Tunas Muda International School Cup sudah dekat dan semakin banyak yang harus diperhatikan. Dari hal-hal yang kecil sampai hal-hal yang besar. Mau gila rasanya saat semua hal terlihat berantakan dan tidak sesuai keinginan hanya karena saya tidak benar-benar tahu informasinya.
Setiap kali saya menemukan kalau saya tidak mengetahui informasi tentang perkembangan apa yang dilakukan anak-anak bimbingan saya, saya mulai kebakaran jenggot, walaupun wajah saya terlihat 'cool. Saya takut pada hal-hal yang akan terjadi diluar kendali saya. Saya takut tidak bisa menanganinya dan mengorbankan banyak hal.
Ya, komunikasi di dalam tim kami ini memang masih harus diperbaiki. Saya gatal ingin mengoreksi, gatal ingin campur tangan, dan gatal ingin merombak apa yang sudah mereka bangun. Tapi Tuhan mengajarkan saya untuk menahan diri dan percaya pada orang-orang yang saya pimpin dan memimpin saya.
Walaupun kadang bertanya-tanya pada setiap hal yang terlihat tidak rapih (terutama birokrasi), saya mencoba belajar untuk mengerti dan tetap melakukan bagian saya. Semua kesalahan membantu saya melakukan dengan cara yang benar di tugas berikutnya.
Mau meledak, iya...Tapi Tuhan menghibur saya akhir-akhir ini. PERCAYA..Kata-kata itu terngiang-ngiang dikepala dan hati saya. Percaya kalau semua akan baik-baik saja. Percaya kalau situasi seperti ini akan bisa saya hadapi. Percaya kalau Tuhan akan memberikan mukjizat dan pembelaan untuk setiap aspek hidup saya.
Dia cuma minta saya untuk percaya. I do it...dan saya percaya sudah terima semua janji-Nya di tangan saya.
Terima kasih, Babe.
Setiap kali saya menemukan kalau saya tidak mengetahui informasi tentang perkembangan apa yang dilakukan anak-anak bimbingan saya, saya mulai kebakaran jenggot, walaupun wajah saya terlihat 'cool. Saya takut pada hal-hal yang akan terjadi diluar kendali saya. Saya takut tidak bisa menanganinya dan mengorbankan banyak hal.
Ya, komunikasi di dalam tim kami ini memang masih harus diperbaiki. Saya gatal ingin mengoreksi, gatal ingin campur tangan, dan gatal ingin merombak apa yang sudah mereka bangun. Tapi Tuhan mengajarkan saya untuk menahan diri dan percaya pada orang-orang yang saya pimpin dan memimpin saya.
Walaupun kadang bertanya-tanya pada setiap hal yang terlihat tidak rapih (terutama birokrasi), saya mencoba belajar untuk mengerti dan tetap melakukan bagian saya. Semua kesalahan membantu saya melakukan dengan cara yang benar di tugas berikutnya.
Mau meledak, iya...Tapi Tuhan menghibur saya akhir-akhir ini. PERCAYA..Kata-kata itu terngiang-ngiang dikepala dan hati saya. Percaya kalau semua akan baik-baik saja. Percaya kalau situasi seperti ini akan bisa saya hadapi. Percaya kalau Tuhan akan memberikan mukjizat dan pembelaan untuk setiap aspek hidup saya.
Dia cuma minta saya untuk percaya. I do it...dan saya percaya sudah terima semua janji-Nya di tangan saya.
Terima kasih, Babe.
0 Comments