WOW!! Sudah hari ke empat Cup berlangsung... Semangat banget walaupun tiap hari kerja 12 jam, seminggu ini. Anak-anak antusias, saya pun ikut antusias.
Terlebih lagi melihat ketua OSIS yang bekerja keras. Yeah, dia mendedikasikan dirinya untuk Cup ini. Waktu dia cerita sampai 1111 karena teman-temannnya yang seperti "sesuatu yang ga penting" alias menyebalkan dengan menyalahkan OSIS, waktu itu saya cuma bisa rangkul dan dengerin, beri kata-kata yang bisa membuat dia mengerti kalau kondisi memang selalu ga mendukung. Entahkah itu belas kasihan ataukah itu karena saya melihat diri saya di dalam diri dia, saya mau menangis melihat dia. Tapi saya tahu dia kuat. I felt like a mother at the moment.
Di balik kejadian menyebalkan itu dan beberapa kejadian lain, seperti komplain peserta dan sekolah atau apa pun itu, saya melihat anak-anak belajar sesuatu. Belajar kalau ada rules yang memang ga boleh dilanggar. Ada kepentingan-kepentingan kelompok yang harus mereka perhatikan sekalipun sebenarnya bukan kepentingan pribadi mereka. Belajar tentang inisiatif dan "bertahan" dengan tugas yang membosankan.
Saya sendiri belajar untuk jadi orang tua yang tegas dan bukan hanya ingin menyenangkan hati anak-anak. I have to teach them something abaout attitude. Saya tidak tahu mengjarkan mereka dengan cara apa, yang saya pikirkan hanya tentang teladan.
Selain itu, stress dengan kontrak, belajar dance buat pertunjukan closing, dari pihak ini itu yang minta ini dan itu...OMG, gua ja pusing, apa lagi ketua OSIS. But I hope so much, it will end succesfully....
Satu lagi....:D.. Saya sangat merasakan pembelaan Tuhan menjaga anak-anak ini dan saya. Huaaa...saya mau menceritakan detailnya, tapi nanti saja karena sudah harus kembali bekerja. GAMBATEEE!!
Terlebih lagi melihat ketua OSIS yang bekerja keras. Yeah, dia mendedikasikan dirinya untuk Cup ini. Waktu dia cerita sampai 1111 karena teman-temannnya yang seperti "sesuatu yang ga penting" alias menyebalkan dengan menyalahkan OSIS, waktu itu saya cuma bisa rangkul dan dengerin, beri kata-kata yang bisa membuat dia mengerti kalau kondisi memang selalu ga mendukung. Entahkah itu belas kasihan ataukah itu karena saya melihat diri saya di dalam diri dia, saya mau menangis melihat dia. Tapi saya tahu dia kuat. I felt like a mother at the moment.
Di balik kejadian menyebalkan itu dan beberapa kejadian lain, seperti komplain peserta dan sekolah atau apa pun itu, saya melihat anak-anak belajar sesuatu. Belajar kalau ada rules yang memang ga boleh dilanggar. Ada kepentingan-kepentingan kelompok yang harus mereka perhatikan sekalipun sebenarnya bukan kepentingan pribadi mereka. Belajar tentang inisiatif dan "bertahan" dengan tugas yang membosankan.
Saya sendiri belajar untuk jadi orang tua yang tegas dan bukan hanya ingin menyenangkan hati anak-anak. I have to teach them something abaout attitude. Saya tidak tahu mengjarkan mereka dengan cara apa, yang saya pikirkan hanya tentang teladan.
Selain itu, stress dengan kontrak, belajar dance buat pertunjukan closing, dari pihak ini itu yang minta ini dan itu...OMG, gua ja pusing, apa lagi ketua OSIS. But I hope so much, it will end succesfully....
Satu lagi....:D.. Saya sangat merasakan pembelaan Tuhan menjaga anak-anak ini dan saya. Huaaa...saya mau menceritakan detailnya, tapi nanti saja karena sudah harus kembali bekerja. GAMBATEEE!!
Postingan
0 Comments