadi benar…
Waktu diingatkan soal ini saya cuma komit, saya percaya pada Tuhan. Apa pun nanti jadinya, saya percaya Tuhan dapat melakukan segala sesuatu. Sekalipun saya memang harus dihukum atau dimarahi, saya percaya Tuhan yang kasih kekuatan untuk menghadapi semua dengan sikap hati tetap bersyukur.
Ini hari pertama di semester dua dan berarti ketemu atasan saya itu. Saat dia datang, saya langsung melaporkan kesalahan yang saya buat, walaupun sebelum-sebelumnya saya sudah melaporkan. Saya ingin menangis setiap melihat kesalahan yang saya buat tersebut. Tapi PUJI TUHAN, atasan saya itu mengatakan tidak apa-apa dan semuanya bisa diatasi. Saya merasa lega. Jawaban Ibu itu seperti kesempatan yang Tuhan berikan untuk saya bekerja lebih baik lagi.
Terima kasih Tuhan Yesus, sekalipun setiap hal yang menolongku terlihat masuk akal, tapi bagiku semuanya adalah mukjizat. Yang akan selalu terasa manis saat kukecap.
Selama seminggu dan liburan saya merasa murung sekalipun saya masih bisa tertawa haha hihi. Membuat kesalahan dalam pekerjaan buat saya sangat memalukan dan saya mencapnya sebagai KEGAGALAN. Lebih dari itu, saya takut mengecewakan atasan saya dan membuat beliau repot.
Selama liburan, setiap kali saya mengingat masalah itu, saya hanya bisa mengaduh dan berkata “ Aku pasrah Tuhan. Aku berserah. Tidak apa-apa kalau aku harus dihukum.”…Saya terus berkata seperti itu. Berkali-kali Roh Kudus menguatkan kalau kesalahan saya itu wajar, tapi tetap saya tidak terhibur (kebangetan ga sih??)…
Setiap hari saya memikirkan masalah tersebut dan selalu merasa gusar. Saya menceritakannya pada orang-orang terdekat saya, tapi tidak mau menunjukkan kegusaran saya berulang-ulang…Takut menyebarkan hawa negatif :p…
Saya memutuskan berdiam diri dan pasrah…Bukan berserah lagi.. Sampai hari Minggu, waktu saya pulang dari Cilegon ke Jakarta. Roh Kudus bertanya pada saya, “ Kamu percaya mukjizat ga?”..Waktu itu saya tertegun…Saya berpikir terlalu logika sampai saya membatasi segala situasi yang bisa Tuhan ubah. Yang di otak saya, kalau saya salah saya pasti dimarahi atau dihukum, tapi Roh Kudus mengingatkan kalau Tuhan punya kuasa untuk mengubah segala situasi. Melembutkan hati atasan saya, atau ada barang yang bisa menggantikan barang yang saya rusak, atau kalau Tuhan mau, barang yang saya rusak tiba-tiba menjadi benar…
Waktu diingatkan soal ini saya cuma komit, saya percaya pada Tuhan. Apa pun nanti jadinya, saya percaya Tuhan dapat melakukan segala sesuatu. Sekalipun saya memang harus dihukum atau dimarahi, saya percaya Tuhan yang kasih kekuatan untuk menghadapi semua dengan sikap hati tetap bersyukur.
Ini hari pertama di semester dua dan berarti ketemu atasan saya itu. Saat dia datang, saya langsung melaporkan kesalahan yang saya buat, walaupun sebelum-sebelumnya saya sudah melaporkan. Saya ingin menangis setiap melihat kesalahan yang saya buat tersebut. Tapi PUJI TUHAN, atasan saya itu mengatakan tidak apa-apa dan semuanya bisa diatasi. Saya merasa lega. Jawaban Ibu itu seperti kesempatan yang Tuhan berikan untuk saya bekerja lebih baik lagi.
Terima kasih Tuhan Yesus, sekalipun setiap hal yang menolongku terlihat masuk akal, tapi bagiku semuanya adalah mukjizat. Yang akan selalu terasa manis saat kukecap.
0 Comments