Hari ini daripada nulis lagi suka baca. Hahahha..Dari tadi otak atik blog orang. Terus inget kalau banyak notes Aki yang bagus. Terus ambil yang ini. Ga tau apa hubungannya Bersolek Saat Terjun Payung sama isi tema tulisan huehehhe..
*Harusnya Aki lebih banyak nulis. Aakkakakkaka...
"For all the greatest thing You've done to me, especially created me as a Man.."
Judul yang aneh saat g buat tulisan ini, yah memang.. Tulisan ini dibuat supaya ada temen2 terbuka matanya melihat suatu fenomena yang saat ini "menggerogoti" kemaksimalan hidup kita. Mungkin nanti ada beberapa temen yang ga setuju dengan tulisan ini, it's okay, i appreciate your opinion guys, coz my point if view is based on truth, the truth that will set us free, not just good or better.
Sebuah statement sederhana tapi powerfull yaitu "menjadi seorang laki-laki adalah masalah kelahiran tetapi menjadi seorang pria sejati adalah masalah PILIHAN". Pilihan itulah yang menentukan hidup. Beberapa hari yang lalu seorang teman berkata "Pilihan itu bukan hanya sekedar baik, tapi BENAR". Kata2 yang sangat menguatkan. Hidup selalu dihadapkan dengan pilihan dan pilihan itu yang akan menentukan hidup kita. Pertanyaannya adalah "Apakah kita sudah menjadi Pria atau sekedar laki-laki?.
Salah satu jalan untuk kita belajar menjadi pria yang maksimal adalah "bertanggung jawab". Beberapa dari temen2 mungkin uda g ceritain tanggung jawab kita sebagai seorang pria itu apa aja, tapi klo mw ada yg minta dijelasin lagi, monggo.. hubungi saia..eheheheh..saia bukan ahli, tapi kita sama2 belajar.
Berbicara tentang salah satu tanggung jawab, salah satu yang terpenting adalah TANGGUNG JAWAB untuk MEMIMPIN. Sadar atau ga sadar, teman2 pria kita dilahirkan untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab sebagai seorang pemimpin. Kita harus berani mengambil tanggung jawab!!Mengapa bahu pria lebih lebar daripada wanita??...karena Pria harus memikul tanggung jawab lebih. Tanggung jawab seorang pria untuk memimpin adalah suatu keharusan. Fenomena yang terjadi saat ini banyak dari kita yang "melepaskan" tanggung jawab memimpin kepada wanita. Contoh sederhana, untuk pria2 yang uda memiliki pasangan, berapa banyak yang selalu "mengekor" pasangan wanita-nya?? saat wanita bertanya "kita mau makan dimana?"..dan sang pria menjawab "terserah kamu"..Alasan klasiknya "kita menghargai pilihan wanita", yeah, itu bener, tapi saat seorang wanita berkata seperti itu artinya dia (jamak) secara tidak langsung meminta untuk dipimpin!!..dan kita dengan entengnya berkata "terserah", that's not a good answer folks, buat g secara pribadi itu seperti memberi tanggung jawab kepada wanita. Pria harus bisa memimpin, bukan dengan diktator, tetapi dengan tegas tapi lembut.
Perbedaan yang mendasar dari kepemimpinan seorang pria dengan wanita adalah, Pria memiliki KEKUATAN. Seperti yang g bilang di bagian sebelumnya, bahu pria lebih lebar itu dianalogikan dengan KEKUATAN. Kepemimpinan dibutuhkan kekuatan. Kekuatan dibutuhkan saat melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan bukan berdasarkan pada Perasaan, perasaan membuat bimbang, bimbang berarti rapuh, rapuh berarti gampang hancur. Kelemahan dari beberapa orang adalah mengambil keputusan berdasarkan perasaan. Beberapa hari yang lalu g dengerin cerita seorang teman, seorang wanita bijak, dia punya masalah dimana ada seorang co yang menganggap temen g ini sahabatnya. Co ini kebetulan "digantung" sama pacarnya dan yang terjadi adalah sang co menghancurkan hidupnya dan sangat kesepian. Teman g ini datang dengan kasih yang murni untuk menolong dia, yang terjadi berikutnya sang co sangat bergantung kepada temen g ini. Wanita tidak memiliki masalah dalam mengasihi orang lain, oleh karena itu temen g ini berusaha sebaik mungkin untuk menjadi teman yang baik. Tetapi dia sampai pada suatu titik yang bilang "ini tidak bisa dibiarkan.. saya tidak boleh bersama dia terus", untuk menghindari kejadian "follow me". Temen g uda sampe pada suatu titik dia harus memutuskan hal yang terbaik, yaitu meninggalkan c co ini atau tetap menjadi teman. Perasaan temen g ini berkata "kan kasihan dia tidak ada teman lagi selain saya", perasaan itu yang membuat temen g ini rapuh dan jatuh dalam alam kebimbangan. Selesai dia cerita, g pun bilang "kamu harus meninggalkan co ini", bukan g bermaksud kejam, tetapi ini demi kebaikan c co dan temen g ini, dan untuk mendewasakan co ini dari masalah yang dia sendiri perbuat. Konsistensi, ketegasan dalam kepemimpinan itulah yang dicari Tuhan dan wanita.
Ada begitu banyak hak yang Tuhan beri buat kita pria2, terkadang kita berkata "Saya tidak bisa!" atau "Saya tidak mampu". Teman, ada kasih karunia yang cukup buat kita. Kasih karunia adalah kemampuan yang diberikan Bapa kepada kita untuk melakukan kehendakNya. Syukuri itu..
Masih ada banyak hal yang pgn banget g tulis, tapi lebih baik kita berdiskusi bersama2..eheheheh..ahahaha..ohohohohoho...ihihihihihi...uhuhuhuhuhu....
Referensi, "Kesempurnaan Seorang Pria" (Edwin Louis Cole)
*Harusnya Aki lebih banyak nulis. Aakkakakkaka...
"For all the greatest thing You've done to me, especially created me as a Man.."
Judul yang aneh saat g buat tulisan ini, yah memang.. Tulisan ini dibuat supaya ada temen2 terbuka matanya melihat suatu fenomena yang saat ini "menggerogoti" kemaksimalan hidup kita. Mungkin nanti ada beberapa temen yang ga setuju dengan tulisan ini, it's okay, i appreciate your opinion guys, coz my point if view is based on truth, the truth that will set us free, not just good or better.
Sebuah statement sederhana tapi powerfull yaitu "menjadi seorang laki-laki adalah masalah kelahiran tetapi menjadi seorang pria sejati adalah masalah PILIHAN". Pilihan itulah yang menentukan hidup. Beberapa hari yang lalu seorang teman berkata "Pilihan itu bukan hanya sekedar baik, tapi BENAR". Kata2 yang sangat menguatkan. Hidup selalu dihadapkan dengan pilihan dan pilihan itu yang akan menentukan hidup kita. Pertanyaannya adalah "Apakah kita sudah menjadi Pria atau sekedar laki-laki?.
Salah satu jalan untuk kita belajar menjadi pria yang maksimal adalah "bertanggung jawab". Beberapa dari temen2 mungkin uda g ceritain tanggung jawab kita sebagai seorang pria itu apa aja, tapi klo mw ada yg minta dijelasin lagi, monggo.. hubungi saia..eheheheh..saia bukan ahli, tapi kita sama2 belajar.
Berbicara tentang salah satu tanggung jawab, salah satu yang terpenting adalah TANGGUNG JAWAB untuk MEMIMPIN. Sadar atau ga sadar, teman2 pria kita dilahirkan untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab sebagai seorang pemimpin. Kita harus berani mengambil tanggung jawab!!Mengapa bahu pria lebih lebar daripada wanita??...karena Pria harus memikul tanggung jawab lebih. Tanggung jawab seorang pria untuk memimpin adalah suatu keharusan. Fenomena yang terjadi saat ini banyak dari kita yang "melepaskan" tanggung jawab memimpin kepada wanita. Contoh sederhana, untuk pria2 yang uda memiliki pasangan, berapa banyak yang selalu "mengekor" pasangan wanita-nya?? saat wanita bertanya "kita mau makan dimana?"..dan sang pria menjawab "terserah kamu"..Alasan klasiknya "kita menghargai pilihan wanita", yeah, itu bener, tapi saat seorang wanita berkata seperti itu artinya dia (jamak) secara tidak langsung meminta untuk dipimpin!!..dan kita dengan entengnya berkata "terserah", that's not a good answer folks, buat g secara pribadi itu seperti memberi tanggung jawab kepada wanita. Pria harus bisa memimpin, bukan dengan diktator, tetapi dengan tegas tapi lembut.
Perbedaan yang mendasar dari kepemimpinan seorang pria dengan wanita adalah, Pria memiliki KEKUATAN. Seperti yang g bilang di bagian sebelumnya, bahu pria lebih lebar itu dianalogikan dengan KEKUATAN. Kepemimpinan dibutuhkan kekuatan. Kekuatan dibutuhkan saat melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan bukan berdasarkan pada Perasaan, perasaan membuat bimbang, bimbang berarti rapuh, rapuh berarti gampang hancur. Kelemahan dari beberapa orang adalah mengambil keputusan berdasarkan perasaan. Beberapa hari yang lalu g dengerin cerita seorang teman, seorang wanita bijak, dia punya masalah dimana ada seorang co yang menganggap temen g ini sahabatnya. Co ini kebetulan "digantung" sama pacarnya dan yang terjadi adalah sang co menghancurkan hidupnya dan sangat kesepian. Teman g ini datang dengan kasih yang murni untuk menolong dia, yang terjadi berikutnya sang co sangat bergantung kepada temen g ini. Wanita tidak memiliki masalah dalam mengasihi orang lain, oleh karena itu temen g ini berusaha sebaik mungkin untuk menjadi teman yang baik. Tetapi dia sampai pada suatu titik yang bilang "ini tidak bisa dibiarkan.. saya tidak boleh bersama dia terus", untuk menghindari kejadian "follow me". Temen g uda sampe pada suatu titik dia harus memutuskan hal yang terbaik, yaitu meninggalkan c co ini atau tetap menjadi teman. Perasaan temen g ini berkata "kan kasihan dia tidak ada teman lagi selain saya", perasaan itu yang membuat temen g ini rapuh dan jatuh dalam alam kebimbangan. Selesai dia cerita, g pun bilang "kamu harus meninggalkan co ini", bukan g bermaksud kejam, tetapi ini demi kebaikan c co dan temen g ini, dan untuk mendewasakan co ini dari masalah yang dia sendiri perbuat. Konsistensi, ketegasan dalam kepemimpinan itulah yang dicari Tuhan dan wanita.
Ada begitu banyak hak yang Tuhan beri buat kita pria2, terkadang kita berkata "Saya tidak bisa!" atau "Saya tidak mampu". Teman, ada kasih karunia yang cukup buat kita. Kasih karunia adalah kemampuan yang diberikan Bapa kepada kita untuk melakukan kehendakNya. Syukuri itu..
Masih ada banyak hal yang pgn banget g tulis, tapi lebih baik kita berdiskusi bersama2..eheheheh..ahahaha..ohohohohoho...ihihihihihi...uhuhuhuhuhu....
Referensi, "Kesempurnaan Seorang Pria" (Edwin Louis Cole)
2 Comments