Guru: "Sekolah Itu Nyusahin".



Tiap liat ada anak-anak pergi ke sekolah,
entah kenapa mulut gua pengen nyengir lebar, tapi mata mau nangis.. =.=

Sekolah itu nyusahin, kata-kata itu keluar dari mulut seorang guru dan mendengarnya saya langsung mengernyit (walaupun saya dengarnya dari adik bimbingan saya). Bisa-bisanya guru bisa bilang seperti itu. Selain tempat mencari nafkah, buat seorang guru itu kan tempat menunjukkan siapa dirinya...I meant, aktualisasi diri. Suatu kebanggan kalau siswa yang kita ajar bisa enjoy dengan pelajaran, mendapatkan pengertian dan pemahaman baru (kalau perlu menemukan hal-hal baru yang lebih baik dari gurunya)...apalagi kalau mereka bisa mencetak prestasi.



Menderang guru bicara seperti itu saya agak miris (setengah pikiran saya berpikir, guru itu pasti sedang bercanda :p). Kata-katanya seperti mematahkan semangat siswa. Adik bimbingan saya yang mendengarnya saja terlihat kecewa. Tapi saya bangga waktu adik saya tersebut menjawab, "Mau jadi apa bangsa ini kalau tidak ada yang sekolah."..That was a great answer.
Mu jadi apa bangsa ini kalau tidak ada yang sekolah?? Makin kacau balau pastinya.


Ada lagi cerita adik bimbingan saya yang lain. Mereka berangkat ke sekolah tapi seharian bisa tidak ada guru di sekolah. OMG...Bikin sesakkk...How come?!! Gimana bisa??!! Adik-adik bimbingan saya ini berusaha untuk tetap sekolah, tapi guru tidak ada!! Saya bener-bener nyesek tiap kali baca cerita adik-adik seperti ini.

" Hari ini saya berangkat sekolah pagi-pagi. Tapi di sekolah ga ada guru lagi. ya Udah, main aja."

Mungkin mereka santai aja, tapi pasti nanti waktu adik-adik bimbingan saya itu ujian, bagaimana mereka bisa menjawab apa yang ada di soal?? *emosi jiwa. Mungkin memang begitu ya nasib anak-anak marginal. Sudah bisa sekolah pun belum tentu mendapatkan pendidikan terbaik.

Yang pasti berharap sekali akan ada guru-guru yang akan seperti Boss2 saya. Pak Hendra dan Ms. Kris. They teach not for them self. Mereka melakukannya karena mereka mencintai siswa-siswa di sekolah (mau nangis euy nulisnya). Mungkin mereka tidak bicara apa-apa, tapi saya bisa merasakannya waktu mereka bekerja keras dan berusaha untuk memberi yang terbaik buat siswa mereka. Sekalipun mereka malah dibenci (bangga banget bisa kerja bareng mereka...*berkaca-kaca).



Beberapa hari ini saya berpikir tentang visi dan mimpi saya. Saya pelan-pelan meruncingkan mimpi saya. Membangun sebuah sanggar. Dari hal yang kecil itu. Saya mau mulai dari situ. Buat adik-adik yang tidak mampu. Yang punya potensi tapi tidak tahu potensinya mau dikemanakan. Yang punya cita-cita tapi tidak tahu harus mulai dari mana.

Tidak tahu harus mulai dari mana...Cuma berjalan dulu di jalan yang sudah Tuhan percayain.

4 Comments