[Tags] Rendah Hati


Jaman saya masih kerja di TM, saya pernah mengalami moment tidak enak. Waktu itu saya sedang duduk, makan siang bersama beberapa staff TM. Seperti biasa, kami ngobrol sana dan sini. Mulai dari yang tidak penting sampai yang penting.

Akhirnya obrolan mengalir ke arah persiapan TMIS Cup yang sudah pasti semua orang bertanya kepada saya sebagai pembina OSIS bagaimana perkembangannya. Di tahun-tahun sebelum saya bekerja, biasanya euforianya sudah terasa, tapi saat itu tidak sama sekali. Teman-teman staff langsung bertanya, kenapa, ada apa, bintang tamu siapa. Bahkan mereka memanggil salah satu guru yang turut menjadi penanggung jawab acara ini.



Waktu ia ditanyakan tentang TMIS Cup, beliau bilang tidak tahu apa-apa. Saya sendiri jadi kaget mendengarnya. Bahkan beliau mengeluarkan uneg-unegnya tentang bagaimana sikap panitia padanya yang tidak pernah mengundang rapat. Teman-teman staff lain jadi ikut memanas-manasi dan ikut curhat tentang sikap anak-anak yang terkadang kurang berkenan di hati mereka.

Jujur saat itu saya merasa terpojok. Tidak merasa salah dan malah lebih tersinggung. Saya ingin menyalahkan anak-anak murid saya yang tidak bisa bersikap dengan baik dan akhirnya malah saya yang terpojok. Saya kesal ke ubun-ubun. Ingin membela diri dan mengatakan " Itu bukan urusan saya! Kenapa tidak datang saja tanpa perlu diundang dan bla..bla...." tapi tentu saja saya tidak mengatakannya. Mengatakan apa yang jadi isi hati saya pada saat kepala saya panas hanya akan menimbulkan masalah dan membuat hubungan kami sesama rekan sekerja tidak enak.

Awalnya saya tidak mau peduli dengan masalah tersebut, tapiii.... Huiihh... Tuhan berkata lain. Dia membuat hati nurani saya dikucek-kucek sampai saya memikirkannya tidak enak. Hal seperti ini adalah masalah dan akan menjadi semakin besar jika dibiarkan, terlebih lagi tidak membantu anak-anak murid belajar sesuatu.

Waktu itu Tuhan ajarkan saya tentang kerendahan hati. Kerendahan hati untuk mendengarkan teguran dari orang lain walaupun teguran itu tidak disampaikan dengan cara yang membuat saya nyaman.

Jujur, sejujurnya waktu itu berat sekali karena saya benar-benar marah dan tersinggung. Bahkan saya tidak bisa melihat wajah rekan kerja saya. Saya berharap mereka bisa menyampaikan keluh kesah mereka dengan tidak cara memojokkan, tapi saya tahu hal seperti itu akan sulit. Nilai-nilai yang saya pegang berbeda dengan yang nilai yang mereka pegang. Bisa jadi akhirnya mereka nantinya tidak mengerti.

Tuhan tahu isi hati saya, dia tahu saya masih merasa berat untuk mendengarkan kritikan mereka. Akhirnya Tuhan ingatkan untuk saya melepaskan pengampunan kembali. Sekalipun, sebenarnya jika ditelusuri sebenarnya memang saya yang salah. Saya tidak memastikan anak-anak murid saya bekerja sama dengan para staff. Dalam hal ini, Tuhan ingin saya mengampuni teman-teman sekerja saya dengan cara mereka menyampaikan isi hati mereka. Cara yang menurut saya menyudutkan saya dan membuat saya tersinggung.

Waktu saya berdoa dan melepaskan pengampunan untuk satu-satu teman saya, saya merasa lega. Tuhan beri pengertian dari sudut pandang mereka apa yang mereka rasakan. Saya jadi bisa lebih mengerti dan bisa dengan rendah hati menerima kritikan mereka.

Esoknya, saya bisa mengambil tindakan dan menegur ketua panitia untuk mengundang guru  yang terlibat dalam rapat acara. Di rapat yang akhirnya beliau hadiri, guru tersebut meluapkan uneg-unegnya. Saya belajar sesuatu dari beliau, belajar untuk jujur pada anak-anak sehingga anak-anak juga belajar. Masalah beres dan anak-anak bahkan bisa melakukan tugas mereka dengan lebih baik dengan adanya guru tersebut.

Hubungan saya dengan staff yang lain juga baik-baik saja. Saya juga jadi lebih bisa menerima masukan dan kritik mereka yang ingin mereka sampaikan pada panitia acara. Saya menjadi lebih bersukacita waktu akhirnya mereka merasa puas dengan acara penutupan TMIS Cup.

Ini salah satu pengalaman saya bagaimana Tuhan mengajarkan saya tentang kerendahan hati. Benar-benar tidak enak. Apalagi saya orang yang sangat tidak suka dikritik.

Saya orang yang akan mempertahankan pendapat saya dan mengatakan orang lain salah kalau pendapat mereka berbeda dan tidak dimasuk akal saya. Mungkin cara bicara saya masih halus dan terdengar tenang, tapi jauh di lubuk hati dan otak saya, saya keras hati. Saya sombong dengan pengertian saya sendiri.

Lewat kejadian dengan teman-teman saya itu, Tuhan menggembleng saya untuk mengerti kalau saya tidak selalu benar. Kalau saya butuh orang lain untuk melihat kesalahan saya. Tuhan ajarkan saya untuk memasang telinga sebelum saya marah. Belajar mengerti apa yang ingin dikatakan orang lain sebelum hati saya merasa panas. Mengosongkan hati dari pendapat sendiri untuk mengerti isi hati dan jalan berpikir orang lain.

Sampai saat ini, pengalaman itu menjadi pengalaman paling kuat yang mengubah saya. Benar-benar tidak enak, tapi Tuhan berikan kelegaan waktu saya mau dibentuk dan diajar.

Nah, ini pengalaman saya tentang kerendahan hati, bagaimana dengan teman-teman??



Mazmur 25:9 Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati.

Amsal 15:33 Takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berdasarkan perdebatan di group Open Letter Community.. Hahhaha.. Biar group lebih aktif dan yang lagi pada nulis jadi mau nulis, kita ambil ide dari Echa dan blog sepatu merah. Kita buat tags dengan tema tertentu dan diikuti para blogger lainnya. Tags ini ga dipaksa ikutan, siapa saja yang tertarik boleh. Boleh nulis di blog atau juga di note FB.

Cara ikutannya gimana?? Buat postingan blog atau note sesuai dengan tema yang telah dibuat dan diposting di group. Tuliskan link postingan kamu di comment blog yang membuat tags dan di group ya, biar teman-teman bisa baca kesaksian kamu. Judul tidak harus sama dengan tag, bebas sesuai hati nurani kamu *halaahhh

Untuk tag pertama ini sebenarnya saya pengen kasih hadiah, tapii... Hahhaha... Doakan saja ya. Semoga bisa kasih yang terbaik. Jadi, hadiahnya bakal kejutan :D.

2 Comments