Satu sore saat saya baru saja selesai mandi, tiba-tiba pikiran saya berputar dan berujung pada perenungan tentang gambar diri.
Jika kita membicarakan tentang gambar diri, saya selalu teringat pada adik perempuan saya. Beberapa kali kami sering membicarakan tentang kelemahan-kelemahannya. Bagaimana dia tidak bisa menjawab dengan santai apa yang ditanyakan teman-temannya atau sekedar membalas candaan teman-teman sekantornya. Belum lagi pemikirannya tentang wajahnya yang menurutnya 'jelek'. Dia merasa aneh jika berdandan feminim. Wajahnya langsung menunjukkan ekspresi jijik seperti melihat kotoran. Padahal dirinya sangat suka berdandan, tetapi jika dia melihat dirinya sendiri terpoles make up dan tidak sesuai keinginannya, ia langsung merasa jijik pada bayangannya di cermin.
Gambar diri sebenarnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan kita. Apa yang lingkungan katakan tentang diri kita akan menjadi bagian dari gambaran kita terhadap diri kita sendiri. Entah kita menyadarinya atau pun tidak.
Belum lagi media massa yang menggambarkan kecantikan dan keindahan dalam ciri-ciri terntentu. Kita yang setiap hari melihat dan mendengar ciri dan standar tersebut mulai terpaku dan mulai mencermati diri kita sendiri. Jika ciri-ciri kita tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh media, berarti kita tidak cantik atau buruk.
Namun, pada akhirnya kita tidak bisa menyalahkan media massa atau pun lingkungan kita. Media massa dan lingkungan memang banyak mempengaruhi kita, tetapi yang memutuskan apakah kita akan menelan bulat-bulat apa yang kita terima dari luar sana atau tidak. Kita sendiri secara pribadilah yang seharusnya belajar mengenal dan mencintai diri kita sendiri.
Kata-kata ini begitu mudah untuk diucapkan, tetapi sulit untuk dilakukan. Banyak orang menyadari bahwa mereka harus menerima diri mereka sendiri dengan apa adanya, tetapi mereka tidak tahu bagaimana caranya.
Ya,kuncinya adalah pada belajar mengenal dan mengamati bagaimana kita berpikir, bagaimana kita merasa, seperti apa respon otomatis kita dsb. Jika kita mengenali diri kita sendiri dengan lebih dalam, maka bukan hal yang tidak mungkin untuk kita bisa menerima diri kita sendiri, menghargai diri, bahkan berubah menjadi lebih baik.
Disini saya ingin membagikan beberapa hal yang sudah saya lakukan dan akan terus saya lakukan untuk mengenal diri saya sendiri dan membangun diri menjadi pribadi yang lebih positif. Hal-hal ini saya dapatkan dari perenungan-perenungan saya terhadap masalah kehidupan pribadi, kotbah di gereja, perenungan firman Tuhan, mendengarkan masalah orang lain, dan pengamatan saya akan sekeliling.
1. Sadari "SIAPA SAYA?!"
Saya anak perempuan kedua di keluarga saya. Saya sering sakit-sakitan sejak kecil. Bla..bla..bla...Mengapa hal-hal kecil yang sepertinya tidak penting ini harus selalu kita ingat? Ya, kita harus mengingatnya untuk menyadarkan siapa diri kita sesungguhnya.
Setiap orang akan memiliki latar belakang yang berbeda-beda yang biasanya akan mempengaruhi keunikan kepribadian setiap orang. Tetapi...Dari setiap detail hidup kita yang menjadi jati diri kita, entahkah itu baik atau buruk, kita harus mengingat satu hal yang tidak boleh kita lupakan sama sekali, yaitu bahwa kita ciptaan yang sempurna, mulia, dan dikasihi Pencipta kita. Tidak ada yang lebih penting untuk mengingat siapa dari kita selain dari hal ini.
2. Kenali Karakter Dasar.
Mengenali karakter dasar diri kita itu penting. Bukan untuk mencari-cari alasan saat kita membuat kesalahan, tetapi supaya kita lebih 'aware' pada diri kita sendiri.
Kita akan mengerti kelemahan-kelemahan apa saja yang sering menguasai kita. Sekali lagi bukan untuk mematok " Ya, saya memang orang yang seperti ini!", tetapi untuk belajar menerima kelemahan kita dan mengantisipasinya.
Saya kurang setuju jika orang mengatakan " Apa kekuranganmu?" Menurut saya setiap orang tidak pernah punya kekurangan. Mereka hanya punya kelemahan dan kelemahan itu sendiri adalah kelebihan mereka. Yang perlu kita lakukan adalah mengelola kelemahan dan kelebihan tersebut.
3. Menerima Kelemahan dan Kelebihan
Untuk hal yang ketiga ini, yang perlu kita lakukan adalah menerima diri kita sendiri secara utuh. " Ya, ini kelemahan saya. Ya, ini kelebihan saya. Ini saya utuh. Jika saya tidak memiliki kelemahan ini, maka itu bukan saya. Kelemahan itu memang bagian dari hidup saya dan mengakui kelemahan itu ada di dalam diri saya." Dengan mengakui kelemahan kita, kita menjadi lebih kuat di dalam kekuatan kita. Kita harus mengatakan pada diri kita sendiri setiap hari bahwa diri kita unik dan utuh, baik itu kelemahan dan kelebihan, semuanya merupakan bagian dari diri kita.
4. Kenali Akar Kelemahan.
Tidak cukup hanya dengan menerima kelemahan kita, kita pun harus melakukan pengolahan terhadap kelemahan kita. Untuk mengolah kelemahan kita, kita harus mengenali akar dari kelemahan-kelemahan kita.
Kelemahan manusia pada dasarnya memiliki akar yang namanya 'takut'. Berbagai macam ketakutan manusia mengendalikan kekuatan mereka dan merubah kekuatan itu menjadi kelemahan.
Seseorang bisa memiliki kekuatan yaitu sifat 'pemberani' dan tidak takut akan apa pun, tetapi kekuatan itu akan menjadi merusak dan menjadi sebuah kelemahan pada saat dikuasai yang namanya ketakutan. Seseorang yang pemberani dan 'tidak takut akan apa pun' bisa menjadi seorang yang arogan, agresif, bahkan merugikan orang lain pada saat dirinya dihantui rasa takut dikecewakan, takut gagal, takut diremehakan dsbnya. Karena ketakutkutan-ketakutan itu, kekuatan seseorang menjadi boomerang yang merusak bagi dirnya sendiri.
Oleh karena itu, kenali rasa takut yang sering menguasai diri kita dan merusak potensi-potensi di dalam diri kita. Saat kita mengenali ketakutan apa yang menguasai diri kita, maka kita bisa melawannya dengan pikiran-pikiran baru.
Pikiran-pikiran baru tidak bisa kita dapat begitu saja. Itulah sebabnya kita harus membaca firman Tuhan setiap hari. Firman itu menjadi pikiran-pikiran dan pengertian baru di dalam diri kita.
Contohnya, kita memiliki rasa takut gagal yang membuat kita tidak pernah berani mencoba. Padahal kita sangat ingin mencoba suatu hal yang baik yang kita tahu sebenarnya kita bisa melakukannya. Ketakutan ini bisa kita lawan dengan pengertian melalui firman Tuhan bahwa Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita jatuh sampai tergeletak. Atau dalam kalimat sederhana, kita tidak akan rugi apa-apa. Jikalau pun kita gagal, kita akan mendapatkan pelajaran baru yang mendewasakan dan memberi nilai lebih bagi diri kita sendiri. Yakinkan diri kita dengan kebenaran bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam diri kita selalu mendatangkan kebaikan dan Tuhan tidak pernah merancangkan hal-hal celaka bagi diri kita.
Kita harus menguasai ketakutan kita, bukan ketakutan menguasai kita.
5.Kelola Kelemahan dan Kelebihan Kita.
Saat kita mengenali dan menguasai kelemahan kita, maka kita sedang menambahkan kelebihan ke dalam kelebihan kita.
Dan bukan hal yang tidak mungkin kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik yang akan memberikan dampak yang lebih baik bagi orang-orang di sekeliling kita.
Itulah kelima cara yang saya ketahui tentang bagaimana membangun dan terus belajar mengembangkan diri saya dan karakter saya. Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal detail yang ingin saya bagikan, tetapi untuk sementara ini saja.
Semoga memberkati. God Bless.. ^^
*Moga2 kapan2 bisa ditambahin beberapa referensi biar lebih membantu.. :D
0 Comments